Novan dan Diana menjalin hubungan sekitar empat tahun lama nya sejak mereka sekolah SMA, sudah banyak yang Novan berikan pada gadis cantik berdarah minang itu.
namun suatu hari Novan melihat Diana malah bersama pria lain yang menggunakan mobil mewah, sejak saat itu juga hubungan mereka renggang, tak lama Diana sakit dan selalu menjerit jerit karena gigi yah semula bagus itu mengeluarkan banyak nanah
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15. Sakit gigi
Sampai malam kina larut tangis Diana pun semakin menjadi, kepala rasa nya kau pecah sangking sakit gigi ini. air mata juga sudah kering, membuat orang tua nya sangat panik dengan penyakit Diana yqng datang secara tiba tiba itu, Bu Hasnah memberi air garam untuk kumur kumur supaya meredakan rasa sakit walau hanya sedikit.
Sebab Diana sudah pontang panting tidak mau diam, dia tantrum sambil menjerit jerit memegangi gigi dan kepala, semua menjadi satu rasa sakit itu sehungga Diana sungguh tidak sanggup untuk menahan nya. Bu Hasnah juga kasihan melihat putri nya, selama ini Diana tidak pernah sakit gigi karena gigi nya bagus.
"Sakiiiit, aduuuh sakit sekali gigi ku!" pekik Diana meronta.
"Kebanyakan makan manis dia ini pasti, maka nya sakit gigi karena mau berlubang itu." ujar Ria yang sudah pengalaman sakit gigi.
"Memang gini ya sakit nya, Nak?" tanya Bu Hasnah pada anak kedua nya.
"Iya, sakit sekali memang, Bu!" angguk Ria.
"Ria sering sakit gigi tapi tidak menjerit begitu walau dia juga menangis, dasar Diana nya saja yang lebay!" Deni masih saja kesal pada adik nya.
"Den!" Pak Bujang menatap putra nya.
"Memang Diana nya saja yang lebay, orang sakit gigi pun tidak menjerit begitu!" Deni masih saja menuduh adik nya lebay.
"Gigi ku ini memang sangat sakit, Anjing!" Diana marah pada Uda nya.
"Lihat kan, dia masih bisa mengumpat!" Deni menunjuk wajah Diana.
Bu Hasnah menyuruh putra nya masuk kamar dulu karena Diana sedang kesakitan, kasihan pula sedang sakit tapi masih di ajak debat, bahkan Ria juga berlalu pergi karena merasa itu bukan penyakit yang parah. masih teringat dalam pikiran nya saat dia sakit dulu, Diana malah melempar dengan air satu teko.
Ria memang menangis saat sakit gigi, kamar mereka yang bersebelahan membuat Diana terganggu dan langsung melemparkan air satu teko pada Uni nya, memang sangat kurang ajar gadis satu ini.
"Sakiiit, Buk!" Diana sudah jungkir balik tidak karuan.
"Ini Ibu pijit sedikit leher nya, biar rasa sakit nya berkurang." ujar Bu Hasnah.
"Huhuhuuu, sakit sekali." keluh Diana terisak isak menahan nya.
"Kamu kan tidak pernah sakit gigi, maka nya pertama sakit jadi begini." ucap Bu Hasnah pelan.
"Huhuuuuu, sakiiiit!"
Diana masih saja terus menangis sebab gigi nya berdenyit kencang hingga kepala dan mata menjadi imbas nya, bagian kepala belakang seperti di tusuk oleh benda yang sangat tajam sekali. membuat Diana tiba tiba saja pandangan nya menjadi buram, seketika dia ambruk di kaki Bu Hasnah yang duduk di belakang nya.
"Paaaak! Diana pingsan ini." pekik Bu Hasnah sangat kaget.
"Astagfirullah!" Pak Bujang ikut kaget dengan Diana yang pingsan.
"Bagai mana ini, Pak?!" Bu Hasnah mengguncang tubuh nya Diana agar sadar.
"Diana! Na bangun, Na." Pak Bujang juga menepuk pipi anak bungsu nya.
"Ya allah bangun lah, Nak!" Bu Hasnah juga sudah menangis.
"Apa lagi sih, Buk?!" Deni keluar lagi dari kamar nya.
"Adik mu pingsan ini, Den!" Bu Hasnah panik sekali.
"Dia kenapa sih banyak sekali tingkah nya, paling cuma pura pura saja!" ketus Deni.
"Deni!"
"Aku sudah tau kelakuan nya Diana, Yah! dia hanya suka cari perhatian." Deni tetap tidak percaya.
Karena Deni yang menganggap adik nya cuma pura pura, maka orang tua nya pun tidak lagi meyakin kan dia karena Deni juga orang nya sangat keras, lebih baik mereka membangun kan Diana yang tak kunjung sadar dari pingsan nya ini, hanya sakit gigi tapi bisa membuat sampai pingsan.
Tidak ada yang tahu bahwa Novan ada di bawah rumah karena rumah Diana ini panggung, maka nya orang bisa masuk kebagian bawah, Novan di sana sambil tertawa puas mendengarkan penderitaan nya Diana. racun gigi sudah bekerja mulai hari ini, pasti hidup Diana akan selalu dalam penderitaan besar selama satu bulan kedepan.
...****************...
Diana mendadak saja berada di tempat yang sangat sepi dan sekeliling nya penuh dengan rawa rawa, dia meraba pipi nya dan tidak merasa sakit gigi lagi, sontak dia pun jadi senang karena sudah merasakan sakit yang berdenyut denyut tidak karuan, sampai mau pingsan rasa nya karena begitu sakit.
"Tapi aku ada di mana? rasa nya tadi aku ada di kamar sedang sakit gigi." heran Diana menatap sekitar.
"Banyak sekali rawa rawa ini, kapan ya aku datang kesini nya kok mendadak saja sudah ada di sini aku." heran Diana, sebab dia tiba tiba saja ada di bawah pohon beringin.
Tatapan gadis ini beralih di makam yang terlihat sangat tua, dia ketakutan dan ingin lari, namun jalan lari hanya lewat rawa saja. tidak ada jalan lain selain rawa ini saja, tapi mau masuk juga sangat takut karena pasti ada sesuatu juga yang di dalam rawa berair hitam pekat sekali.
Bluuusssh.
"Aaah, apa itu?!" Diana kaget karena makam tiba tiba saja berasap tebal.
Asap yang keluar itu mendadak saja jadi bergulung gulung dan menjadi sosok yang sangat menyeramkan, Diana menjerit keras karena itu adalah pocong yang menunggu makam atau juga dia adalah pemilk makam yang sangat seram di bawah pohon beringin ini.
"Hohohoooo....makanan ku." pocong menyeringai seram.
"Aku harus lari!" Diana tidak punya pilihan lain selain masuk saja kedalam rawa.
Meski air nya sangat hitam dan takut juga, namun Diana tetap masuk kedalam air untuk lari meninggalkan tempat yang sangat seram ini. Diana berlari cepat karena pocong itu juga mengejar diri nya, bahaya bila sampai tertangkap.
"Tolooooong, siapa pun tolong lah aku!" pekik Diana.
"Kemari lah makanan ku!" pocong terus mengejar.
Diana yang berlari itu mendadak saja ada tangan yang menangkap dari dalam air, sontak dia pun tenggelam tidak bisa bernafas, Diana bisa melihat bahwa mahluk yang menarik nya itu adalah sejenis manusia juga. namun dari mulut nya banyak akar yang keluar, akar itu yang sudah menarik Diana.
"Kau akan menjadi seperti ku, begini lah kau nanti nya." ujar mahluk itu.
"Tidaaaaak!" Diana menjerit keras dan terbangun.
"Alhamdulilah, Ya allah!" Bu Hasnah bersorak senang melihat anak nya sadar.
"Ibu! aku tidak kemana mana kan?" Diana kebingungan menatap kesana kemari sambil menggigil ketakutan.
"Kamu pingsan, inu baru sadar." Bu Hasnah mengusap air mata nya.
Masih bingung karena dia ada di dalam kamar lagi, padahal tadi dia merasa ada di tengah rawa yang sangat seram. sekarang malah gigi nya berdenyut lagi, sungguh sakit sekali rasa nya.