NovelToon NovelToon
Jejak Kunci Bayangan

Jejak Kunci Bayangan

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan
Popularitas:225
Nilai: 5
Nama Author: Xyro8978

Genre: Petualangan, Misteri, Fantasi
Garis Besar Cerita:

Perjalanan Kael adalah kisah tentang penemuan diri, pengorbanan, dan pertarungan antara memilih untuk berpegang pada prinsip atau membiarkan kekuasaan mengendalikan takdir.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Xyro8978, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menara di Ujung Dunia

Perjalanan yang Tak Terduga

Kiran dan Kael melanjutkan perjalanan mereka menuju menara yang menjulang di kejauhan. Perjalanan itu tidak mudah—dengan medan yang semakin berat dan cuaca yang semakin tidak menentu. Mereka melewati hutan yang semakin gelap dan misterius, terasa seperti setiap langkah yang mereka ambil membawa mereka lebih dalam ke dalam dunia yang terbalik dan penuh bahaya.

"Tempat ini semakin terasa asing," kata Kiran, matanya menyapu sekeliling dengan waspada. "Kita semakin dekat, tapi aku merasa seperti kita sedang diawasi."

Kael mengangguk, tatapannya tajam. "Ada sesuatu di sini. Sesuatu yang kita belum pahami sepenuhnya."

Hari berlalu menjadi malam, dan kabut semakin tebal seiring mereka mendekati menara. Tanpa kata-kata lebih, mereka mempercepat langkah. Keheningan yang mencekam mengelilingi mereka, bahkan suara langkah kaki mereka terasa teredam oleh udara yang berat.

Ketika mereka akhirnya tiba di kaki menara, mereka merasa sebuah kekuatan misterius menyelimuti mereka. Menara itu tampak lebih besar dari yang mereka bayangkan, dengan dinding batu yang tertutup lumut, dan pintu utama yang tertutup rapat. Di atas menara, sebuah sinar redup bercahaya, seolah-olah menunggu kedatangan mereka.

"Ini tempat yang benar," kata Kiran, menatap menara dengan hati-hati. "Tapi bagaimana kita masuk?"

Kael mengamati pintu utama. "Sepertinya ada sesuatu yang tersembunyi di sini. Kita hanya perlu menemukan kunci yang tepat."

---

Pintu yang Tertutup

Setelah beberapa saat mencari, Kael menemukan sebuah simbol misterius terukir di sisi pintu. Itu adalah gambar tiga garis paralel yang diapit oleh dua lingkaran. Tanda yang tidak asing bagi mereka—simbol ini pernah mereka lihat pada salah satu petunjuk yang mereka temukan di perjalanan sebelumnya.

"Ini dia," kata Kael dengan suara tegas. "Ini adalah kunci untuk membuka pintu."

Dengan hati-hati, Kael menekan simbol itu, dan seketika pintu utama menegang, kemudian perlahan terbuka, mengungkapkan lorong gelap yang mengarah ke dalam menara. Sebuah angin dingin yang tidak biasa berhembus keluar dari dalam, membawa aroma yang menyengat dan misterius.

"Haruskah kita masuk?" tanya Kiran, sedikit ragu.

"Jika kita ingin menghentikan mereka, kita harus melangkah lebih jauh," jawab Kael, berusaha meyakinkan dirinya sendiri.

Dengan langkah mantap, mereka memasuki menara, merasakan suhu yang semakin dingin dan gelap saat mereka bergerak ke dalam. Cahaya redup yang bersumber dari beberapa batu bercahaya yang tersebar di sepanjang dinding menara memberi sedikit penerangan.

---

Pertarungan di Dalam Menara

Semakin dalam mereka berjalan, suasana semakin menegangkan. Tiba-tiba, mereka mendengar suara langkah kaki yang berat dari kejauhan, semakin mendekat. Sebelum mereka bisa bersiap, sosok besar muncul dari bayang-bayang—sebuah makhluk yang tampak seperti penjaga menara, dengan tubuh yang tinggi besar dan kulit batu yang keras.

"Siapa yang berani memasuki tempat ini?" suara berat makhluk itu bergema di seluruh lorong.

"Ini kami, Kiran dan Kael. Kami datang untuk menghentikan apa yang telah dimulai," kata Kael dengan suara tegas, mengangkat pedangnya.

Makhluk itu menggeram, matanya menyala merah. "Kalian tidak akan berhasil. Menara ini adalah tempat kekuatan yang lebih besar. Kalian hanya akan menjadi bagian dari sejarah yang terlupakan."

Dengan itu, makhluk itu melompat menyerang mereka dengan kekuatan luar biasa. Kael melompat ke samping, menghindari serangan pertama, dan memblokir serangan berikutnya dengan pedangnya.

"Kau harus lebih cepat dari itu!" teriak Kiran, menyerang dengan pedangnya dari sisi lain.

Mereka bekerja sama dengan cepat, Kael menarik perhatian penjaga itu sementara Kiran berusaha menemukan titik lemah makhluk itu. Setelah beberapa serangan balasan, Kiran berhasil menebas bagian belakang penjaga itu, membuatnya terhuyung mundur.

"Tepat di sana!" seru Kiran.

Kael tidak membuang waktu. Ia menyerang dengan penuh kekuatan, menebas tubuh makhluk itu, yang akhirnya terjatuh dan mengeluarkan suara keras saat tubuhnya membentur lantai menara.

Makhluk itu tergeletak tak bergerak, dan dalam hening, Kiran menghela napas lega. "Ini lebih sulit dari yang kita kira."

Kael memeriksa tubuh makhluk itu. "Kita harus terus maju. Ini baru awal."

---

Gerbang Ke Dimensi Lain

Di dalam ruangan utama menara, mereka menemukan sebuah altar besar yang terbuat dari batu hitam, dihiasi dengan simbol-simbol kuno. Di tengah altar, terdapat sebuah kristal yang bersinar, yang mengeluarkan cahaya biru yang hampir menusuk mata. Di sekeliling altar, terdapat gambar-gambar aneh yang tampaknya mengarah pada sesuatu yang lebih besar—sesuatu yang berhubungan langsung dengan kekuatan yang mereka cari.

"Ini... pasti tempat yang mereka cari," kata Kiran, terpesona oleh cahaya kristal itu.

Namun, saat mereka mendekat, suara yang familiar terdengar, melayang-layang di udara.

"Jangan dekati itu!" teriak suara itu. "Kekuatan itu akan mengubah segalanya."

Alaric? Kiran dan Kael saling pandang, perasaan aneh menyelimuti mereka.

"Dia... dia masih ada?" bisik Kiran, kebingungan.

"Dia... adalah bagian dari semua ini," jawab Kael, dengan nada suara yang penuh pertanyaan. "Kita harus hati-hati. Apa pun yang terjadi, kita harus pastikan kita mengendalikan kekuatan itu sebelum jatuh ke tangan yang salah."

Namun, saat mereka mendekat lebih jauh, sebuah portal mulai terbuka di bawah altar, membawa mereka ke dalam dimensi yang lebih gelap, sebuah tempat yang tidak mereka ketahui. Di sana, kekuatan yang lebih besar dari apa yang bisa mereka bayangkan menunggu.

---

Akhir yang Tidak Terduga

Dengan langkah-langkah berat, mereka melangkah ke dalam portal, menyadari bahwa apa yang mereka hadapi mungkin lebih berbahaya dari yang pernah mereka bayangkan. Mereka hanya bisa berharap bahwa kekuatan mereka akan cukup untuk menghadapi apa yang ada di hadapan mereka.

"Ini belum berakhir," bisik Kiran.

"Belum," jawab Kael, matanya penuh tekad. "Ini baru dimulai."

1
Oe Din
Kamu belum permisi, "nuwun sewu"...
😄😄😄
Oe Din
Sekedar menutupi "rasa takut"...
Oe Din
Keberuntungan, terkadang berawal dari catatan-catatan kecil dan terkesan tidak penting...
Good job...!!!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!