Farrel adalah seorang playboy kelas kakap, sudah banyak wanita yang dia kencani dari berbagai macam profesi. Baginya wanita hanya mainan saja, yang akan dia tinggalkan setelah merasa bosan. Tak ada satupun wanita yang bisa membuatnya jatuh cinta.
Dia adalah seorang pria dengan sejuta pesona. Siapapun wanita yang melihatnya akan terpesona dengan ketampanannya, apalagi dia adalah seorang pengusaha yang kaya raya.
Namun, malam itu dia salah masuk ke dalam kamar hotel membuat dia melakukan kesalahan fatal dengan seorang wanita yang tidak dia kenali. Wanita itu meletakkan sebuah cek senilai seratus juta di atas meja, agar Farrel tutup mulut.
Farrel sangat terkejut ketika mengetahui kenyataan bahwa wanita itu ternyata adalah istri dari saudara sepupunya. Apakah dia harus bertanggung jawab karena telah merenggut kesuciannya ataukah mencari wanita lain sebagai tambatan hati? Padahal ada banyak wanita yang mengharapkan cintanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11
Edho hampir setiap hari selalu pulang telat ke rumah, dengan alasan ingin bermain bilyard dengan teman-temannya, atau juga hanya sekedar nongkrong di kafe. Renata mempercayainya karena memang Edho memberikan nomor ponsel temannya kepada Renata, untuk memastikan Edho berbohong atau tidak.
Tentu saja Edho sudah membayar sahabatnya yang bernama Dean itu. Edho sudah memikirkannya dengan sangat matang, agar perselingkuhannya bersama dengan Tania tidak dicurigai oleh siapapun.
Sore hari ini Edho dan Tania sedang berpelukan mesra diatas ranjang tanpa memakai sehelai kain apapun, seperti biasanya, setiap mereka bertemu, pasti mereka akan bercinta. Tania memang ingin membuat Edho kenyang, agar Edho tidak meminta jatah kepada istrinya.
"Sayang," Tania memanggil nama Edho sambil meraba-raba dada bidang kekasihnya itu.
"Hm?" Entah mengapa Edho merasa tidak bersemangat hari ini.
"Aku ingin kita bermain satu ronde lagi," rengeknya. Wanita itu memang tidak memiliki rasa malu untuk meminta jatah kepada Edho.
Edho tidak menanggapi perkataan Tania. Saat ini dia sedang kepikiran tentang istrinya yang akan melakukan bimbingan kepada saudara sepupunya. Edho sangat tahu Farrel seperti apa, pria itu adalah seorang playboy yang mampu membuat banyak wanita terpesona kepadanya.
Edho yakin dia sama sekali tidak cemburu, mungkin dia hanya takut mereka malah berkencan, dan hal itu akan mencoreng nama baik keluarganya.
"Sebenarnya aku lagi kesal. Mengapa Om Aldi terlalu memaksakan Farrel untuk menjadi penggantinya sebagai pemimpin di perusahaan? Padahal aku sudah lama bekerja disana, dan ayahku memiliki saham di perusahaan itu." Edho menceritakan masalah yang dialaminya kepada Tania.
Sebenarnya Tania paling malas kalau Edho sudah bercerita tentang masalahnya, tapi dia harus menjadi seorang kekasih dan pengertian, agar Edho nyaman bersamanya. "Kamu harus membuktikan kalau kamu bisa lebih baik dari saudara sepupu kamu itu! Perusahaan yang dipimpin oleh orang tidak berkompeten pasti akan hancur."
"Masalahnya Renata yang akan memberikan bimbingan kepada Farrel. Aku sangat tahu bagaimana pekerjaan Renata. Dia adalah seorang wanita yang sangat profesional, pekerjaannya sangat baik, bahkan dia..."
Tania memotong perkataan Edho, "Hm kenapa kamu malah memuji istrimu itu?" Tania tidak suka jika Edho memuji pekerjaan Renata.
Edho mengkoreksi ucapannya, "Aku sama sekali tidak bermaksud untuk memuji dia. Aku hanya bilang dia adalah seseorang yang sangat profesional, dia pasti akan mengajari Farrel dengan benar."
Tania mempererat pelukannya pada tubuh Edho, "Ah aku punya ide, sayang."
"Ide apa maksudmu?"
Tania pun menjelaskan idenya dengan panjang lebar, "Bukannya saudara sepupu kamu itu seorang playboy? Kamu harus buat si Renata lebih dekat dengan saudara sepupu kamu itu, agar mereka berselingkuh. Bukan hanya nama baik Farrel yang hancur karena telah menjadi seorang pebinor, tapi nama baik istrimu juga akan hancur. Itu kesempatan untuk kamu bercerai dengan Renata dan menjadi pemimpin di Gibson Group."
Sebenarnya ide yang dikemukakan oleh Tania ada benarnya, jika seandainya Renata berselingkuh dengan Farrel, Edho memiliki dua keuntungan. Ayahnya pasti akan menyuruh dia menceraikan dengan Renata, bukankah itu yang Edho inginkan selama ini? Selama ini dia masih mempertahankan pernikahannya karena takut tidak mendapatkan warisan dari ayahnya.
Bukan hanya itu saja, tapi nama baik Farrel pun akan tercoreng. Pasti banyak klien yang akan memutuskan kontrak karna tidak ingin bekerjasama dengan sebuah perusahaan yang pemimpinnya tidak beretika dan memiliki skandal. Dengan begitu Edho memiliki kesempatan untuk bisa menjadi pemimpin di perusahaan Gibson Group.
Namun, entah mengapa rasanya dia tidak bisa menerima ide dari kekasihnya. Edho sangat yakin dia sama sekali tidak cemburu. Walaupun Renata sangat cantik, tapi wanita itu bukanlah tipenya.
"Farrel walaupun seorang playboy, dia memiliki selera yang sangat tinggi. Semua wanita yang dia kencani adalah wanita-wanita yang memiliki standar tinggi. Bukan wanita rendahan seperti Renata."
Tania pun tertawa kecil, "Hahaha, ya kamu benar, sayang. Mana mungkin sepupu kama sudi berkencan dengan wanita rendahan seperti Renata. Yang ada dia akan merasa jijik. Hm pasti kamu sangat tertekan tinggal serumah sama wanita miskin itu, membayangkannya aja membuat aku mual, apalagi kamu."
Edho hanya diam, dia tidak menanggapi perkataan Tania.
Tania mencium bibir Edho sekilas, kemudian dia berkata, "Sayang."
"Hm?"
"Teman-teman aku kemarin baru membeli tas limited edition. Jujur saja aku merasa sedih, karena hanya aku yang gak punya tas itu." Tania bercerita dengan nada manja.
"Berapa harganya?"
"Dua puluh juta."
Edho memang selalu memanjakan Tania, dia sama sekali tidak keberatan untuk membelikan apapun kepada kekasihnya yang berprofesi sebagai model itu. "Nanti aku transfer."
Tania pun tersenyum kegirangan, "Makasih ya sayang. Aku semakin cinta sama kamu."
Edho membalas senyuman Tania, "Iya, sayang."
Drrrrtt!
Drrrrtt!
Drrrrtt!
Ponsel Tania tiba-tiba saja bergetar diatas nakas, Tania segera menjauhkan jaraknya dari Edho. Wajahnya nampak memerah ketika membaca pesan dari seseorang, dia segera menghapus pesan itu.
"Pesan dari siapa, sayang?" tanya Edho, penasaran.
"Emm... da-dari teman. Teman aku ngajak nongkrong, tapi aku gak mau. Kan lagi sama kamu."
Edho sangat mempercayai Tania, "Oh gitu."
Tania merasa lega, Edho memang selalu mempercayainya. Kemudian wanita itu pun segera memeluk Edho kembali, tangannya dengan nakal mengurut-urut burung perkutut yang masih tertidur. "Karena kamu akan membelikan tas keinginan aku, aku akan memanjakan kamu juga."
Setelah itu Tania pun langsung karaokean, Edho tak dapat menolak. Wanita itu memang sangat pintar memanjakan benda pusakanya.
Seperkian menit kemudian, mereka pun akhirnya bercinta kembali. Kalau membahas soal ranjang, Tania selalu membuatnya sangat puas.
Keduanya mendes-ah saat tubuh mereka berdua menyatu, Edho melahap buah semangka favoritnya sambil terus memom-pa tubuh sang kekasih.
Kemudian kini Tania yang berada di atas tubuh Edho, dia bergerak lincah diatas tubuh pria yang sudah beristri itu.
"Oh terus, Tania sayang!" des-ah Edho. Pria mana yang tidak ketagihan jika setiap hari dia mendapatkan jatah dari Tania. Wanita itu setiap hari selalu siap untuk memuaskannya, menggantikan tugas yang seharusnya dilakukan oleh Renata.
...****************...