Cinta, apakah sungguh-sungguh ada di dunia ini, Zea nyaris tak percaya, menikah apakah akan menjadikan kebahagiaan? Zea pun nyaris tak percaya, pernikahan hanya pintu untuk seruntutan peristiwa yang memusingkan dan mengecewakan. Lelah berpikir tentang cinta, jodoh dan pernikahan Zea justru sibuk dengan berkebun dan berkuda, baginya hal ini lebih menyenangkan.
Namun siapa sangka hadirnya pemuda yang jauh dari usianya itu mampu mengacaukan pondasi dan perasaanya. Lalu bagaimana kah kisah selanjutnya? Akankah dirinya bisa merasakan indahnya cinta?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shakila kanza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Labil
"Zea, Ash... Ak.. Aku... " Kata Al Jovano terbata-bata sambil memegangi dadanya.
"Al, kamu kenapa?? " Zea panik saat Al terlihat kesakitan sambil meremas dadanya sendiri.
"Zee, shhh To.. Tolong..." Ucap Al Jovano terbata-bata lagi dengan wajah terpejam.
Zea kesulitan saat ingin bangun, dalam posisi seperti ini rasanya marah pada dirinya sendiri saat tak bisa bangkit dan menolong Al Jovano.
"Alll, kamu kenapa??" Zea berkaca-kaca lalu menggeser kakinya hendak turun dan bangun namun saat Zea berusaha bangkit Al Jovano memanggil namanya lagi.
"Zee, Ashhh, lihat ini. "Kata Al Jovano pelan dan seolah berputus asa.
Zea menoleh dan betapa kesalnya Zea saat tau apa yang di lakukan Al Jovano terhadap dirinya. Benar-benar menyebalkan sikap bocah yang sudah meramaikan hatinya itu.
Al Jovano membuat simbol hati dengan dua jarinya setelah puas meremas dadanya sendiri dengan ekspresi sakaw, ternyata sikapnya tadi hanya akal-akalan Al Jovano untuk membuat dirinya bersuara setelah aksinya mogok bersuara tadi.
"Alllllll!!! gak lucu tau! Aku udah panik beneran tadi. "
"Bisa gak sih bercandanya jangan bawa-bawa malaikat maut. "
"Aku gak mau kehilangan kamu!
Umpat Zea lalu melempar bantalnya ke Al Jovano geram, seandainya brondongnya itu tak sakit mungkin bukan hanya bantal yang Zea lempar pada Al Jovano.
"Lha serius sakit rasanya tau, memendam rasa cinta padamu. Aku lelah terus berpura-pura, Aku sadar tak bisa membiarkan dirimu meninggalkan aku. " Jujur Al Jovano sambil tersenyum hangat.
"Dasar!! udah sadar sekarang??? kemarin-kemarin kemana?? amnesia sesaat gara-gara jatuh??? " Umpat Zea yang di jawab cengiran oleh Al Jovano.
"Al, sumpah kenal kamu itu udah kayak naik roller coaster, kamu udah kacau kan kehidupan dan hatiku jadi tidak karuan, seandainya kamu beneran mundur kayaknya aku bakal benci pada semua laki-laki! " Kata Zea sambil menghela nafas berat.
Al Jovano juga sama menghela nya. "Kenal kamu juga udah buat hidupku tidak karuan, Buat aku berjuang, jatuh, bangun, minder, bangkit sampai sekarang." Jawab Zea.
Keduanya pun terdiam mendalami perasaannya masing-masing, sebenarnya apa sih yang mereka inginkan sesungguhnya dalam hubungan ini, pikir mereka dalam diamnya.
"Zee, emang kamu beneran bisa menerima keadaanku saat ini? " Tanya Al Jovano pada Zea pada akhirnya.
"Sama kaya kamu yang bisa menerima aku meski tua, aku pun menerima kamu, ya meski sejujurnya aku minder dengan perbedaan usia kita. " Jujur Zea.
"Kalau gitu, apa kamu siap ikut aku ke Korea? " Tanya Al Jovano tanpa melihat ke Zea.
'Ehm, berat sih, kamu tau sendiri aku punya banyak bisnis di sini. Kalau yang penting kita halal dulu gimana? Anggap aja pacaran Halal. Kamu cuti dulu aja sampai kaki kamu sembuh, terus kalau udah sembuh kamu bisa lanjut kuliah lagi." Kata Zea.
"Kalau aku pindah kuliahnya di Indonesia aja gimana? " Al Jovano menawarkan diri.
"Sayang." Jawab Zea.
"Makasihh." Al Jovano tersenyum jahil.
"Ckkkk kuliah kamu di Korea yang sayang bukan kamunya!! " Zea memutar kedua matanya malas, Al Jovano hanya tertawa ngakak.
"Tapi sayang aku juga kan??? " Ejek Al Jovano sambil mengedipkan matanya.
"Kagak!! " Aku Zea bohong.
"Kagak salah?? " Balas Al Jovano lagi.
"Serius ih, jadi becandaan, kamu maunya gimana?? " Zea kesal sambil menatap Al Jovano cemberut.
"Iya, pengennya dekat terus kaya gini, jadi males deh kuliah ke sana." Kata Al Jovano ikut cemberut.
Zea menarik nafas berat, susah juga mengambil jalan tengahnya, "Ya udah deh, aku temenin ambil S2 sekalian di sana. " Putus Zea.
"Serius??? " Al Jovano berbinar, rasanya pengen selebrasi tapi apalah daya jadi hanya bisa ber hore-hore di tempatnya.
Zea pun tersenyum sambil mengangguk, lucu melihat tingkah Al Jovano yang seperti itu nampak sekali jika dirinya akan punya suami bocah.
"So? kapan kita nikah? " Tanya Zea.
"Besok." Jawab Al Jovano cepat.
"Ishhhh, kagak masa iya kita ijab pakai baju rumah sakit sama gelang infus sih??? " Zea terkejut dan tak setuju sementara Al Jovano justru cengar-cengir membayangkannya.
***
Sore hari di Rumah Sakit.
"Mama, Kita mau nikah besok. " Kata Al Jovano mengagetkan Mama hany dan Bunda Mutia yang baru tiba di ruangan itu.
"Apa??? " Mama dan Bunda sama kompaknya.
"Kita sepakat mau menikah. " Ulang AlJovano.
"Benar begitu Zea? " Tanya Bunda Mutia memastikan.
"Ya pengen nikah sih bun, tapi gak besok juga kali, masa iya nikah di rumah sakit. " Jawab Zea malu-malu.
"Ya ndak papa sih kalau cuma yang penting sah, nanti untuk walimahnya nunggu kalian sehat, dari pada berdua terus begini, ya meski kadang ada Bunda sama Mama tapi kan lebih banyak gak adanya. "Bunda Mutia justru mendukung.
"Gimana Jeng Hany?? " Tanya Bunda Mutia pada Mama Al Jovano.
"Aku sih ikut aja jeng, cuma ya kaya kurang sakral gitu kalau di Rumah Sakit. " Jujur Mama Hany.
"Udah sakral loh Ma, coba kita udah kaya pasangan sejati loh, baju couple begini, infus juga couple mana perbanan kaki semua. Mana ada yang menikah kaya begini coba, unik tau. " Sanggah Al Jovano.
"Ckkk itu mah cuma akal-akalan kamu aja biar bisa pegang-pegang Zea sekarang kan??? " serang Mama Zea menatap anaknya tajam.
Al Jovano nyengir, jujur berdua selama beberapa hari begini, terus melihat bagaimana setiap harinya Zea di rumah sakit, wajha bantal, wajah cantik, wajah sedih, wajah cemberut, wajah bahagia semuanya terlihat selama beberapa hari ini, makin membuat Al Jovano tak tahan jiwa lelakinya, Al Jovano makin jatuh pada pesona perawan tuanya.
"Bun???" Mohon Al Jovano ikut-ikutan memanggil dengan sebutan Bunda.
"Kita musyawarah dulu ya sama para Ayah. " Putus Bunda Mutia yang di setujui Mama Hany, Al Jovano hanya bisa membuang nafas pasrah.
"Sabarrrr" Ucap Zea.
Al Jovano cemberut lalu menutup wajahnya dengan selimut, Mama Hany dan Bunda Mutia juga Zea hanya saling pandang dan geleng kepala.
Mama Hany hanya bisa mengelus Zea, melihat Al Jovano yang labil dan sering berubah-ubah perasaan dan sikapnya, Mama Hany berharap seandainya nanti menikah Al Jovano bisa tetap setia dan tidak labil lagi.
***
Pengen di semangatin... pengen jejak para pembaca yang banyakkkk baget... 😍
Makasih semuanya, Sehat-sehat selalu ya🤲🤲🤲🌷🌷🌷
semoga alka memang kk nya Al jadi dia msh punya kluarga