NovelToon NovelToon
Aku Pelarianmu

Aku Pelarianmu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Zheya87

Sakit rasanya ketika aku menyadari bahwa aku hanyalah pelarianmu. Cinta, perhatian, kasih sayang yang aku beri setulus mungkin ternyata tak ada artinya bagimu. Kucoba tetap bertahan mengingat perlakuan baikmu selama ini. Tapi untuk apa semua itu jika tak ada cinta untukku.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zheya87, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 15

“ Mah, Tolong jangan seperti ini. Biarkan aku menyelesaikan masalahku sebentar dengan Dara. “ Roy menahan lengan mama ketika mama mulai menuntunku untuk turun. Mama menatapku meminta persetujuan, aku mengangguk.

“ Ya udah, kamu kalo ngomong dipikir. Jangan sembarang bikin sakit hati perempuan. Ingat hubungan kalian adalah pernikahan “ nasehat mama sebelum berlalu menuruni tangga.

“ Dara ........ “ Roy memanggilku sambil meraih tanganku. Aku melepas pelan tanganku dari genggaman tangan Roy. Emosiku sedikit mereda. Aku berjalan terlebih dahulu ke kamar, kubiarkan Roy mengikutiku.

“ Beri aku waktu Dar, aku mohon”

Aku diam. Tak ada niat sedikitpun untuk membalas kata-kata Roy.

"Dara... "

" Kenapa? Hmmm...." aku berdiri menghadap Roy.

"Beri aku waktu, seminggu. Hanya seminggu sampai Rina stabil. "

" Tega ya kamu..." sambil menunjuk wajah Roy dengan jari telunjukku.

" Dara please.... "

" Aku pikir kamu minta waktu menyelesaikan masalah untuk minta maaf terus berjanji ga akan ulangi lagi. Ternyata aku salah ya. Aku terlalu berekspektasi tinggi sama kamu, yang kamu lakuin sekarang pun aku sudah merasa sakit Roy. Sakit. Apalagi nanti secara terang-terangan kamu akan ngerawat dia. Tega ya kamu gini-in aku. " aku berbicara panjang lebar sambil menunjuk-nunjuk dadaku.

"Kamu egois Dara, kamu hanya mikirin diri kamu sendiri. Kamu ga mikirin perasaan aku. Kamu tau isi hatiku. Aku akan lebih tega lagi kalo biarin Rina sampai terpuruk. Kondisinya beda sama kamu Dara. Dia sakit. Kemungkinan akan cacat. Dia akan kehilangan kakinya. Kamu tau dia kecelakaan kenapa? Karena aku. Dia patah hati setelah tau aku menikah. " Roy semakin memojokkanku

" Iya aku egois. Egois membiarkan kamu masuk lagi dalam kehidupanku setelah dengan susah payah aku menjauh. Aku egois karena saat itu aku pun ingin menikmati indahnya jadi kekasihmu, tapi bukankah kamu yang meminta? Kamu yang datang padaku Roy. Dan ini bahkan baru sebulan setelah pernikahan kita " lanjutku lagi.

"lalu aku harus gimana Dara? Aku gamang. Aku mohon, beri aku waktu "

"Baiklah jika itu mau kamu. Tapi apapun yang kamu lakukan di luaran sana jangan sampe mama dan ayah ibuku tau. Aku belum siap jawab pertanyaan mereka " kuseka air mataku dan berlalu ke kamar mandi. Aku mandi di bawah guyuran air shower dengan pakaian masih melengket ditubuhku.

Aku menangis sejadi-jadinya. Inikah resiko yang kuambil menikahi pria yang belum selesai dengan masa lalunya? Seharusnya aku siap dengan segala konsekuensi yang ada, Bukankah Roy tak pernah mengungkapkan rasa cinta pada saat melamarku. Dia bahkan hanya menawarkan untuk memulai hubungan. Tanpa pikir panjang aku mengiyakan permintaanmu Roy, secinta itu aku sama kamu.

Sejam dalam kamar mandi masih membuatku tak puas menangis. Jika tak mengingat ada nyawa lain dalam tubuhku, mungkin lebih lama lagi. Aku membasuh tubuhku sambil mengusap pelan perut rataku.

" Nak, bantu mama untuk jadi ibu yang kuat. " ucapku sambil menyeka air mata.

Keluar dari kamar mandi, tak tampak Roy di sana. Syukurlah dia tak melihat keadaanku yang kacau mata merah karena habis menangis terlalu lama. Piyama panjang kukenakan aku merasa agak kedinginan , mungkin terlalu lama berendam. Aku semakin merasa bersalah membiarkan anakku merasakan imbas kemarahanku.

Tak lama pintu kamar terbuka. Roy masuk dengan mengenakan handuk sebatas perutnya. Sambil menuju lemari kutanya mau pakaian apa.

" Kamu butuh piama atau pakaian keluar? " tanyaku sambil membuka lemari pakaian tanpa melihat ke arah Roy.

" Kamu masih marah?"

" Apa aku punya hak untuk itu? bahkan untuk merasa cemburu aku tak punya hak "

" Jangan mulai lagi Dar, aku capek "

" Bagus kalo kamu capek. Kalo capek nih pake piamanya. Terus tidur ga usah pergi-pergi lagi. " Aku melempar pelan bajunya ke atas ranjang.

Dalam hati aku berharap malam ini tolong jangan pergi. Biarkan anakmu merasakan kehadiranmu. Roy meraih piyama setelah melepas handuk dihadapanku. Aku berpaling, lega akhirnya dia memilih piyama itu.

Roy tidur sambil memunggungiku , apa dia marah? Lalu aku? Aku yang seharusnya marah malah menatapnya dari belakang. Bertanya kemana Roy yang selama ini bersikap baik padaku. Kemana sikap hangatnya selama sebulan terakhir? Bahkan dia hampir tak melewatkan malam hangat bersamaku sejak pernikahan.

Jika hanya dijadikan pelarian masih bisa kuterima, tetapi jika dijadikan pemuas nafsu aku ta bisa. Seandainya iya, berarti anak ini tak pernah diharapkan kehadirannya.

Aku bangkit, menuju meja kecil samping lemari. Ada obat dan vitamin dari dokter, karena marah aku hampir melupakan meminumnya.

Roy berbalik dan menatapku. Melihat ada obat dan air putih di tanganku dia bertanya.

" kamu masih sakit Dar?"

" ga, ini cuma vitamin sama obat tidur"

" Kenapa? Kamu susah tidur?"

" bukan urusan kamu. Kamu capek kan. Gih tidur sana " jawabku ketus lalu berjalan menuju tempat tidur samping Roy. Kupejamkan mata.

Ada pergerakan di sampingku, sepertinya dia bangun dan duduk.

" Ayo, bangun dulu. Kita ngomong baik-baik. "

" ga perlu, ujungnya sama. Aku egois dan kamu belum move on."

" makanya kita ngomong "

" Roy, begini saja dulu. Kita masing-masing introspeksi diri. Semakin kita membahas, emosiku semakin naik. Kamu pun sama. Ujungnya hanya ada pertengkaran diantara kita. Sekarang aku mau tidur. Aku juga capek " aku berbalik membelakangi Roy.

Hingga beberapa hari kami saling diam. Aku berbicara hanya seperlunya. Begitupun dengan Roy. Di depan mama, kami tetap bersikap seperti biasa. kewajibanku sebagai istri tetap kujalani.

Setiap pagi aku masih menyiapkan baju dan sarapannya. Begitu pun pulang kantor, aku tetap menyambut kedatangannya di ruang tengah. Namun tidak dengan urusan ranjang. Ketika masuk kamar maka kami pun akan saling diam. Bahkan kehadiran bayi dalam rahimku belum ku katakan padanya.

Mama pun sepertinya mengerti. Dia tak sekalipun menyinggung soal kehamilanku di depan Roy.

Aku hanya menunggu waktu seminggu yang dijanjikan Roy. Berharap akan ada kemajuan pada hubungan kami.

1
Khusnul Khotimah
mending dara puasa ngomong saja trus klo sudah pulih menghilangkan bagai ditelan bumi.hidup lah dg damai tanpa bayang2 roy yg plin plan itu.. duh gemes q sama roy pengen bejeg2...😁😁😁
Clarissa Alexandria Gabriella
Udahlah tinggalin ajah, untuk prasaan dan batinmu dara,, biar si roy dapt krmanya,, jadi cewe punya harga diri napa
·Laius Wytte🔮·
Membuat mata berkaca-kaca. 🥺
Victor
Mengurungkan nafsu kritis ku untuk hanya minta update~
Zheya87: /Smile/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!