NovelToon NovelToon
Me And The Rich Man

Me And The Rich Man

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / cintapertama / cintamanis / patahhati / Lari Saat Hamil
Popularitas:73.8M
Nilai: 4.9
Nama Author: Kolom langit

Siapkan kanebo kering untuk menyeka air mata!

Ia hidup menyedihkan dalam kemiskinan bersama sepasang anak kembarnya, padahal ayah dari anak-anaknya adalah orang terkaya di kotanya.

Semua bermula dari suatu malam yang nahas. Bermaksud menolong seorang pria dari sebuah penjebakan, Hanna justru menjadi korban pelampiasan hingga membuahkan benih kehidupan baru dalam rahimnya.

Fitnah dan ancaman dari ibu dan kakak tirinya membuat Hanna memutuskan untuk pergi tanpa mengungkap keadaan dirinya yang tengah berbadan dua dan menyembunyikan fakta tentang anak kembarnya.

"Kenapa kau sembunyikan mereka dariku selama ini?" ~ Evan

"Kau tidak akan menginginkan seorang anak dari wanita murahan sepertiku, karena itulah aku menyembunyikan mereka." ~ Hanna

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kolom langit, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 27

Evan bersama Osman dan dua pria lainnya menaiki bus besar itu dan meneliti setiap penumpang. Beberapa penumpang bus pun terlihat penasaran ada apa gerangan. 

“Maaf, kami mengganggu perjalanan kalian. Apakah di sini ada seorang atas nama Hanna Cabrera  yang membawa sepasang anak kembar kira-kira berusia enam tahun?” tanya Osman pada seorang kondektur. 

“Maaf, Tuan. Saya tidak melihat. Mungkin naik di bus lain.” 

“Kau yakin ini busnya?” Sambil meneliti beberapa penumpang, Evan menatap Osman seolah menuntut jawaban. 

“Saya yakin, Tuan. Nomor bus dan jam keberangkatan sesuai dengan informasi dari pihak travel.” 

“Tapi kenapa Hanna tidak ada di bus ini?” 

“Saya akan periksa bus-bus lainnya, Tuan.” 

“Cepat lakukan dan temukan Hanna dan anak-anakku!” 

__ 

Jadwal keberangkatan beberapa bus malam itu harus tertunda karena permintaan Evan. Mereka memeriksa semua bus yang akan berangkat keluar kota, namun tanda-tanda keberadaan Hanna tetap tidak terlihat. Pikiran_pikiran buruk mulai memenuhi benaknya. 

Saat ini, mereka baru saja meninggalkan stasiun bus. Mobil melaju dengan kecepatan sedang. “Osman, berapa jam perjalanan dari Amasya ke Ankara?” 

“Lima jam dengan bus, Tuan.” 

Evan melirik arloji yang melingkari pergelangan tangannya. Menghitung detik demi detik yang terbuang sia-sia tanpa sebuah petunjuk keberadaan Sky dan Star. “Siapkan helikopter, kita ke Ankara sekarang juga,” perintahnya tanpa pikir panjang. 

“Helikopter, Tuan?” 

“Iya. Kita akan tiba lebih dulu ke Ankara dan memeriksa setiap bus yang tiba.” 

“Ba-baik.” Osman meraih ponsel yang berada di dalam laci dashboard, lalu menghubungi seseorang untuk mengatur jadwal keberangkatan. 

Sementara itu di sebuah jalan yang gelap ... 

Hampir tiga puluh menit Hanna duduk bersama Sky di sebuah halte bus setelah berhasil melarikan diri dari stasiun tanpa kecurigaan Evan dan anak buahnya. Ia memilih membatalkan keberangkatannya ke Ankara dan berencana pergi ke kota lain malam ini. Hanna mulai terlihat lelah karena sejak tadi menggendong Star. 

“Mommy ... Apa masih lama?” lirih Sky mendongakkan kepala. Kakinya mulai terasa pegal. 

“Sebentar lagi, Nak. Tidak lama lagi bus pasti akan lewat.” 

Sky menganggukkan kepala, membuat Hanna menatap putranya iba. Rasa bersalah semakin menjalar ke hatinya. Betapa ia memberi kehidupan yang penuh perjuangan pada dua anaknya. 

“Apa kau lelah?” 

“Tidak, Mommy,” jawab Sky mencoba menghibur mommy-nya setelah membaca wajah sedih Hanna. 

“Kalau lelah berbaringlah, Nak. Mommy akan membangunkan mu saat bus nya datang.” 

Sky pun membaringkan tubuhnya di kursi panjang itu dengan menggunakan sebuah tas kecil sebagai bantal. Tangan Hanna mengulur mengusap rambut putranya. Rasa sakit seakan memaksa matanya berair, setelah mendengar bunyi dari perut Sky. 

Maafkan mommy, Sky ... Star ... Hanya kehidupan seperti ini yang bisa kuberikan kepada kalian. 

Tetes hujan pun mulai jatuh membasahi bumi dan semakin lama semakin deras. Hanna membuka sweater rajut dan membalut tubuh Star demi melindunginya dari udara dingin. Beruntung halte bus memiliki atap sehingga mereka aman dari hujan. 

__

__

__

“Hujannya lumayan deras,” ucap Osman menatap Evan melalui kaca spion. “Tuan, apa Anda ingin saya menyiapkan sesuatu sebelum berangkat? Kita mungkin harus menunggu sampai hujan tidak terlalu deras.” 

“Tidak, Osman. Aku tidak mau apa-apa.” 

“Baiklah.” 

Osman mengurangi kecepatan laju mobil. Hujan membuat jarak pandang berkurang. Sedangkan Evan terdiam, menatap nanar jalan-jalan di depannya. Hingga pandangannya mengarah pada sosok yang tengah duduk menunggu di sebuah halte bus yang gelap. 

Bagaimana kalau Hanna sedang kedinginan di luar sana?

Evan tersadar. Detik itu juga air matanya terjatuh.

"Hentikan mobilnya!" pekik Evan membuat Osman menginjak pedal rem sehingga mobil terhenti. Evan pun menoleh ke belakang.

"Ada apa, Tuan?" tanya Osman.

Evan membuka pintu mobil dan meraih sebuah payung yang selalu tersedia di bawah jok mobil. Ia pun segera berlari ke arah halte bus. Langkahnya semakin cepat saat meyakini sosok yang tengah duduk di sana.

Dari jarak beberapa meter, ia dapat melihat seorang anak kecil berbaring di atas sebuah kursi panjang dan seorang wanita dengan satu anak di pangkuannya.

"Hanna Cabrera!" panggilnya.

Mata Hanna melebar saat mendengar panggilan itu. Kepalanya reflek mendongak. Air mata kembali berurai saat menyadari siapa yang berdiri di sana.

Perlahan laki-laki itu melangkah mendekat. Hanna menunduk dan mengeratkan pelukannya pada Star, kemudian melirik Sky yang sudah tertidur di sisinya.

Evan pun berjongkok saat telah berada di hadapan Hanna. Mengusap puncak kepala Sky hingga membangunkannya. Lalu meraih tubuh Star yang berada dalam pangkuan Hanna dan memeluknya dalam tangis.

"Kenapa kau sembunyikan mereka selama ini dariku?" lirih Evan membenamkan kecupan di wajah Star. "Dan sekarang tanpa seizin ku kau mau membawa mereka pergi?"

"Kau tidak akan menginginkan seorang anak dari wanita murahan sepertiku. Karena itulah aku menyembunyikan mereka."

"Tapi kali ini aku tidak akan membiarkanmu bersembunyi lagi."

****

1
Isma
Luar biasa
Putri tidur
ngakak 4G😭😭😭🙏🏻
Eva
Luar biasa
Nur Kotimah
Mereka berdua sama Sama punya dua buah ... Evan buah kecil , Hana buah besar 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Nur Kotimah
Luar biasa
Fuji Fujiawati
Lumayan
anita
imajinasi anak umur sgitu dmn2 sma ya..mrsa ayah mereka paling hebat anakq pernah crta k tmn2nya ktnya ayahnya pernah jd spiderman🙄🙄🙄🙈🙈🤪🤪🤪🤣🤣🤣spiderman dr hongkong kali ya
Yuliana Rahmawati
Luar biasa
anita
knp wktu d tnya kamar untuk hanna kau mrah van?kamu mau hanaa skamar sm kamu?enak temen riko le...le...
Nur Kotimah
Luar biasa
anita
sky msh 6 th tp krn keadaan memaksa dia untuk lbih dewasa dr umurnya
anita
seorang ibu akan bs berubah mnjadi apapun demi anak2nya...PASTI itu entah itu bar2 entah itu lembut,cengeng,kuat stegar karang,atau bhkan sangat buas n licik,itulah hebatnya emak
anita
memang ya fitnah itu kejam saat cleo bilang hanna bgini2 dia kjebak hana g tanggung2 pakek nyewa laki2 pura2 mabuk n seolah2 mnta tlong hana antr k hotel sgala,blum lg laki2 yg lain jg,scr otomatis smakin lengkap ja brita miringnya hana
anita
q bc yg k brp kali lupa..pokok berkali2
Salma Suku
Aku sudah pernah baca novelnya Zian dan Kinaya...kalo nda salah judulnya Penjara cinta sang mafia...
Salma Suku
Bisa2 tidur di luar kamu Evan😁
Salma Suku
Sudah baca thor
Ari Randz
Luar biasa
Cek Iana
ais datang si pengacau
Cek Iana
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
emng klwrg kocak mereka ni🤣🤣🤣🤦🤦🤦
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!