Pernikahan Seorang Gadis Muda Berusia 19 Tahun dengan CEO Duda Kaya Raya
Berawal dari Rencana Pernikahan Kakakku dengan Seorang CEO dingin yang berstatus sebagai Duda
Namun Karena Kesalahan Yang di Lakukan Kakaku, Membuatku harus Menerima Jika aku Harus Menggantikan Posisi Kakakku menikah Dengan CEO berhati dingin tersebut.
Pembatalan Pernikahan Yang Dilakukan Oleh Kakakku Membuat Orangtuaku Sangat sedih Dan Terancam dalam Kebangkrutan.
Apakah Aku Bisa Melanjutkan Hidupku Dengan CEO berhati dingin Tersebut, Atakah Aku Akan Menyerah
Yuk Nantikan Kisahnya
PESONA MARYAM (Maryam Albatul Rahmah)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nabila.id, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
2. Jawaban Dari Doa Maryam
Tubuh yang sudah penuh dengan peluh-peluh, Butiran keringat berukuran besar membasahi sekujur tubuhnya. seketika Maryam beristigfar, memohon Petunjuk dan Perlindungan dari Allah SWT.
***
Mendapati dirinya dalam keadaan Tersebut, Maryam bergegas menuju Kamar mandi, yang berada di dalam kamarnya untuk segera berwudhu, Melihat Jam yang Digital di atas meja nya menunjukan pukul 04.15, segera Maryam melaksanakan ibadah sholat Subuh ya dengan khusyuk.
Matahari pagi yang mulai menampakkan Sinarnya, menembus celah-celah jendela kamar Maryam, Seketika membuat Hati Maryam Merasa Bahagia. Dengan memanjatkan doa dan Dzikir pagi Maryam memulai harinya, Perwujudan dari rasa syukur yang di rasakannya atas nikmat sehat yang masih ia rasakan pagi ini.
Tok tok tok
"Ning Maryam" Sapa salah seorang di balik pintu kamar Maryam
"Masuk Bi, Pintunya tidak di kunci" Jawab Maryam kemudian
Seorang wanita Muncul dari balik pintu, guratan di wajah yang terlihat lumayan banyak, menandakan usianya yang tidak lagi muda, Ya. Beliau adalah seseorang yang di pekerjakan oleh pak Hanif di rumahnya Sudah sejak Maryam kecil.
"Ning, Ning Maryam sudah di tunggu Ummi di Taman Belakang" Ucap Wanita tersebut dengan sopan.
"Ohh .. iya bi, terima kasih, sebentar lagi Maryam kesana BI".
Maryam bergegas menyusul dimana umminya berada, dari kejauhan nampak seorang wanita duduk dengan Menggunakan Kerudung berukuran cukup besar, namun tidak menggunakan Cadar, seperti halnya Maryam, terlihat duduk dengan wajah sendu.
Melihat bidadari Surganya termenung, seketika membuat keceriaan Maryam memudar saat itu juga.
"Ummi..." Ucap Maryam pelan dengan usapan lembut di bahu umminya.
"Apa yang sedang ummi pikirkan?? " tanya Maryam kemudian. Dan hanya mendapat respon senyuman dari sang ummi.
*Flashback On*
Sore itu seperti biasa Mahira mengalami Muntah-muntah yang sangat hebat, Sudah beberapa hari terahir Mahira Mengalami hal tersebut, hal itu pun membuat seisi rumah merasa khawatir dengan keadaanya.
Maryam yang mengetahui kakaknya sedang kurang sehat berinisiatif mendatanginya. Setibanya Maryam di kamar Mahira, Maryam segera menanyakan keadaan Mahira.
"Kakak Tidak papa dik... " Ucap Mahira dengan santai
"Tapi kakak sakit, bagaimana kalau kita ke dokter sekarang" Ajak Maryam kemudian, karena merasa khawatir, sebab beberapa hari lagi Mahira akan melangsungkan Pernikahan, dan Tidak ingin kakak nya semakin sakit.
"Sudah lah dik, Kakak baik-baik saja, setelah minum obat Kaka pasti sembuh" Sela Mahira kemudian.
"Baiklah, kalau begitu beristirahatlah ka, " Ucap Maryam Bangkit dari sisi tempat tidur Mahira seraya meninggalkan kamar tersebut.
***
Pagi hari.
Mengetahui jika beberapa hari terahir, kakaknya selalu mengalami Muntah-muntah, Maryam berinisiatif mendatangi kamar kakaknya dan membawakannya segelas Susu jahe hangat untuknya.
Tok tok tok ...
"Assalamualaikum ka" Ucap Maryam
Tok tok tok ...
"Kak" Ucap Maryam lagi
Tok Tok Tok...
Tidak mendapatkan jawaban dari dalam, Maryam berfikir kakaknya masih tidur, dan berinisiatif membuka pintu kamar kakaknya.
Ceklek..
"Kak, ini Maryam bawakan Susu jahe buat kakak!" Ucap Maryam seraya melangkah masuk kedalam kamar dan meletakkan susu di salah meja yang berada di salah satu sisi tempat tidur kakaknya, Kamar dengan nuansa Serba Pink tersebut menggambarkan sang pemilik yang memiliki kepribadian feminim.
Melihat ke sekeliling kamar, Maryam tidak mendapati kakaknya, berusaha mencari dan Membuka pintu kamar mandi, namun kakaknya tidak juga dia temui, Dan Alangkah Kagetnya Maryam ketika mendapati sepucuk surat yang di tinggalkan Mahira kepada Kedua orang tuanya.
Sebuah surat yang dalam kondisi tidak di lipat, di atasnya terdapat sebuah alat tes kehamilan, yang di sana Tertera dengan jelas dua garis berwarna merah yang berbatas tegas.
Seketika Raut wajah Maryam menjadi pucat pasi, Mata indahnya seketika berembun dan butiran-butiran bening meluncur begitu saja di Pipi putih yang tertutup oleh cadar.
Bergegas Maryam keluar dari kamar kakaknya, dan memberitahukan semuanya kepada Kedua Orang tuanya.
...... Abi.. Umi .. Maafkan Mahira telah membuat hati Abi dan ummi sedih, Mahira telah gagal menjadi Anak kebanggaan Abi dan Umi, Mahira telah gagal dan tidak mampu menjaga kesucian , Mahira tidak ingin lagi menambah Beban Abi dan Ummi, maka dari itu Mahira putuskan Untuk Membatalkan Pernikahan Mahira, Umi dan Abi tidak perlu mencari keberadaan Mahira, dan tidak perlu khawatir karena Mahira saat ini bersama laki-laki yang Mahira cintai ... ...
Begitu isi dari surat yang di tinggalkan oleh kakanya Mahira kepad kedua orangnya.
***
*Flashback Off*
***
"Umi... " Ucap Maryam disertai usapan lembut di punggung Umminya.
Saat ini Bu Maya atau ummi dari Maryam dan Mahira hanya mampu menitihkan Air mata meratapi Nasip kedua putri nya.
Seorang ibu yang merasa gagal dalam mendidik anaknya, sehingga sang anak terjerumus kedalam lembah hitam penuh dosa.
"Umi.. Jangan sedih, Maryam tidak bisa melihat umi seperti ini" ucap Maryam dengan lirih.
Maryam jelas mengetahui betul alasan dibalik kesedihan umminya. Memikirkan Kondisi kakaknya yang hamil tanpa adanya ikatan pernikahan dan saat ini justru pergi meninggalkan keluarga bersama dengan Laki-laki yang tidak berstatus sebagai suaminya.
Belum juga permasalahan selesai, orang tuanya sudah harus di hadapkan dengan kenyataan Perkebunan teh beserta pabriknya terancam gulung tikar.
Bukan meratapi kesedihan karena akan kehilangan seluruh harta dan kekayaan yang selama ini di rintis oleh kedua orang tuanya.
Namun kesedihan yang dirasakan adalah karena, Memikirkan nasib para Pekerja yang selama ini menggantungkan hidupnya dengan bekerja di perkebunan dan pabrik milik Pak Hanif apabila pabrik dan perkebunan tersebut benar-benar gulung tikar.
Bagaimana mereka tidak sangat sedih, Ratusan orang akan Kebingungan Mencari Pekerjaan setelahnya, Mungkin saja juga Akan ada anak-anak yang akan putus sekolah.
Kejadian yang berlangsung sangat cepat tanpa adanya pemberitahuan dan Aba-aba sebelumnya, membuat hati orang tuanya merasa terpukul.
"Maryam... " Ucap ummi memecah keheningan diantara mereka
"Yaa ... Ummi" Jawab Maryam lirih.
"Ummi tidak bisa lagi memikirkan bagaimana nasib para karyawan kita nak, setelah pabrik dan perkebunan nantinya benar-benar di tutup." dengan nafas berat ummi menceritakan isi hatinya.
"Ummi tidak masalah jika harus kembali hidup susah nak, sejatinya sebelum seperti sekarang, ummi dan Abi hidup dengan pas-pasan , jadi tidak masalah bagi umi jika memang harus kembali seperti dulu" ucap umi kemudian, Maryam hanya mendengarkan setiap ucapan yang di sampaikan umminya dengan tertunduk lemas.
"Tapi bagaimana dengan mereka??" (mereka yang di maksut adalah para karyawan)
Heuhhhhhh.... Terdengar Hembusan nafas berat keluar dari bibir ummi Maya.
"Ummi" Ucap Maryam sopan.
"Yaa, nak ? " Jawab Ummi dengan pandangan yang masih terus fokus ke arah depan.
"Bismillah, InshaAllah Maryam akan menerima tawaran Tuan Riza Ummi" Ucap Maryam pelan, sontak membuat ummi Maya kaget dan mendongakkan kepala, Merasa sangat terkejut hingga kedua bola matanya membulat sempurna.
"Maryam!!!" ucap ummi seketika, hampir tidak percaya mendengarkan penuturan putrinya. Seketika Air mata merembes dengan deras melalui sudut mata Umminya. Bagaimana tidak wanita paru baya itu bersedih melihat Putri bungsunya harus berkorban demi keluarga dan demi orang lain.
***
[[Mohon dukungan untuk karya saya ya]]
[[Mohon maaf jika masih ada kekurangan dan kesalahan dalam penulisan Karya ini, Sehingga Author Memohon dukungan dan Semangatnya dari para reader yaa]]
Terima kasih 🥰🙏