Lyra terpaksa cuti dari pekerjaannya untuk menjenguk neneknya yang sakit di kota N, hanya untuk menemukan bahwa neneknya baik-baik saja. Alih-alih beristirahat, Lyra malah terlibat dalam cerita konyol neneknya yang justru lebih mengenalkan Lyra pada Nenek Luna, teman sesama pasien di rumah sakit. Karena kebaikan hati Lyra merawat nenek-nenek itu, Nenek Luna pun merasa terharu dan menjodohkannya dengan cucunya, seorang pria tampan namun dingin. Setelah nenek-nenek itu sembuh, mereka membawa Lyra bertemu dengan cucu Nenek Luna, yang ternyata adalah pria yang akan menjadi suaminya, meski hanya dalam pernikahan kontrak. Apa yang dimulai sebagai perjanjian semata, akhirnya menjadi permainan penuh teka-teki yang mengungkap rahasia masa lalu dan perasaan tersembunyi di antara keduanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chu-Chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 14
"Seperti itu ceritanya. Jadi, aku ditolong oleh pria itu. Setelahnya, dia mengantarku ke rumah ayah. Ayah memintaku untuk tinggal di rumah, tapi kali ini dia benar-benar keras kepala. Aku membantah, dan sebagai akibatnya, dia mengurungku. Ponselku juga disita. Baru hari ini akhirnya hatinya melunak setelah aku memohon kepadanya,” jelas Aira dengan nada kesal.
“Kau sudah sering celaka. Ayahmu pasti sangat khawatir. Apalagi, dia mungkin merasa bersalah atas apa yang terjadi sebelumnya. Itu wajar,” ujar Lyra, mencoba menenangkan.
Aira mengerucutkan bibirnya, tampak tidak puas. “Aku hanya diizinkan untuk bekerja. Jadi, untuk sementara, aku tidak akan kembali ke kontrakan. Setelah pulang kantor, akan ada orang kepercayaan ayah yang menjemputku,” katanya dengan nada pasrah.
“Tidak apa-apa. Aku juga akan melakukan hal yang sama jika berada di posisi orang tuamu,” balas Lyra, mencoba memahami situasinya.
Mendengar itu, Aira langsung memeluk Lyra dengan erat, seolah tidak ingin melepaskannya. Pelukan itu begitu hangat dan penuh rasa terima kasih. Beberapa rekan kerja yang melihat mereka dari kejauhan mulai berbisik-bisik, bahkan ada yang mengira mereka seperti sepasang kekasih yang sedang bermesraan.
“Oh iya, tadi kau berbicara dengan Pak Rayyan ingin mencariku,” tanya Aira penasaran, memecah keheningan di antara mereka.
“Hmm, saat di bar aku bertemu dengannya. Aku sedang mencarimu tetapi tidak menemukan jejakmu. Karena dia satu-satunya orang yang kukenal saat itu, aku meminta bantuannya. Dia berjanji akan mencari informasi tentangmu, jadi aku mempercayainya,” jelas Lyra sambil tetap fokus mengerjakan dokumen di komputernya.
“Ohoho, apakah hubungan kalian sebaik itu? Sampai Pak Rayyan mau membantumu? Jangan-jangan ada sesuatu di antara kalian?” goda Aira dengan senyum liciknya.
Lyra menjentik kepala Aira dengan gemas. “Kau terlalu banyak menonton drama. Aku tidak memiliki hubungan apa pun dengannya. Jangan membuat gosip yang tidak-tidak,” jawab Lyra, kembali serius menatap layar komputernya.
Di kantin kantor, suasana ramai seperti biasa. Beberapa karyawan duduk bersama, termasuk Lyra dan Aira, menikmati makan siang mereka sambil berbincang. Seperti lazimnya, bahan gosip pun tak pernah absen dari obrolan mereka.
“Eh, kalian tahu tidak? Aku dengar CEO perusahaan kita akan datang ke kantor minggu depan!” ujar salah satu karyawan dengan nada antusias.
“Benarkah? Dengar-dengar, CEO itu sangat tampan dan karismatik!” sahut yang lain, ikut bersemangat.
“Bukannya CEO itu bapak-bapak tua dengan perut buncit?” seloroh Lyra yang turut nimbrung sambil menyeruput minumannya.
Semua orang di meja langsung menoleh padanya dengan tatapan penuh rasa kasihan. Tatapan itu membuat Lyra bingung.
“Kenapa kalian menatapku seperti itu?” tanya Lyra, memandang mereka satu per satu.
“Lyra, masa kamu tidak tahu? CEO kita itu orang terkaya di kota ini. Dia pebisnis muda yang sukses di berbagai industri, selain kaya, dia juga tampan dan gagah. Pokoknya seperti malaikat turun dari langit!” jawab salah satu rekan kerja dengan nada penuh kekaguman.
Lyra hanya menggeleng pelan, tak habis pikir dengan cara mereka mendramatisasi gambaran seorang pria.
“Oh iya, bukankah CEO kita itu masih ada hubungan keluarga dengan Pak Rayyan, CTO perusahaan ini?” tanya seseorang tiba-tiba.
“Iya, bukankah Lyra dekat dengan Pak Rayyan?” celetuk yang lain, membuat semua mata kini tertuju pada Lyra.
“Jangan menyebar gosip yang tidak benar. Aku dan Pak Rayyan hanya membahas pekerjaan. Aku bahkan tidak tahu secara detail siapa Pak Rayyan itu,” ujar Lyra tegas, mencoba menghentikan gosip yang mulai mengarah padanya.
“Maklum, teman-teman, Ara ini bukan manusia biasa seperti kita,” ejek Aira sambil terkikik.
“Dengar ya, informasi yang aku tahu, Pak Rayyan alias Rayyan Ikram Wardhana itu adalah tuan muda kedua, anak dari Mahardika Wardhana, paman kedua CEO kita. Sedangkan CEO kita, Arjuna Wisnu Wardhana, adalah anak dari konglomerat Bagaswara Wardhana. Dia tuan muda pertama keluarga Wardhana. Tapi sebenarnya gelar itu milik kakaknya yang sudah meninggal, jadi akhirnya diberikan kepadanya. Dan FYI, perusahaan ini milik Pak Arjuna!” jelas Aira dengan semangat, membuat semua orang terpana. Tak salah jika Aira pantas menyandang gelar ratu gosip kantor.
“Wah, hebat banget, Pak Arjuna! Mau dong jadi istrinya!” seru salah satu rekan kerja dengan nada bercanda.
“Tapi aku dengar, Pak Arjuna itu dulu playboy banget. Katanya dia punya ratusan pacar waktu SMA. Dia sering menggonta-ganti pasangan kalau bosan. Bahkan, kabarnya dia pernah merebut pacar temannya sendiri!” celetuk yang lain, menambahkan bumbu gosip yang semakin seru.
Lyra mendengarkan obrolan itu sambil menghela napas. Dalam hati ia berkata, Entah benar atau tidak, kenapa orang-orang begitu senang menggembar-gemborkan kehidupan pribadi seseorang?
***Preview Ajuna Wisnu Wardhna**
Arjuna Wisnu Wardhana adalah pria tampan dan gagah perkasa dengan postur tubuh yang ideal di kalangan pria. Tingginya mencapai 189 cm dengan berat badan 60 kg, sempurna untuk usianya yang kini 28 tahun. Arjuna memiliki kulit tan yang eksotis, hidung tinggi menjulang, dan mata tajam berwarna cokelat kekuningan yang dihiasi alis tebal serta bulu mata lentik. Rahangnya tegas, dadanya bidang, dan otot perutnya terlihat sempurna dengan six-pack yang mencerminkan kedisiplinannya.
Sebagai CEO dari Arcadia Interactive, sebuah perusahaan game terkenal di Kota M, Arjuna merupakan atasan Lyra dan Aira. Status hubungannya hingga kini masih menjadi misteri, ada yang menduga ia single, namun rumor tentang hubungannya dengan artis dan penyanyi ternama, Zora Axelia Huang, terus beredar. Tak hanya itu, reputasinya sebagai seorang playboy telah lama menjadi pembicaraan. Konon, ia telah memiliki ratusan mantan pacar sejak masa SMA hingga sekarang.
Meskipun kisah cintanya sering menjadi kontroversi, Arjuna dikenal sebagai sosok yang pekerja keras. Berkat dedikasinya, ia berhasil membangun Arcadia Interactive menjadi perusahaan besar dan berpengaruh di industri game.
Arjuna berasal dari keluarga Wardhana, salah satu keluarga paling ternama dan kaya raya. Ayahnya, Bagaswara Aditya Wardhana, adalah pemilik NovaBank Global, sebuah perusahaan keuangan yang menyediakan layanan pinjaman komersial dan pengelolaan investasi. Selain itu, keluarga Wardhana memiliki berbagai perusahaan besar lainnya yang tersebar di seluruh dunia, menjadikan mereka keluarga terkaya nomor satu di beberapa negara dan peringkat kelima terkaya di dunia.
Ibunya, Elara Nova Wardhana, adalah seorang artis senior sekaligus mantan model internasional yang tetap memancarkan pesona hingga kini. Dengan latar belakang keluarga seperti itu, tak heran jika Arjuna tumbuh menjadi sosok yang berpengaruh dan sukses di usianya yang masih muda.
***Preview End***
Istirahat telah berlalu, mereka masing-masing sibuk dengan pekerjaan mereka. Suasana kantor Arcadia Interactive tengah dipenuhi hiruk-pikuk aktivitas para karyawan yang sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Deretan meja kerja tersusun rapi dengan komputer yang menyala, menampilkan layar-layar penuh kode, desain grafis, dan dokumen penting.
Beberapa karyawan terlihat serius menatap monitor, jari-jarinya menari cepat di atas keyboard, sementara yang lain tampak sibuk menjawab telepon dengan nada formal namun tergesa.
Di sisi lain, beberapa tim kreatif berkumpul di meja besar, mengadakan diskusi seru sambil memandangi papan tulis penuh coretan ide-ide baru. Suara gelak tawa kecil terdengar sesekali di antara percakapan serius, menunjukkan kombinasi semangat dan tekanan yang mewarnai suasana kerja mereka.
Mesin fotokopi di sudut ruangan berdengung tanpa henti, sementara seorang staf admin bergegas membawa setumpuk dokumen ke meja manajer. Asisten kantoran dengan kereta dorong kecil menyuguhkan kopi dan camilan ke beberapa meja, membuat aroma kopi menyebar, menciptakan kehangatan di tengah kesibukan.
“Ah, ini tolong direvisi,” ujar Lyra sambil menyerahkan dokumen di tangannya.
“Siap, akan saya kerjakan,” jawab programmer di depannya singkat.
Lyra menghela napas, lalu berkata, “Aku ke toilet dulu. Perutku tiba-tiba terasa mulas.”
“Baik, silakan,” sahut programmer sambil kembali fokus pada layar monitornya.
Lyra segera bergegas keluar dari ruangan, melangkah cepat menuju toilet untuk meredakan rasa tidak nyaman di perutnya.
Beberapa menit setelah kepergiannya, suasana di ruangan itu mendadak berubah. Sebuah rombongan tiba-tiba masuk, terdiri dari pria-pria berjas formal dan beberapa wanita yang berdiri rapi di belakang mereka, menciptakan aura otoritas yang kuat.
“Mohon perhatian, semuanya,” suara tegas Ibu Zee menggema, membuat semua karyawan spontan menghentikan aktivitas mereka dan berdiri menghadap ke arahnya.
“Baik, hari ini Bapak Arjuna, CEO Arcadia Interactive, menyempatkan diri untuk memantau divisi pengembangan game,” lanjut Ibu Zee dengan nada formal.
Hening menyelimuti ruangan sesaat, kemudian semua mata tertuju pada sosok Arjuna Wisnu Wardhana. Pria bertubuh tinggi dengan jas mahal itu melangkah masuk dengan aura berkarisma. Meski ekspresinya tampak dingin dan datar, pesonanya tetap mencuri perhatian. Bisik-bisik lirih mulai terdengar, terutama dari para karyawan wanita yang tak bisa menyembunyikan rasa kagum.
“Terima kasih atas kerja keras kalian. Semoga kalian betah bekerja di sini,” ujar Arjuna dengan suara dalam yang tegas namun tenang.
“Kami betah kok, Pak,” celetuk salah satu karyawan wanita yang diikuti oleh senyum malu-malu dari beberapa rekannya.
Rayyan yang berdiri di samping Arjuna tersenyum kecil, lalu berbisik sambil menggoda, “Baru pertama kali datang, tapi sudah memikat banyak perhatian.”
Arjuna melirik sekilas ke arah Rayyan tanpa banyak ekspresi. “Aku tidak tertarik meladeni candaanmu,” ucapnya datar. Namun, mata Rayyan tampak sibuk memindai ruangan, seolah mencari seseorang.
“Kita lanjut ke divisi lain,” kata Arjuna singkat, lalu berbalik dengan langkah mantap meninggalkan ruangan.
“Baik, semua kembali bekerja,” perintah Ibu Zee sebelum mengikuti rombongan keluar. Suasana kantor pun kembali sibuk, meski beberapa karyawan masih saling berbisik membicarakan CEO tampan yang baru saja mereka temui.
Lyra kembali ke ruangan dengan perasaan lega, ia mendapati kantor dalam keadaan rame. Sebelum ia pergi meninggalkan ruangan, mereka tampak sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing. Sekarang mereka malah bergosip ria dengan wajah yang merona.
“Ha, Lyra. Kau sungguh sial, tadi Pak CEO ke sini loh. Uhhh, dia cakep banget seperti rumor yang dikabarkan.”Ucap rekan kerja lyra masing terbayang-bayang wajah Pak CEO.
“Oh, pantas saja suasana disini berubah.”gumam Lyra. Ia kembali ke mejanya dan sibuk mengurus dokumennya.