NovelToon NovelToon
MENEMANI BOS INSOMNIA TIDUR

MENEMANI BOS INSOMNIA TIDUR

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / One Night Stand / Cinta Seiring Waktu / Pembantu / Slice of Life / Kekasih misterius
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: SuciptaYasha

Cayenne, seorang wanita mandiri yang hidup hanya demi keluarganya mendapatkan tawaran yang mengejutkan dari bosnya.

"Aku ingin kamu menemaniku tidur!"

Stefan, seorang bos dingin yang mengidap insomnia dan hanya bisa tidur nyenyak di dekat Cayenne.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SuciptaYasha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

7 Makan bersama bos

Cayenne baru mulai bekerja dan tugasnya kali ini adalah mengganti sprei dan sarung bantal dari kamar-kamar di lantai 2 hingga lantai 5.

Dia hanya perlu membersihkan kamar setelah tamu meninggalkan kamar. Yang membuat tugasnya tidak terlalu melelahkan baginya adalah karena dia bekerja bersama seorang rekannya.

"Sangat senang kita bisa bekerja bersama lagi," sambut Luna teman resepsionisnya selain Mona, resepsionis yang pernah bekerja dengan Cayenne sebelumnya.

"Maaf mengecewakanmu, tapi aku tidak menjadi resepsionis kali ini," jawab Cayenne dengan senyuman lemah.

Luna agak kecewa karena tak bisa bekerja bersamanya, namun tetap senang karena mereka masih bisa makan bersama dan bercakap-cakap.

Cayenne kemudian belajar tentang pekerjaan barunya dari Celine, rekan kerjanya yang sabar dan baik. Celine, yang lima tahun lebih tua dan sudah menikah, telah bekerja di hotel tersebut selama lima tahun. Meskipun jabatannya tidak tinggi, gajinya lebih besar karena dedikasinya.

Stefan, bukan Manajer Dant, yang memutuskan memindahkan Cayenne dari resepsionis untuk menghindari kerumitan ketika dia datang ke hotel.

Stefan ia ingin menghindari tuduhan memberikan perlakuan khusus kepada Cayenne. Jadi, pagi itu dia meminta Manajer agar Cayenne ditugaskan untuk membersihkan kamar di lantai 2 hingga 5 bersama Celine, yang dikenal baik hati dan rajin, sehingga pekerjaan Cayenne lebih mudah dan tidak terlalu berat.

Waktu berjalan cepat, dan Cayenne menikmati pekerjaannya. Celine sangat membantu dan mereka sering mengobrol saat bekerja.

Ketika sore tiba, lampu jalan mulai menyala, menghiasi kota dengan cahaya yang menawan. Cayenne menekan jari telunjuknya di pemindai biometrik untuk log off.

"Ada yang mau makan malam bersama?" tanya Luna setelah mereka mengambil barang-barang dari loker.

"Maaf, Luna. Aku ada urusan lain setelah ini." jawab Cayenne meskipun enggan menolak ajakan temannya.

"Baiklah. Sampai jumpa besok." Luna memeluknya sebentar sebelum naik bus pulang.

Saat Cayenne akan memesan taksi, Stefan sudah lebih dulu mengirim informasi mengenai sopir dan nomor plat taksi.

"Permisi, apakah Anda nona Cayenne?" dia menyadari itu sopir taksi yang dikirim Stefan.

"Ya, itu saya."

"Saya sopir taksi. Tuan Stefan menunggu Anda di dalam."

Cayenne tersenyum tipis merasa konyol mengabaikan isyarat sebelumnya, dan dia masuk ke dalam taksi. "Kenapa kamu menjemputku?"

“Tanpa bantuanku, aku khawatir kamu mungkin tak akan menemukan satupun tumpangan,” jawab Stefan.

"Terima kasih atas perhatianmu." Cayenne memasang sabuk pengaman. Tujuan mereka adalah sebuah kompleks perumahan elit. Setelah sampai, Stefan mengundangnya masuk.

"Kupikir kau tidak akan membeli rumah. Apalagi rumah elit."

"Aku menyadari bahwa menggunakan Apartemen terlalu berisiko. Aku ingin melindungi reputasimu. Jadi, aku membeli tempat ini sebagai tempat tinggal sementara kita."

Cayenne terkejut dan berterima kasih. "Dan kamu juga telah menyiapkan pakaian untukku?"

"Memang, aku banyak berpikir untuk persiapan ini. Dan apa kau sudah lupa, panggil saja aku Stefan."

"Apakah itu tidak terlalu dekat?"

“Lebih baik begitu, karena kita akan tidur bersama. Aneh bila kamu memanggilku 'tuan' sepanjang waktu, bukan?”

Cayenne tersipu mendengar kalimatnya, mencoba menutupi rasa malunya dengan mengangguk. Stefan memandu Cayenne ke lantai atas menuju kamar tidur.

"Di sinilah kita akan tidur."

Cayenne masih takjub dengan situasinya, seperti mimpi yang menjadi kenyataan bagi mereka. "Semoga aku bisa menjalani ini semua dengan baik," batinnya.

Ini adalah kamar mandinya." Stefan membuka pintu lain, memperlihatkan kamar mandi yang elegan yang lebih besar dari kamarnya sendiri di apartemennya.

Berbagai barang baru diatur secara berpasangan di dalamnya, dengan Stefan memperhatikan barang-barang di rak dan di dekat wastafel. "Aku membeli beberapa barang untuk kita. Aku kurang tahu seleramu, jadi aku ambil yang tampak feminin."

Feminin, dalam hal ini, berarti warna. Sikat gigi merah muda, sandal kamar merah muda, sandal indoor merah muda, dan cangkir merah muda semuanya adalah milik Cayenne, sementara barang-barang Stefan berwarna biru atau hitam.

"Terima kasih atas perhatianmu," bisik Cayenne merasa seperti anak anak yang suka warna merah muda, namun ia tidak mempermasalahkannya.

"Tak masalah," jawab Stefan sambil berjalan ke pintu. "Apa yang ingin kamu makan malam ini? Aku bisa memasak sementara kamu mandi."

"Apa pun yang bisa dimakan tidak apa-apa."

"Oke. Mandilah dulu. Temui aku di dapur setelahnya."

Cayenne mengangguk sedikit, dan Stefan pergi untuk mulai memasak. Itu adalah momen yang paling menenangkan baginya; dia tidak perlu khawatir tentang barang-barangnya, dan Stefan memasak untuk mereka.

'Pekerjaan berat akan dimulai nanti,' pikir Cayenne sambil mencari jubah mandinya.

Lima belas menit kemudian, dia keluar dari kamar mandi, segar dan bersih. Meskipun mengenakan kemeja sederhana dan celana katun, dia merasa nyaman.

Dia mencari pengering rambut namun tidak menemukannya, jadi dia menggunakan handuk kering untuk membungkus rambutnya sebelum turun ke dapur.

Stefan menoleh dan melihatnya berdiri dengan pakaian santai, sedikit terpesona, "Aku hampir selesai di sini, tunggu sebentar."

"Oke. Aku akan menyiapkan mejanya," tawarnya sambil mengambil set meja untuk dua orang. Hanya ada mereka berdua, jadi suasana seperti kencan terasa.

"Maaf, aku lupa membeli pengering rambut untukmu. Ini salahku."

"Tidak apa-apa. Aku bisa membawanya dari rumah. Tidak perlu membeli yang baru."

"Ayen?" panggil Stefan, senang menggunakan nama panggilan khususnya untuk Cayenne.

"Ya?"

"Bisa kamu cari taksi sendiri besok?"

"Ya, tidak masalah. Terima kasih sudah menjemputku lebih awal."

"Baiklah. Oh ya, selain Chris dan sopir taksi, hanya kamu dan aku yang tahu tempat ini, jadi tidak perlu khawatir orang lain akan melihatmu di sini. Hindari keluar sering-sering karena kita tidak tahu siapa yang ada di kawasan ini."

"Jangan khawatir, aku tidak berencana banyak keluar."

Stefan merasa lega mendengar jawabannya. Ini pertama kalinya dia peduli pada seorang wanita semacam ini. Dia pernah berkencan sebelumnya, tetapi tidak pernah membiarkan mereka tidur di ranjangnya atau tinggal lebih lama di tempatnya.

Kini dia ingin melindungi wanita di depannya. Dia tidak akan melampaui batas dan bertekad menjaga hubungan mereka tetap rahasia.

Stefan menaruh dua piring berisi makanan dan semangkuk nasi di meja. "Ingin jus?"

"Tidak, terima kasih. Air sudah cukup."

"Jadi, kamu orang yang peduli pada bentuk tubuh?"

"Bukan begitu, aku hanya ingin menghindari diabetes."

"Itu masuk akal," jawab Stefan seraya menaruh hidangan di piringnya. "Coba Salmon Tuscan ini. Resepnya dari internet, tapi aku tidak yakin apakah kamu akan menyukainya."

"Terima kasih." Cayenne mencicipi sedikit, "Wah! Ini terasa enak," komentarnya sebelum menambah lagi. "Aku bisa tambah nasi?"

"Tentu saja. Aku senang kamu menyukainya." Stefan mulai makan, menyendok sup kepiting. "Makanlah selagi panas. Setelah mandi, makanan hangat baik untukmu."

"Apakah itu dari internet juga?"

"Ini resep dari kakakku."

Cayenne meniup sesendok sup sebelum mencicipinya, matanya berbinar. Stefan suka melihat itu, dan dia terus menambah makanan ke piring Cayenne.

"Aku benar-benar menyukaimu," kata Stefan sambil tersenyum.

Cayenne terkejut hingga tersedak dan menjatuhkan sendoknya. Keheningan menyelimuti dapur. Cepat-cepat dia meminum air tanpa berani menatap Stefan. Wajahnya memerah karena malu dan terkejut.

"Jangan bercanda begitu, itu membuatku kaget."

"Maaf, aku tak bermaksud mengejutkanmu. Maksudku, aku suka cara kamu makan masakanku dan mempercayaiku. Aku tidak berniat menakutimu."

"Tidak apa-apa, aku yang terkejut saja." Cayenne berusaha terdengar percaya diri meskipun pemalu. Dia mengambil sendok baru setelah melihat noda sup di pakaiannya.

"Mari kita selesaikan makan, jadi kamu bisa ganti baju," saran Stefan, yang diiyakan Cayenne dengan cepat.

1
Estheraeliyxa
semangat thor upnya. rajin selalu ya/Smile//Smile/
Estheraeliyxa
up Thor lagi enak enak baca tiba tiba harus nunggu sambungannya
Tara
kok bisa ya. orang kaya tidak akur sama orang tua 😱😅🤔
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!