Sebuah cerita horor yang mengikuti petualangan tiga orang sahabat sejati Maxim, Alexa Dan Leo yang tinggal diDESA BATU CHADAS yang terletak diHOLLAND TENGAH. Pada malam Halloween tiba mereka memutuskan untuk menyelidiki sebuah Rumah Tua yang terkenal angker dan dihuni oleh penyihir yang bernama Hiltja.
Ketiga nya terdorong rasa ingin tahu untuk menemukan bukti yang katanya dirumah tua itu terdapat sebuah kutukan yang berhubungan dengan dunia kegelapan.
Setelah mereka berhasil mengungkapkan misteri rumah tua itu. Mereka menyadari bahwa rumah tua bukan hanya berhantu saja.
Melainkan bisa menghubungkan dunia lain, yaitu dunia manusia dan roh. yang memprediksi tentang kebangkitan roh roh jahat yang bisa membuat manusia diambang kehancuran antara hidup dan mati.
Bagaimana kah kelanjutan kisah ini. Mampukah mereka melindungi manusia dari kehancuran???
Yukk kita baca sama sama dijamin seru...
Pesan moral yang bisa ambil. Dengan ketulusan dalam persahabatan bisa mengalahkan semuanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wida_Ast Jcy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 27. KETIGA KUNCI YANG DITEMUKAN
Setelah mereka mereka menemukan ketiga kunci itu mereka pun mebuka pintu menara itu Dan setelah pintu itu terbuka. Alexa, Maxim Dan Leo melangkah masuk dengan hati hati. Terlihat didalam ruangan pilar pilar dengan ukuran yang aneh.
Udara saat itu pun terasa dingin mencekam tidak seperti biasa yang membuat nuansa saat itu lebih menegangkan. Ditambah lagi suara kaki yang terdengar menggema.
"Tempat ini seperti sudah lama ditinggalkan. Walaupun begitu masih tampah megah Dan indah. "gumam Maxim sambil mengamati pilar pilar itu.
Ukiran ukiran nya tampak aneh seperti menggambarkan sosok makhluk setengah manusia setengah bayangan yang tampak sangat tidak jelas.
Dan ditengah ruangan terdapat baru altar yang memancarkan sinar terang redup. Dan diatas nya tampak sebuah kristal berwarna ungu berputar perlahan. Dan dikelilingi kabut hitam yang bergerak mengelilingi.
"Apakah itu inti kegelapan? coba kalian lihat."ucap Leo yang terpukau melihat bola kristal itu.
Alexa mengangguk sambil memandang dengan seksama.
"Seperti nya kita harus menghancurkan nya juga. Agar semuanya ini berakhir. Tapi tunggu dulu, aku dari tadi merasa kan sesuatu yang aneh. Apakah kau merasakan nya Leo? " tanya Lexa.
Belum sempat mereka mendekati bola kristal itu, tiba tiba ruangan terjadi gempa Dan bergoncang sangat hebat. Membuat mereka terpenting panting.
Dan dari kegelapan muncul sosok besar berbentuk Naga raksasa dengan badan seluruh tampak hitam. Matanya merah menyala. Dan nafasnya mengeluarkan asap hitam.
Uwahahaaa....
Uwahahaaa...
Uwahahaaa...
"Kalian melangkah terlalu jauh anak muda. Kalian tidak akan mampu melewati ujian yang aku berikan. Kalian tidak akan berhasil melewati ku. " suara naga itu bergema dengan tawa yang dasyat.
Leo mengangkat belatinya. kami tidak takut dengan ujian ujian yang kamu berikan. Selagi kami bertiga kami pasti bisa memusnahkan mu. "ucap Leo sombong.
Naga itu menggeram. "Baiklah anak muda. Diantara kalian hanya akan ada satu yang bisa menang melawan ku. Siapkan diri kalian. " ucap Naga itu
Alexa terkejut. “Apa maksudmu hanya satu dari kami? Kami sudah sampai sejauh ini bersama-sama!”
“Hanya yang paling layak yang bisa menghancurkan inti kegelapan ini,” jawab naga itu. “Yang lain harus mengorbankan diri demi kemenangan.”
Maxim mengepalkan tangannya. “Ini tidak adil! Kami sudah melewati begitu banyak rintangan bersama. Mengapa harus ada pengorbanan?”
Dan Naga itu tidak menjawab. Malah sebaliknya dia membuka? mulut nya. dn mengeluarkan semburan api. hitam yang siap membakar kami bertiga.
Dan dengan seketika ruangan itu tampak berubah. Dengan pilar pilar itu mulai runtuh Dan terbelah Dan menciptakan jurang yang dalam.
Leo berteriak. “Kita harus mengalahkannya sebelum semuanya runtuh!”
“Tapi bagaimana? Kekuatan kita tidak cukup untuk melawannya!” seru Maxim.
Alexa melihat ke arah batu Velka di tangannya. Cahaya dari batu itu tampak memudar, seolah merespons energi gelap yang memenuhi ruangan. Namun, Alexa tidak menyerah. “Kita tidak bisa mundur sekarang. Jika memang harus ada pengorbanan, biar aku yang melakukannya.”
Leo dan Maxim terkejut. “Tidak, Alexa! Kami tidak akan membiarkanmu melakukannya sendiri!” kata Leo.
“Kalian harus mendengarkan aku!” balas Alexa dengan suara tegas. “Batu Velka ini hanya merespons niat yang paling murni. Jika aku bisa menggunakan kekuatannya dengan benar, kita bisa menghancurkan naga ini dan inti kegelapan tanpa kehilangan siapa pun.”
Maxim ragu-ragu. “Tapi bagaimana jika itu gagal? Kau bisa—”
“Percayalah padaku,” potong Alexa. “Kalian hanya perlu melindungiku dari serangan naga itu. Aku akan mencoba sesuatu.”
Tanpa menunggu jawaban, Alexa maju ke tengah ruangan, mendekati altar dan bola kristal ungu. Naga itu melihatnya dan mengeluarkan raungan keras, mengayunkan ekornya yang besar ke arah Alexa. Namun, Maxim dan Leo bergerak cepat, menghadangnya dengan serangan gabungan mereka.
“Ayo, Alexa! Kami akan menahan serangannya!” teriak Leo.
Alexa memejamkan matanya, memegang batu Velka erat-erat. Ia pun fokus pada energy yang ada ditubuhnya untuk menyelamatkan dunia dari kegelapan. Batu itu mulai terang bercahaya bahkan lebih terang dari sebelumnya. Hingga menyilaukan seluruh ruangan.
Naga itu mersa terganggu dengan kilau cahaya nya. Yang membuat dia semakin marah. “Apa yang kau lakukan, manusia?” geramnya.
Alexa membuka matanya yang kini bersinar seperti batu Velka. “Aku tidak akan membiarkan kegelapan menang. Dengan kekuatan cahaya ini, aku akan menghancurkanmu!”
Alexa mengangkat Batu Bella itu tinggi tinggi Dan dengan sekelip kata cahaya itu menghantam Naga dengan dasyat.
Naga itu mencoba melawan dengan menyemburkan Api Dan kabut hitam. Tetapi cahaya batu velka lebih kuat Dan menelan api dan kabut itu.
hingga terjadi ledakan.
Duaaarrr...
Duaaarrr...
Duaaarrr... (suara ledakan dasyat)
“Tidak! Ini tidak mungkin!” raung naga itu saat tubuhnya mulai terurai menjadi bayangan.
Dengan jeritan terakhir, naga itu lenyap, meninggalkan ruangan dalam keheningan. Batu Velka di tangan Alexa kini bersinar dengan lembut, dan bola kristal di altar berhenti berputar.
“Alexa, kau berhasil!” seru Maxim, berlari ke arahnya bersama Leo.
Namun, Alexa tampak lemah. Ia jatuh berlutut, napasnya tersengal-sengal. “Aku... baik-baik saja. Tapi... kita belum selesai. Inti kegelapan itu masih ada.”
Leo melihat ke arah bola kristal. “Apa yang harus kita lakukan sekarang? Kalau kita menghancurkannya, apakah ini akan berakhir?”
Alexa mengangguk pelan. “Ya, tetapi menghancurkannya akan membutuhkan sisa energi dari batu Velka. Dan setelah itu... aku tidak tahu apa yang akan terjadi.”
Maxim menggenggam bahu Alexa. “Kita akan melakukannya bersama. Apa pun yang terjadi, kita akan menghadapinya bersama.”
Mereka bertiga mendekati altar. Dan Alexa mengangkat lagi batu velka itu untuk yang terakhir kalinya. Cahaya batu itu mengelilingi bola kristal Dan terjadi lah sebuah ledakan dari bola kristal itu.
Duaaarrr...
Duaaarrr...
Duaaarrr...
Bola kristal itu hancur menjadi serpihan kecil. Dengan seiring kabut hitam pun tiba-tiba menghilang ditelan cahaya batu Velka itu.
Saat semua nya berakhir mereka bertiga pun terpelanting ke lantai dengan tersungkur. Tapi tampak lega. Kerena mereka sudah menghancurkan kegelapan itu. “Apakah ini... sudah selesai?” tanya Leo.
"Apakah kita berhasil. Apakah pertempuran ini kita kalahkan sekali lagi. Kita menanggg... "soraknya lagi.
Alexa mengangguk, tersenyum lemah. “Ya. Inti kegelapan telah dihancurkan. Tapi perjalanan kita belum selesai. Masih ada yang harus kita lindungi di luar sana.” Perjalanan kita masih panjang lagi. " jawab Lexa.
Dan mereka saling bantu membantu untuk bangkit. Lalu berjalan keluar menara. Yang tadi nya langit tampak merah darah kita tampak normal biru indah dan cerah. Tampak dunia sedang menyambut mereka.
Tapi jauh dalam lubuk hati mereka. Ini belum berakhir karena masih banyak lagi ancaman yang datang. Selagi pintu pintu roh masih terbuka. Dan mereka akan terus bertempur.
(Apakah mereka akan terus menang melawan roh roh itu?? nantikan kelanjutan nya)
BERSAMBUNG...
