Di tengah kota yang selalu bising, ada sebuah arena rahasia tempat para petarung dari berbagai latar belakang berkumpul untuk menguji kemampuan mereka dalam pertarungan tanpa aturan. Riko, seorang pemuda biasa dengan masa lalu yang penuh dengan kesulitan, tiba-tiba terjun ke dunia yang keras ini setelah menerima tantangan yang tak bisa ditolak. Dengan kepercayaan diri yang tinggi, Riko siap menghadapi musuh-musuh terberatnya, termasuk Kuro, legenda petarung yang namanya sudah terkenal di seluruh arena.
Namun, hidupnya tak semudah itu. Selain fisik yang harus terus dilatih, Riko harus belajar bagaimana mengendalikan emosinya, memahami strategi pertarungan, dan yang terpenting—mengenal dirinya sendiri. Dalam dunia yang keras ini, setiap kekalahan bisa menjadi pukulan besar, tapi setiap kemenangan juga membawa tantangan yang lebih berat.
Dengan dukungan sahabat sejati, Tatsu, dan berbagai teman baru yang ditemuinya di sepanjang jalan, Riko berusaha untuk bertahan hidup, mengatasi rasa t
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zylan Rahrezi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertarungan Satu Lawan Satu dan "Jurus Mie Instan"
Keesokan harinya, suasana di arena terasa lebih tegang dari sebelumnya. Ronde ketiga ini mengharuskan para peserta bertarung satu lawan satu. Tidak ada strategi tim atau goyangan aneh yang bisa diandalkan kali ini.
Di ruang persiapan, Tatsu duduk sambil memegang bungkus mie instan yang entah dari mana ia dapatkan. Riko menatapnya dengan bingung.
“Lo bawa mie instan buat apa, Tas? Kita mau bertarung, bukan masak.”
Tatsu mengangkat bungkus mie dengan serius. “Bro, mie ini bukan sembarang mie. Ini simbol kehidupan. Lo masak cepet, makan cepet, tapi nikmatnya nggak terlupakan.”
Riko menatap kosong. “Lo lagi ngelantur, ya?”
“Tunggu aja. Jurus baru gue bakal bikin mereka terkejut,” kata Tatsu sambil tersenyum penuh misteri.
Ryo masuk ke ruangan dan memberikan briefing singkat. “Ingat, ronde ini individual. Tatsu, lo akan bertarung pertama. Lawan lo namanya Shun, ahli teknik ilusi. Jangan gampang terpengaruh.”
Tatsu mengangguk sambil menyelipkan bungkus mie ke kantongnya. “Santai, gue punya rencana.”
Arena Pertarungan
Di tengah arena, Tatsu berdiri berhadapan dengan Shun, seorang pria kurus dengan tatapan tajam dan gerakan tangan yang luwes. Begitu gong berbunyi, Shun langsung bergerak cepat, menciptakan bayangan dirinya di berbagai sudut arena.
Penonton berseru kagum. Tatsu, di sisi lain, hanya berdiri sambil menggaruk kepala.
“Bro, gue kayak lagi nonton film ninja,” gumamnya.
Shun menyerang dari berbagai arah, tapi Tatsu menghindar dengan cara yang... unik. Ia jatuh berguling ke samping, lalu melompat dengan gaya salto yang tidak sempurna. Penonton tertawa, mengira itu bagian dari strategi anehnya.
“Lo serius nggak, sih?” teriak Riko dari pinggir arena.
“Gue lagi warming up!” balas Tatsu sambil berdiri tegak.
Shun kembali menyerang dengan serangan bayangan. Kali ini, Tatsu tiba-tiba mengeluarkan bungkus mie instannya dari kantong dan mulai memutar-mutar mie itu seperti nunchaku.
“Jurus Mie Instan!” teriaknya penuh semangat.
Penonton terdiam sesaat, bingung dengan apa yang terjadi. Bahkan Shun berhenti menyerang, tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.
“Lo ngapain?” tanya Shun dengan nada bingung.
“Ini jurus rahasia gue, bro. Lo nggak akan ngerti,” jawab Tatsu sambil terus memutar-mutar bungkus mie.
Dengan timing yang tepat, Tatsu melempar bungkus mie ke arah Shun, membuatnya refleks menghindar. Dalam sekejap, Tatsu melompat dan memberikan tendangan keras ke arah Shun, membuatnya terjatuh.
Gong berbunyi. “Pemenangnya: Tatsu!”
Penonton bersorak riuh. Banyak yang tertawa dan kagum pada gaya bertarung Tatsu yang tidak biasa.
Riko menghampiri Tatsu di tengah arena. “Lo serius banget pake mie instan tadi?”
Tatsu mengangguk dengan bangga. “Bro, inspirasi bisa datang dari mana aja. Yang penting, gue menang.”
Kembali ke Ruang Istirahat
Di ruang istirahat, Ryo menatap Tatsu dengan ekspresi datar. “Lo menang, tapi gue nggak habis pikir gimana caranya.”
“Gue kan bilang, Ryo. Goyang dan kreativitas itu kunci,” jawab Tatsu sambil membuka bungkus mie baru dan memakannya mentah-mentah.
Riko hanya tertawa. “Gue nggak tau harus bangga atau malu sama lo, Tas.”
“Tapi kita menang, bro. Itu yang penting.”
Mereka tahu bahwa pertarungan berikutnya akan lebih sulit, tetapi dengan kombinasi strategi aneh dan kekompakan tim, mereka yakin bisa terus maju. Turnamen masih panjang, dan Tatsu, dengan segala keunikannya, akan selalu menemukan cara untuk membuat semua orang terkejut.