NovelToon NovelToon
Bayang-Bayang Terlarang

Bayang-Bayang Terlarang

Status: tamat
Genre:Tamat / Selingkuh / Cinta Terlarang
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: Gita Arumy

Mengisahkan Tentang Perselingkuhan antara mertua dan menantu. Semoga cerita ini menghibur pembaca setiaku

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gita Arumy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5. Godaan Halus

Bab 5: Godaan Halus

Pagi itu, udara di rumah terasa lebih segar dari biasanya. Arman baru saja selesai berolahraga pagi dan duduk di ruang tamu untuk bersantai. Televisi menyala dengan suara pelan, menampilkan berita pagi, tetapi perhatian Arman lebih tertuju pada pikirannya sendiri.

Maya muncul dari dapur dengan membawa secangkir kopi. Hari itu, ia mengenakan blus putih sederhana dengan celana panjang hitam yang menonjolkan keanggunannya. Ia tampak santai, tetapi ada sesuatu dalam caranya melangkah yang menarik perhatian Arman lebih dari biasanya.

"Arman, kau mau kopi? Aku baru saja membuatnya," tawar Maya sambil mendekat.

"Ah, terima kasih, Maya. Itu terlihat enak," jawab Arman, menerima cangkir yang disodorkan Maya.

Maya duduk di sofa seberang, menatap Arman dengan senyum lembut. "Kau rajin sekali berolahraga setiap pagi. Aku kagum pada disiplinmu."

Arman tersenyum, sedikit tersipu. "Hanya kebiasaan saja. Lagipula, olahraga membantu menjaga pikiran tetap jernih."

"Menjaga pikiran tetap jernih, ya?" Maya mengulang kalimat itu dengan nada seperti menggoda. "Terkadang, aku juga merasa butuh sesuatu untuk mengalihkan pikiran."

Ucapan itu terdengar biasa, tetapi ada nada halus yang menyentuh sesuatu di hati Arman. Ia terdiam sejenak, mencoba memahami maksud Maya.

"Seperti apa, Maya? Maksudku, apa yang kau lakukan untuk mengalihkan pikiran?" tanya Arman akhirnya, mencoba menjaga suasana tetap ringan.

Maya mengangkat bahu pelan, menatap keluar jendela. "Aku mencoba membaca, menonton film, atau hanya berbicara dengan seseorang yang bisa mendengarkan. Kadang-kadang, percakapan sederhana bisa sangat membantu."

Arman mengangguk, merasa bahwa Maya sedang berbicara lebih dari sekadar jawaban ringan. Ia bisa merasakan ketulusan dalam setiap kata yang diucapkan. "Ya, aku setuju. Kadang-kadang kita hanya butuh seseorang untuk berbicara."

Percakapan itu berlangsung santai, tetapi suasananya mulai terasa berbeda. Setiap kata yang diucapkan Maya, meskipun sederhana, terasa memiliki makna tersirat. Arman mulai menyadari bahwa ada kehangatan dalam cara Maya berbicara kepadanya—kehangatan yang mungkin tak sepenuhnya wajar antara mertua dan menantu.

Di sore harinya, Maya mengundang Arman untuk membantunya merapikan lemari di ruang kerja. Ruangan itu penuh dengan barang-barang lama yang sudah lama tak tersentuh.

"Arman, bisakah kau bantu aku mengangkat kotak ini? Terlalu berat untukku," pinta Maya sambil menunjuk sebuah kotak besar di sudut ruangan.

"Tentu saja," jawab Arman sambil mendekat.

Ketika Arman mengangkat kotak itu, Maya berdiri cukup dekat, bahkan terlalu dekat hingga lengan mereka bersentuhan. Sentuhan kecil itu seolah menyetrum mereka berdua. Maya segera mundur, tersenyum tipis untuk menutupi rasa canggungnya.

"Maaf, aku tidak sengaja," ucap Maya pelan.

"Tidak apa-apa," jawab Arman sambil meletakkan kotak itu di meja.

Namun, detik-detik kecil itu meninggalkan jejak di hati mereka. Maya merasa bersalah karena membiarkan dirinya terlalu dekat, sementara Arman mulai bingung dengan perasaannya sendiri.

Setelah pekerjaan mereka selesai, Maya menuangkan teh untuk mereka berdua. Ia duduk di kursi dekat jendela, matanya menatap jauh ke arah taman. "Kau tahu, Arman," katanya tiba-tiba, "terkadang aku berpikir, hidup ini terasa begitu cepat berlalu. Rasanya seperti ada begitu banyak yang belum sempat aku nikmati."

Arman memandang Maya, mencoba menangkap maksud di balik kata-katanya. "Mungkin masih ada waktu, Maya. Hidup selalu memberi kita kesempatan untuk memulai sesuatu yang baru."

Maya tersenyum kecil, menatap Arman dengan pandangan yang sulit diartikan. "Kau benar. Tapi terkadang, hal-hal yang baru itu datang dengan risiko yang besar."

Arman terdiam. Ucapan Maya seolah menyentuh sesuatu yang mendalam dalam dirinya. Ia merasa bahwa percakapan ini bukan hanya tentang kehidupan Maya, tetapi juga tentang hubungan mereka yang perlahan mulai melangkah ke arah yang salah.

Godaan itu masih halus, tersembunyi di balik kata-kata dan tindakan sederhana. Namun, semakin sering mereka berinteraksi, semakin sulit bagi mereka untuk mengabaikan getaran aneh yang mulai tumbuh di antara mereka. Hal ini membuat Maya dan Arman sadar bahwa batas yang memisahkan mereka mulai kabur, dan rasa itu, meskipun belum diucapkan, sudah terlalu nyata untuk diabaikan.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!