Adelia cahya kinanti, seorang wanita barbar yang terpaksa menikah dengan pria lumpuh dan juga depresi akibat kecelakaan yang menimpanya. Adelia menerima semua perlakuan kasar dari pria yang di nikahinya.
Albert satya wiguna, seorang pria malang harus menerima kondisinya yang dinyatakan lumpuh oleh Dokter akibat kecelakaan yang membuatnya trauma berat, selain kakinya yang lumpuh mentalnya juga terganggu akibat rasa bersalahnya yang membekas di ingatan, kecelakaan terjadi saat dia mengendarai mobil bersama kedua orangtuanya namun tiba-tiba ada sebuah mobil yang sengaja menghantam mobil miliknya, Albert berusaha menghindari mobil tersebut namun rem mobilnya blong hingga akhirnya mobil yang di tumpanginya berguling-guling di jalanan yang sepi, beruntung dia dan ibunya selamat namun ayahnya meninggal di tempat akibat terhimpit sehingga kehabisan nafas.
akankah Albert sembuh dari sakitnya? apakah Adel mampu mempertahankan rumah tangganya bersama pria lumpuh?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni mardiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
29. tamu bulanan
"Ide bagus..!" Ucap Adel mengacungkan jempolnya.
Indah dan yang lainnya pun ikut menyetujui saran yang di utarakan oleh pak Ahmad, Adel keluar bersamaan dengan itu dia melihat Burhan dan Cindy berinteraksi yang membuat dirinya tertawa, namun arah matanya mengawasi pergerakan pelayan di sekitar rumah.
Ketika Burhan keluar dari kamar Al, Adel menaiki tangga masuk ke dalam kamarnya meminta izin kepada Al untuk keluar, sampai di bawah Adel meminta pelayan untuk menyiapkan makan siang Al. Adel pura-pura keluar namun dia di bawa Rasya masuk ke dalam jalan rahasia milik Al yang hanya orang tertentu yang mengetahuinya.
Sampai di kamar Al di buat heran melihat Adel datang dari arah jalan rahasia miliknya, saat Al hendak membuka mulutnya Adel langsung menempelkan telunjuknya mengisyaratkan untuk diam. Tak berselang lama pelayan datang membawa nampannya, Pak Ahmad memberikan pesan singkat kepada Rasya dan Rasya langsung memberitahukan kepada Adel kalau pelayan tersebut menaburkan serbuk di atas nasi, bukan hanya itu pelayan tersebut juga menambahkan cairan ke dalam minuman Al. Mereka semua benar-benar bekerjasama untuk meringkus pelaku kejahatan yang berkeliaran di dalam rumah, semuanya terpantau dengan aman terkendali.
"Awas saja, beraninya dia berbuat seperti itu..!" Geram Adel.
Pelayan membuka pintu kamarnya, seketika itu pula Adel memegang pergelangan tangannya, dan Rasya mengambil nampannya. Indah bersama Satria dan juga Pak Ahmad ikut menyusul ke kamar Al, Satria menunjukkan rekaman cctv kepada Al yang mana membuat Al menatap tajam pada pelayan yang bernama Sisil itu.
flashback off
"Begitu ceritanya pak bos!." Ucap Adel.
"Terimakasih." ucap Al.
Adel dan yang lainnya menajamkan telinganya, kata terimakasih yang keluar dari mulut Al seperti harta karun yang mereka temui. Kata-kata keramat yang sama sekali tak pernah keluar dari mulutnya kini terdengar juga.
"Kata-kata langka ini harus di lestarikan, guys..!" Celetuk Adel heboh.
"Seumur-umur baru denger kalimat ajaib keluar dari mulutmu, Kak." Ucap Rasya sambil bertepuk tangan, dia takjub sekali.
"Kalau begitu aku tidak akan mengucapkannya lagi." Ucap Al merajuk.
"Uuutututu.. Merajuk niee... yeee..!" Goda Adel.
Al memalingkan wajahnya, Adel terkekeh melihatnya.
***
Di tempat lain.
Farid dan Nabila keluar dari perusahaan karena waktu menujukkan jam istirahat, keduanya sama-sama heran tak mendapati Adel masuk kerja sudah dua hari ini.
"Si barbar kemana sih? Perasaan udah gak masuk kerja deh dua hari ini." Heran Nabila.
"Hooh, terakhir ketemu juga pas futsal lah sampe hari ini gue gak liat lagi, kemana tuh anak ya?" Ucap Farid.
"Nanti kita ke rumahnya aja gimana? Takutnya tu orang sakit terus gak izin bisa di pecat dia?" Ajak Nabila.
"Oke!"
Farid dan Nabila menyantap makanan yang baru saja datang demi mempersingkat waktu, sedangkan orang yang di bicarakan kini sedang berguling-guling di atas kasur king size milik Al.
"Bisa diam tidak?!" Tegur Al.
Adel mendudukkan tubuhnya dan memegangi perutnya yang seperti di peras, wajahnya sudah pucat menahan nyeri.
"Kau ini, aku sedang kesakitan tau..!" Sewot Adel dengan wajah masamnya.
"Kalau sakit berobat, ngapain berguling-guling dia atas kasur kayak gini? Emangnya dengan berguling seperti itu sakitnya bisa sembuh apa?" Protes Al.
Perut Adel semakin nyeri, Al tidak tau harus apa hingga akhirnya dia menyuruh Adel berbaring di dekatnya dan tangannya mengusap-usap perut Adel.
"Sakiit sekali.." Keluh Adel seraya menahan sakit.
"Kau habis makan apa tadinya? Kenapa bisa sakit seperti ini?" Tanya Al khawatir.
"Ini bukan salah makan, tapi ini rutinitas bulanan perempuan, laki mana tau rasanya kek gimana." Jawab Adel.
"Maksudnya?" Tanya Albert.
"hadeuuhhh... Dasar tulalit, aku sakit karena tamu bulananku datang." Kesal Adel.
Albert mengingat seperti apa wanita kalau sedang datang tamu karena dulu Sonia pun pernah mangalami hal yang sama, setelah ingat Al meminta pak ahmad mengantarkan air hangat untuk mengompres perut Adel agar mengurangi rasa sakitnya.
"Menyusahkan sekali." Keluh Al dengan tangan yang masih mengusap perut Adel.
"Gak sadar diri..!" Cibir Adel.
Mendengar keluhan Albert Adel mencomot mulut Al dengan tangannya, saat sedang datang tamu bulanan wanita akan emosional begitupun yang kini Adel rasakan, dia langsung emosi mendengar ucapan suaminya itu.
"Diam atau aku akan menarik mulutmu sampai lepas!" Amuk Adel.