NovelToon NovelToon
Si Mesum Arya

Si Mesum Arya

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: M. Novri Al-zanni

Aiko seorang gadis cantik yang memiliki garis keturunan orang jepang pindah ke Indonesia untuk melanjutkan sekolahnya di Indonesia karena urusan pribadi keluarganya.

Aiko pindah sekolah saat menduduki bangku kelas 3 di SMAN Rubinium. Saat pertama kali masuk sekolah, Aiko menjadi pusat perhatian karena memiliki paras yang cantik. Kulitnya yang putih dan tubuhnya yang ideal membuat para gadis iri melihat tubuhnya yang begitu sempurna.

Aiko di sukai oleh banyak laki-laki di sekolahnya dan tidak jarang ada orang yang menyatakan perasaannya. Tapi semuanya di tolak oleh Aiko karena ia ingin berfokus pada masa depan dan karirnya.

Awalnya ia mengira kehidupan sekolahnya di Indonesia akan baik-baik saja dan berjalan seperti biasanya. Tapi kejadian-kejadian aneh mulai bermunculan, gangster, tawuran, geng motor, dan hal-hal aneh lainnya.

Sampai suatu kejadian yang tidak pernah diperkirakan muncul dan menimpa Aiko. Aiko terpaksa menikahi seorang murid laki-laki yang sekelas dengannya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon M. Novri Al-zanni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Teka-teki 2

Hari semakin gelap dan matahari sudah sepenuhnya terbenam di barat. Lampu di lorong-lorong sekolah terlihat cukup redup dan menciptakan suasana yang mencengkram. Suasana yang sunyi dan hanya ada mereka bertiga di sekolah itu dan tidak ada siapapun di sana.

Mereka berjalan dari lantai 3 ke lantai 1 dengan menuruni tangga. Perpustakaan sekolah ini terdapat di lantai satu, tepatnya berada di ujung lorong lantai satu. Mereka bertiga berjalan dengan perlahan-lahan dan tidak ada yang berani untuk mulai berbicara di antara mereka.

Hingga akhirnya mereka sampai di lantai satu dan keadaan di lantai satu lebih menyeramkan dari pada lantai-lantai sebelumnya. Di seluruh area lantai satu begitu gelap dan tidak ada satupun lampu yang menyala, kecuali satu lampu yang berada di atas pintu perpustakaan. Entah mengapa suasana ini mengingatkan mereka kepada sesuatu yang menyeramkan akan muncul.

Arya menelan ludah dengan berat dan berkata kepada Toni, "Toni, kau bisa jalan terlebih dahulu sekarang" ucap Arya yang mencari alasan karena merasa takut.

Toni juga merasa takut tapi ia tidak ingin menunjukkan rasa takutnya kepada Arya hingga akhirnya ia berkata, "Apa kau takut? Huh, ku kira kau sosok yang pemberani" ucap Toni yang bersikap sok berani.

Arya merasa sedih kesal dengan sikapnya akhirnya ia mengakui bahwa ia takut, "Baiklah kalau begitu, jujur aku takut. Kalau kau memang orang yang pemberani maka jalanlah lebih dulu" ucap Arya sambil tersenyum menyeringai.

Kini Toni terjebak karena kata-katanya sendiri, dan pada akhirnya Toni harus berjalan lebih dulu di depan mereka berdua. Meskipun Toni merasa sangat takut dan membuat seluruh tubuhnya bergemetar, ia tetap berjalan. Toni merasa tidak ingin kalah karena itu ia tetap memberanikan dirinya.

"Baiklah kita sudah berada di depan pintu, ayo kita masuk ... Teman-teman kenapa kalian diam saja? ..." Ucap Toni sambil menengok ke belakang dan ternyata sedari tadi dia hanya berjalan sendirian.

Toni Langsung berlari dengan kencang kembali ke tangga sambil berteriak keras. Suara langkah kaki dan suara teriakannya hampir sama kerasnya. Begitu Toni sampai di tangga, ia melihat Arya dan Angga tertawa terbahak-bahak menertawakan Toni yang wajahnya pucat karena ketakutan.

"Hahahahahaha! Lihat dirimu Toni! Hahahahahaha! aku sudah tidak sanggup lagi melihatmu sok berani seperti itu haha!" tawa Arya yang merasa puas melihatnya.

"Hahaha perutku sakit melihatmu berlari dengan kencang sambil berteriak! Hahaha!" tawa Angga yang membuat Toni jengkel dengannya.

"Kalau Arya yang menertawakan tidak apa-apa, tapi jika kau yang menertawakan ku itu membuatku jengkel!" ucap Toni dengan kesal.

"Baiklah baiklah, kalau begitu apakah kau sudah mengakui bahwa kau takut? Tuan pemberani?" ucap Arya sambil menyindir Toni.

Toni menggaruk-garuk kepalaku dan menjawab, "Iya! Iya! Kalau begitu ayo cepat kita pergi ke perpustakaan itu!" ucap Toni yang masih kesal dan sedikit malu.

Kemudian pada akhirnya mereka bertiga berjalan bersama-sama ke perpustakaan itu. Mereka bertiga masuk ke dalam perpustakaan itu. Lampu-lampu di perpustakaan juga sama redupnya dengan lampu-lampu yang ada di lorong-lorong lantai 2 dan lantai 3.

Ruangan perpustakaan ini cukup besar, dan banyak sekali bukune di rak buku yang tersusun rapi. Ruangannya juga cukup berdebu dan banyak sekali sarang laba-laba. Sepertinya ruangan ini jarang sekali di pakai karena sangat sedikit murid di sekolah ini yang menggunakan fasilitas perpustakaan.

"Sayang sekali, padahal ini adalah gudangnya ilmu pengetahuan. Tapi tempat ini terlihat sangat tidak layak untuk ditempati" ucap Arya sambil mencari-cari petunjuk yang diberikan oleh surat itu.

Mereka bertiga berpencar di perpustakaan itu untuk mencari petunjuk. Memeriksa apakah ada sesuatu dibalik buku-buku yang sangat banyak di rak buku, dan juga meja-meja. Mereka sudah mencari di seluruh tempat bahkan di setiap sudut perpustakaan itu. Tapi mereka tidak menemukan apapun yang bisa dijadikan sebuah petunjuk.

"Tidak ada apa-apa disini, apakah kalian menemukan sesuatu?" ucap Toni.

"Aku tidak menemukan apapun juga, mungkin saja itu adalah kejahilan seseorang" ucap Angga yang membuat Arya dan Toni mengerti dahinya sambil menatap Angga.

"Baiklah kalau begitu kita pulang saja, ini sudah malam" ucap Arya yang akhirnya semua orang setuju.

Kemudian pada akhirnya mereka semua berniat untuk segera pulang. Tapi begitu mereka melihat ada sesuatu yang menempel di pintu, seperti sebuah surat. Mereka mengurungkan niat mereka dan pada akhirnya mengambil surat yang tertempel di pintu itu dan membacanya.

"Astaga pantas saja kita tidak menemukan apapun, ternyata suratnya tertempel di balik pintu begitu kita masuk ke dalamnya" ucap Toni sambil menepuk kepalanya.

"Baiklah ayo kita buka surat itu" ucap Angga yang terlihat sudah tidak sabar.

Arya dan Toni lagi-lagi mengerutkan dahinya sambil menatap Angga dengan heran. Mereka berdua berpikir bahwa bukankah sebelumnya anak ini adalah anak yang paling penakut di antara kita semua. Tiba-tiba saja sifat Angga berubah dan terlihat seperti orang yang sangat menikmati omong kosong ini.

Toni mulai membuka isi surat itu dan membacanya, "Tolong pergilah ke gudang di belakang sekolah. Siapapun yang membacanya bantu aku agar aku tenang di sana" ucap Toni sambil membacakan surat itu.

Kemudian Angga mulai berpikir keras ,"Ini adalah teka-teki yang menarik, kita harus segera pergi ke gudang yang dimaksud tersebut" ucap Angga yang terlihat sudah siap dengan keadaan ini.

"Arya apa kau memikirkan hal yang sama denganku?" ucap Toni kepada Arya dengan wajah aneh.

"Kurasa iya, sepertinya orang ini sakit" ucap Arya dengan wajah heran.

Lalu pada akhirnya mereka bertiga pergi bersama keluar dari sekolah dan pergi ke belakang sekolah. Di belakang sekolah terdapat sebuah bangunan tua dan itu adalah gudang yang dimaksud. Bagian belakang sekolah jarang di kunjungi oleh murid-murid di sekolah ini karena tempatnya yang kotor.

Tempatnya yang kotor dengan lampu jalan yang kedap kedip membuat suasana menjadi lebih mencengkram. Bangunan tua yang disebut gudang itu terletak di ujung sudut belakang sekolah. Arya, Toni dan Angga berjalan bersama-sama mendekati bangunan tua itu.

Kemudian mereka melihat bahwa pintu masuknya tertutup oleh rantai dan gembok. Untungnya masih ada sebuah kunci gembok yang masih tergantung di gemboknya. Keadaan rantai, gembok, dan kunci gemboknya penuh dengan karat.

"Ini sulit sekali untuk dibuka karena sudah berkarat" ucap Arya yang mencoba memutar kuncinya namun tidak berhasil.

"Baiklah biar ku coba" ucap Toni yang mencoba untuk membuka gemboknya.

Namun Toni juga tidak berhasil untuk membuka gemboknya. Hingga akhirnya Angga menyerahkan dirinya untuk membuka gembok itu. Namun semua orang terkejut begitu melihat Angga berhasil membuka gembok itu.

Kemudian akhirnya mereka bertiga bekerja sama untuk menarik rantainya yang menggangu. Begitu seluruh penghalangnya telah terbuka semua, kini mereka bersiap untuk memasuki bangunan tua itu. Mereka bertiga menyentuh pintu bangunan itu secara bersamaan lalu membukanya bersama-sama.

... Dan pintu bangunan tua itupun terbuka lebar.

1
范妮·廉姆
Hai ka
gabung yu di GC Bcm
kita d sn akan belajar brg mengenai teknik nulis. sama Kaka mentor senior
JD ckup follow me
maka Kaka akan dpt undangan thx.
Novi Az-Zahra: sudah ku follow kak, jangan lupa invit yaa
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!