Nyonya Misterius itulah julukkan yang diberikan oleh Arzian Farelly kepada Yumna Alesha Farhana.
Hari yang paling mengejutkan pun tiba, Yumna tiba-tiba meminta Arzian menikah dengannya. Arzian tidak mungkin menerima permintaan wanita itu, karena wanita yang ingin Arzian nikahi hanyalah Herfiza, bukan wanita lain.
Demi melanjutkan misinya hingga selesai, Herfiza memaksa Arzian menikah dengan Yumna demi cintanya. Untuk cintanya, Arzian mampu melakukan apapun termasuk menikah dengan Yumna.
Mampukah Arzian mempertahankan Cintanya kepada Herfiza, atau ia malah terjebak pada cinta Nyonya Misterius yang tidak lain adalah Yumna.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Donacute, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MNM -19- Berkorban Demi Aku
"Apa yang Arzian, benar Nyonya. Saya sama sekali tidak berniat mencuri. Semua salah faham." Faisal terus berusaha membela diri, ia tak menyangka rencananya jadi sangat kacau begini. Apalagi sampai diperlakukan macam penjahat.
"Kok rasanya saya tidak percaya dengan ucapan kalian, ya. Jawab dengan jujur siapa kalian? Apa niat kalian sebenarnya?" titah Yumna.
"Kami nggak minta Nyonya untuk percaya, yang penting kamu sudah berusaha berbicara jujur. Kami hanya keluarga Arzian, tidak memiliki niat apapun," ujar Herfiza yang sejak tadi hanya diam.
"Nyonya tolong lepaskan mereka. Nyonya hanya salah faham saja pada mereka," mohonnya. Tidak sampai situ saja, Arzian bahkan berlutut di depan Yumna.
"Bangun! Oke, saya akan lepaskan mereka." Arzian bangun, sementara Yumna mengisyaratkan pada para pengawalnya melepaskan mereka. Arzian mencegahnya, mengatakan dia saja yang akan melepaskan tali Herfiza dan Faisal.
"Jangan berbuat macam-macam! Atau kalian akan tahu akibatnya! Saya tidak pernah main-main dengan ucapan saya sendiri." Yumna memperingatkan Arzian, Herfiza dan Faisal sebelum pergi dari gudang diikuti kedua asistennya dan para pengawalnya. Setelah Yumna pergi, Arzian sudah berhasil melepaskan tali yang mengikat Herfiza dan Faisal.
"Kenapa kalian bisa ketahuan? Kalian tahukan ini kawasan berbahaya? Bagaimana jika Nyonya Yumna nekad mencelakakan kalian?" Arzian terlihat frustasi sampai menjambak rambutnya sendiri.
Baik Faisal dan Herfiza menceritakan mengapa mereka bisa tertangkap basah oleh pengawal Yumna secara bergantian.
"Sekarang ada hal yang lebih gila lagi."
"Apa?" tanya mereka dengab wajah bingung.
"Nyonya Yumna mempercepat pernikahannya jadi besok. Kita malam ini harus segera mencari hardisknya lagi, lalu kabur. Karena aku tidak akan mau benar-benar menikahi Yumna," katanya.
"Bagaimana bisa? Apa alasannya?" tanya Faisal. Arzian menghela nafas, ia sendiri tidak tahu alasan Yumna melakukam hal itu. Yumna mana mungkin memberitahunya, keputusannya saja diambil sendiri tidak berdiskusi terlebih dahulu. Arzian mulai menceritakan kejadian saat acara pertunangan tadi, lebih tepatnya kejadian Serra yang mencoba bunuh diri. Untungnya Yumna bisa mencegahnya.
"Baik. Lebih baik sekarang kita mulai lagi pencariannya, karena lebih cepat lebih baik bukan. Waktu kita juga begitu singkat. Tapi kali ini kita harus lebih hati-hati lagi," titah Faisal tanpa bisa dibantah. Mereka bertiga kekuar dari gudang, Arzian melihat sekitar. Takut obrolannya dengan Faisal dan Herfiza tadi ada menguping, kalau ada dan melaporkannya kepada Yumna itu sangat bahaya sekali.
***
Hari yang cukup sial baginya adalah hari ini, kini ia sudaj berada di kamar Yumna. Wanita itu sudah resmi menjadi istri Arzian sejak beberapa jam lalu. Pria yang sedang berdiri menatap sekitar kamar Yumna yang telah dihias, biar bagaimanapun kamar Yumna kini adalah kamaf pengantin. Sementara pria itu memang adalah Arzian. Demi Herfiza, lagi dan lagi Arzian harus berkorban untuk wanitanya.
Arzian jadi teringat apa yang terjadi beberapa jam yang lalu.
Flash back
Semalaman Arzian, Herfiza dan Faisal tidak tidur. Mereka terus berusaha mencari hardisk yang Arzian maksud, semua tempat sudah di telusuri. Namun, tidak mendapatkan apapun. Hingga membuat ketiganya merasa sangat frustasi.
Pagi tiba, karena acara pernikahannya diadakan pagi. Semua orang sudah mulai bangun dan mempersiapkan semuanya, Alien dan Amara terlihat dari jauh sedang berusaha mencari keberadaan Arzian, sedangkan Arzian tengah bersembunyi bersama Faisal dan Herfiza agar tidak ketahuan.
Faisal menarik tangan Arzian dan keponakannya ke kamar. "Kita gagal lagi, sekarang. Semua tempat sudah kita geledah demi mencari keberadaan hardisk itu, sebenarnya Alien dan Amara itu menyembunyikan hardisknya. Apa benar di dalam mansion? Atau malah diluar?" katanya sambil berfikir.
"Saya sendiri tidak tahu, Om. Waktu itu saya hanya mendengar Alien dan Amara berbicara tentang itu, tetapi saya sendiri tidak melihat hardisk-nya. Apalagi melihat kedua asisten Yumna menyimpannya," balas Arzian. Saking frustasinya Faisal, ia sampai melempar barang-barang yang berada di dekatnya. Untungnya lemparan itu tidak mengenai Arzian ataupun Herfiza.
"Tidak ada cara lain. Om sudah sangat buntu, hanya ada satu cara yaitu kamu menikah dengan Yumna. Dengan mendekati Yumna dan keluarga, setelah kamu menjadi bagian dari mereka. Kamu akan lebih mudah mendapatkan informasi. Setelah kamu mendapatkan hardisknya, kamu bisa ceraikan Yumna, Arzian."
Arzian menatap Faisal tak percaya, ia menggeleng. "Saya tidak bisa, Om. Kan saya sudah pernah mengatakannya, jika saya hanya ingin menikah dengan wanita yang saya cinta. Wanita itu bukan Yumna tetapi Fiza, Om juga tahu itu kan?"
"Tidak ada cara lain, lakukanlah Arzian. Demi misi kita," paksanya.
"Maaf, Om. Saya tidak bisa." Herfiza sendiri terdiam sambil menatap Om dan juga kekasihnya. Ia pelan-pelan berdiri menghampiri kekasihnya, memeluk sang kekasih dengan penuh cinta. "Aku tahu kamu mencintaiku, Arzian sayang. Aku pun sama. Jujur berat juga bagiku untuk melerakanmu menikah dengan Yumna, tetapi demi misi kita, demi Om dan juga demi aku. Lakukanlah sayang, aku percaya walaupun kamu menikah dengannya. Kamu tidak akan mencintainya, karena di hatimu hanya ada aku seorang.
Arzian tidak terima dengan ucapan Herfiza, ia langsung mendorong kekasihnya hingga terjatuh. Beberapa detik kemudian ia sadar dan menyesal, Arzian langsung membantu Herfiza bangun kembali. "Kamu jangan ngaco! Aku nggak akan mau menikah dengan wanita lain! Aku nggak mau, sayang. Tolong jangan paksa aku."
Herfiza menjauh dari sang kekasih, ia melihat pecahan kaca akibat dari gelas yang telah Faisal lempar. Perempuann itu mengambil pecahan kaca itu dan mengarahkannya ke lehernya. "Aku akan bunuh diri sekarang juga, sayang. Kalau kamu tidak mau menikah Yumna. Lebih baik aku mati saja, dari pada misi yang telah Omku perjuangankan gagal karenamu. Aku tidak mau itu."
Arzian mencoba tenang, walau ada rasa takut saat melihat sang kekasih mencoba mengancamnya bunuh diri dengan pecahan kaca itu. Ia memang menebak itu hanyalah ancaman, kini ia akan mengikuti cara Yumna saat menghadapi Serra kemarin.
Arzian mendekat untuk merebut pecahan kaca itu, tetapi ternyata tidak semudah itu merebut paksa pecahan kaca yang ada di tangan Herfiza. Herfiza sendiri menatap nyalang kekasihnya. "Kamu mau rebut ini?" tanya Herfiza sambil menunjuk pecahan kacanya.
"Tidak akan bisa! Jadi apa pilihanmu, sayang? Melihat aku mati atau menikah dengan Yumna?"
"Sayang. Herfizaku. Tolong kamu lepaskan pecahan kaca itu, bahaya sayang." Arzian kesal hanya dirinya saja yang membujuk Herfiza, sedangkan Faisal hanya diam dan jadi penonton semata.
"Kamu jawab, Arzian! Aku tau kamu bukan pria tuli!" teriaknya tanpa perduli nanti ada yang mendengar pertengkaran mereka.
"Aku tentu nggak mau kamu mati, aku sayang dan cinta sekali sama kamu. Tapi aku tidak bisa menikah dengan Yumna, kamu minta aku melakukan yang lain saja selain hal itu," jawabnya akhirnya.
"Tidak! Aku maunya kamu menikah dengan Yumna, lalu melanjutkan misi kita. Hiks-hiks-hiks kenapa kamu susah sekali berkorban demi aku?" Herfiza sekarang malah menangis. Arzian makin tidak tega dibuatnya, ia mendekat kembali. Memeluk kekasihnya, sambil terus berusaha untuk merebut pecahan kaca itu.
Saat hendak direbut paksa pecahan kaca dari tangan Herfiza, benda itu malah mengenai tangan Herfiza. Hingga tangan perempuan itu mengeluarkan darah. Arzian sangat panik melihat darah yang keluar dari tangan kekasihnya, ia menarik kaosnya. Dan setelah berhasil membuat kaosnya terpotong. Potongan kecil itu Arzian gunakan untuk menutup tangan Herfiza yang terkena pecahan kaca.