"pangeran nicolas dijatuhi hukuman pengasingan dari kerajaan vampir selama 100 tahun" ucap sang raja.
"tunggu kita masih belum mempunyai bukti kuat bahwa dia pelakunya" leon sang ahli waris ikut berbicara.
"semua bukti mengarah padanya, kita harus mengambil keputusan" jawab sang raja.
"tidak apa saya akan pergi, saya permisi" ucap nicolas yang berlutut di hadapan raja, kemudian berdiri dan pergi dari kerjaan vampir.
ia masuk ke dunia manusia, perjalanan apakah yang menunggunya disana?
sungguh cinta beda makhluk sangat menyesakkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon intan maggie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33
Hari grand final tiba,
Aurora sudah memasuki arena berhadapan dengan musuhnya, penyihir wanita muda seperti dirinya.
Penyihir itu berasal dari keluarga bangsawan, pantas saja dia mendapatkan banyak dukungan dari penonton, penonton terus berteriak memanggil namanya, Merlin.
Aku penasaran sekuat apa dia, sehingga mendapat dukungan yang luar biasa.
Tapi aku mencium ada bau vampir dari penyihir bernama merlin itu, walau tidak begitu kuat.
Merlin memulai penyerangan duluan saat waktu pertandingan dimulai.
Aurora menghindar, merlin seperti bisa membaca gerakan aurora, dia melemparkan serangan lagi, terus dan terus sedangkan aurora hanya menghindar, hingga dia sedikit kewalahan.
"Aurora dibuat kewalahan oler merlin, apakah dia masih mamlu bertahan?" Seru komentator.
"Apa dia akan baik-baik saja?" Tanya putri khawatir.
"Kita lihat saja hasilnya" jawab ku, aku sendiri tidak tau bagaimana hasilnya, aura kekuatan mereka hampir sama, kini mereka harus menggunakan kecerdasan masing-masing.
"Aku telah melihat pertandingan mu sebelumnya, kau terus menyerang bertubi-tubi dan tidak memberikan lawan mu kesempatan untuk menyerang" ucap merlin.
"Jadi begitu" sahut aurora.
Aurora menggunakan sihir penguatan tubuh.
Merlin mulai menyerang lagi, aurora menghindar. Ia terbang cepat ke arah merlin sambil menghindari serangannya.
"Oh mereka saling menyerang dan bertahan dengan sangat baik, siapa kah yang akan terkena serangan" seru komentator lagi.
Aurora memberikan serangan sihir saat sudah dekat, dan berhasil mengenai merlin, namun ia kembali berdiri.
"Merlin terkena serangan aurora, namun merlin masih mampu berdiri" seru komentator.
Aurora melancarkan serangan, tapi serangan itu ditangkis merlis dan berbalik ke arahnya, dia menggunakan sihir pelindung sambil mengatur nafasnya.
"Aurora kewalahan lagi, apakah dia masih bisa bertahan?" Seru komentator.
"Ada apa? Kau tidak menghindar lagi?" Tanya merlin yang kemudian langsung melakukan serangan beruntun, membuat pelindung aurora pecah dan mengenainya.
"Ohh tidak pelindung yang dibuat aurora pecah dan ia terkena serangan, lagi-lagi merlin mengenai aurora" seru komentator.
"Aurora" teriak putri lenora panik.
"Merlin, merlin" penonton makin heboh menyebut nama penyihir itu.
"Aurora kembali bangkit" ucap komentator.
Aurora terbang dan menyerang dari udara, merlin menghindar dengan terbang juga.
Kini mereka sama-sama terbang.
Merlin menyerang lebih dulu lagi, dan terbang dengan kecepatan tinggi mengelilingi aurora, sambil memberikan beberapa serangan, aurora hanya fokus untuk menghindari serangan, namun salah satu serangan mengenainya lagi, yang membuatnya terjatuh lagi di tanah.
"Apakah Aurora masih mampu bertahan?" Seru komentator.
"Merlin memang hebat" sorak penonton.
"Kecepatan terbang mu luar biasa" sorak penonton lainnya, menurut ku kecepatan nya bahkan tidak ada setengah dari kecepatan terbang ku dan aurora. Tapi kenapa dia malah terkena serangannya, pikir ku.
Aurora kembali bangkit dan menatap merlin sangat dalam.
Merlin menyerangnya dari langit, aurora menghindar dan terus terbang dengan kecepatan seperti ku, ini baru murid ku.
"Aurora terbang secepat angin, dia tidak terlihat dan membuat pusaran angin, apa yang akan dilakukan merlin" seru komentator.
Aurora menembakan serangan yang sangat banyak dan cepat dari seluruh arah sambil ia terbang. Merlin membuat bola pelindung.
"Merlin membuat perlindungan yang sangat kuat, apakah Aurora berhasil menembusnya" seru komentator.
Aurora melancarkan satu serangan api dan angin, hingga api itu sangat besar dan cepat lalu menembus pelindung itu dan mengenai merlin hingga jatuh ke tanah sangat keras.
"Merlin terjatuh, apakah dia masih bisa berdiri" seru komentator. Aurora mendarat dengan tenang dan kembali berdiri di atas tanah.
Dia menggunakan ajaran ku saat melawan delta, Memang murid yang cerdas.
"Satu.. dua.." komentator mulai berhitung untuk memberi waktu pada merlin.
"Tiga.. aurora pemenangnya" seru komentator.
"Auroraaa.. kau kerenn" seru putri lenora padahal air mata menetes dari matanya.
"Aurora masuk ke babak final" seru komentator itu lagi, aurora melangkah keluar arena.
"Kau guru yang hebat raven" ucap putri lenora sedikit tangis bahagia, aku memeluknya.
"Terimakasih nora" jawab ku dalam peluk. Kami melepas
Tak lama aurora datang mendekat.
"Minumlah dahulu aurora" putri lenora memberikan sebotol minum. Dia duduk di samping putri lenora dan meminumnya.
"Pertandingan yang bagus" ucap ku selesai ia minum.
"Semua karena ilmu mu guru" jawab aurora.
"Sekarang waktunya kamu memperhatikan dan mengenali gerakan lawan mu untuk final nanti aurora" balas ku.
"Ya, aku mengerti, untuk itu kita disini sekarang" jawab aurora.
"Itu Lilit" ucap putri lenora saat lilit masuk arena.
"Ya" jawab ku singkat.
"sudah ku duga dia sangat kuat" sahut aurora.
"kau yang sekarang juga sangat kuat aurora, percayalah pada dirimu sendiri" balas ku.
"ya, aku akan berusaha semaksimal mungkin guru" balas aurora.
Pertandingan antara lilit dan seorang penyihir pria dimulai.
Penyihir pria memulai duluan, dibalas lilit yang juga meluncurkan serangan, bahkan ia tidak berniat membuat pelindung atau menghindar dari serangan tadi.
Serangan pria itu dilahap oleh serangan lilis yang terus melaju ke arah pria itu, pria itu membuat pelindung tapi tembus hingga serangan itu langsung mengenai pria itu.
"bagaimana bisa?" tanya aurora.
"serangan apa itu" seru putri lenora.
"ehh?? Lilit memenangkan pertandingan dalam satu serangan?" seru komentator.
"satu.. Duaa tigaa.. Lilit masuk finall, lawan tidak bergerak" seru komentator.
lilit melihat ke aurora, dan menunjuk nya sekali lalu keluar arena.
"pertandingan hari ini selesai, pertandingan final akan diadakan lusa, sampai jumpa semuanya" seru komentator.
"bagaimana ini guru" aurora terlihat murung.
"kita ke hutan sekarang, ada yang harus kau pelajari" seru ku kemudian berdiri, keluar arena.
Kali ini kami membawa kuda.
"kalian duluan, aku akan membawakan makanan untuk kalian, aku akan menyusul" ucap putri setelah kami bertiga naik kuda masing-masing, kemudian putri pergi.
"ayo" ajak ku pada Aurora, kemudian menjalani kuda, aurora mengikuti, saat sudah sepi dari keramaian, aku buat kuda ku berlari hingga sedikit masuk ke hutan dan berhenti, kami mengikat kuda di batang sebuah pohon.
"aku akan mengajarimu sebuah sihir pelindung yang tidak akan bisa ditembus sihir tadi, bersiaplah" ucap ku, kemudian kami duduk berhadapan di tanah.
aku menempelkan jari telunjukku di kening aurora.
"maaf, boleh ulangi guru, sihir tadi sangat rumit" ucap aurora setelah aku selesai.
aku kembali menempelkan jari ku lagi.
"maaf, tapi sekali lagi guru" ucapnya lagi setelah aku selesai.
Aku menempelkan jari ku lagi.
"paham?" tanya ku lagi
"sekali lagi ehehe" jawab aurora dan tertawa pelan, sihir ini memang termasuk sihir tingkat tinggi dan sulit, aku memakluminya.
Aku menempelkan hari ku lagi.
"terima kasih guru" ucap aurora setelah selesai.
"maaf membuat mu belajar lagi setelah pertandingan mu" balas ku.
"tidak apa guru, aku tau ini demi kenaikan ku, tapi sebelum itu sepertinya aku kehabisan sihir ehehe" balas aurora dan sedikit tertawa lagi.
"berbalik lah" perintah ku, ia berbalik, aku menggunakan cara yang sama untuk mengalirkan energi sihir ku kepadanya hingga benar-benar memenuhi jiwanya.
"terima kasih guru, aku akan melatih sihir ini" ucap aurora selesai aku memberikan sihir ku.
"lihat lah dulu bagaimana aku menggunakannya" ucap ku, kemudian membuat pelindung sihir yang telah tadi ku ajarkan pada Aurora.
"pelindung yang sangat besar" seru aurora saat melihat pelindung yang ku buat, bahkan pelindung ini sebesar 2x tinggi manusia dan memiliki sihir berlapis.
"ya, aku percaya padamu, mulai berlatih lah, aku akan memantau mu dari jauh, jika ada yang ingin ditanyakan, tanyakan saja" ucap ku.
"ya" singkat aurora, aku terbang ke sebuah pohon yang tinggi dan duduk di salah satu ranting nya.
Aku mengeluarkan buku yang baru saja ku pinjam dari perpustakaan sihir yang ada di tengah kota ini, aku telah mendaftar sebagai anggota perpustakaan itu, begitu juga aurora dan putri lenora.
di perpustakaan itu tidak hanya ada buku sihir, tetapi juga ada buku-buku lain. Walaupun lebih banyak buku sihir, bahkan ditempatkan khusus di tempat yang berbeda terpisah dari buku lainnya.
2 buku sebelumnya yang belum ku kuasai, ku simpan dahulu.
Aku membaca buku sambil memantau latihan aurora.