Cecil dan Kevin sepasang kekasih. Hubungan mereka terkendala restu dari mamanya Cecil. Namun, karena rasa cintanya yang begitu besar, Cecil pun berani menantang orang tuanya.
Padahal, tanpa Cecil sadari, dia hanya dimanfaatkan Kevin. Gadis itu sampai rela menjual barang-barang berharga miliknya dan bahkan meminjam uang demi menuruti permintaan sang kekasih.
Apakah hubungan yang toxic ini akan bertahan? Sadarkah Cecil jika dia hanya dimanfaatkan Kevin?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab Tiga Puluh Satu
Cecil memandangi mama mertuanya dan memberikan senyuman. Ingin rasanya mengatakan jika Athalla memang pernah melakukan kekerasan tapi dia tak ingin mama mertuanya salah paham. Hanya karena diperlakukan begitu saja dia tak terima. Mungkin saja kasar yang di maksud mama Tari itu lebih dari kemarin.
Mama Tari menggenggam tangan Cecil. Dengan tersenyum dia berkata, "Jika kamu mendapatkan perlakuan kasar dari Athalla, tolong katakan pada Mama!"
Cecil kembali menatap mama Tari, apakah dia harus berterus terang atau menyimpan saja. Bukankah Athalla telah meminta maaf, ucap dia dalam hati.
"Ma, apakah Mas Athalla sering kasar dengan Mama? Kenapa Mama bertanya itu?" tanya Cecil.
"Sama Mama tentu saja tak pernah, Nak. Mama hanya takut dia melakukan itu denganmu," ucap Mama Tari dengan gugup.
Cecil jadi curiga melihat sikap mama Tari. Seperti ada yang dia sembunyikan. Namun, dia tak mungkin bertanya lebih dalam lagi karena tak mau membuat wanita itu jadi risih.
"Ma, katakan saja dengan jujur. Apa sebenarnya yang ingin Mama sampaikan, biar aku bisa mengerti. Jika memang ada sesuatu pada diri Mas Athalla, bilang saja!" seru Cecil.
Mama Tari sepertinya ingin mengatakan sesuatu, tapi urung melihat Athalla yang berjalan menuju ke arah mereka berdua. Untuk menghilangkan kegugupan, Cecil memberikan senyumannya.
"Sayang, kita pulang yuk. Aku mau istirahat, besok ada meeting," ajak Athalla. Ditangannya ada rantang, mungkin berisi rendang yang tadi Mama Tari katakan.
"Atha, Mama harap kamu dan Cecil selalu bahagia dan bersama hingga menua. Saling mengerti dan kalau ada masalah bicarakan berdua, harus saling berkomunikasi dan percaya," ucap Mama Tari.
"Jangan takut, Ma. Aku dan Cecil akan tetap bersama hingga kami memberikan Mama cucu yang banyak," jawab Athalla.
Mereka berdua lalu pamit. Cecil menyalami dan mengecup kedua pipi mertuanya. Saat dia memeluk mama Tari, wanita itu berbisik.
"Jika Athalla ada melakukan kesalahan katakan pada Mama. Jangan tinggalkan dia begitu saja. Kita bicarakan semuanya baik-baik," bisik Mama Tari.
Athalla yang berdiri tak jauh dari keduanya menjadi heran melihat mamanya berbisik. Dia menatap keduanya dengan wajah penuh tanda tanya.
Cecil tak mungkin menjawab bisikan mama mertuanya. Dia tak ingin suaminya tahu apa yang Mama Tari katakan. Walau sebenarnya dia heran, kenapa wanita itu selalu mengingatkan dirinya tentang kesalahan sang putra. Apakah selama ini sang suami memiliki dua kepribadian? Tanya Cecil dalam hatinya.
Cecil hanya bisa menjawab dengan anggukan kepalanya. Dia lalu melepaskan pelukan mertuanya. Setelah itu berjalan menuju suaminya. Mereka langsung masuk ke mobil dan meninggalkan rumah mama Tari.
Dalam perjalanan menuju rumah, keduanya tampak membisu. Larut dalam pikiran masing-masing. Hingga akhirnya Athalla yang membuka suara.
"Apa yang Mama katakan denganmu, sepertinya serius banget?" tanya Athalla memecah kesunyian.
Cecil yang sedang melamun, memikirkan ucapan Mama Tari, cukup terkejut dengan pertanyaan yang diajukan suaminya. Dia mengalihkan pandangan yang awalnya ke jalanan, ke pria itu. Tampak Cecil menarik napas dalam sebelum menjawab pertanyaan suaminya.
"Mama tak mengatakan apa pun, hanya berpesan agar kita saling mengerti dan apa pun yang mengganjal di hati, bicarakan baik-baik. Saling jujur dan berkomunikasi dengan baik. Mama juga berharap kita bisa menua bersama," jawab Cecil.
Athalla menghentikan mobil secara mendadak, membuat Cecil terkejut dan hampir saja kepalanya membentur dasbor mobil. Suaminya itu lalu mengelus dahinya.
"Maaf ...." Athalla tampak begitu bersalah.
"Tak apa, Mas. Tak terjadi apa-apa denganku," balas Cecil.
Athalla lalu meraih tangan istrinya. Dia menggenggamnya dengan erat. Mengecupnya dengan lembut.
"Sayang, aku mohon padamu, apa pun yang terjadi, jangan pernah tinggalkan aku. Jika suatu hari aku melakukan kesalahan, tolong maafkan aku. Kamu bisa membalasnya dengan melakukan hal sama padaku, tapi jangan pernah ada niat untuk pergi dariku," ucap Athalla dengan suara memohon.
Cecil memandangi wajah suaminya yang tampak sangat memelas seperti orang yang ketakutan. Entah kenapa Athalla seperti begitu. Dia seperti anak kecil yang takut ditinggalkan ibunya.
"Mas, kenapa bisa berpikir jika aku akan meninggalkan kamu. Jika kamu tak melakukan kesalahan, aku tak akan pernah pergi."
"Tapi aku takut jika aku melukai kamu dan kamu memutuskan pergi!" seru Athalla.
"Mas, aku tak akan pergi jika kesalahan yang kamu lakukan itu bisa diperbaiki dan tidak fatal. Aku tak akan memaafkan yang namanya pengkhianat," ucap Cecil.
"Aku tak akan mengkhianati kamu, tapi yang aku takuti menyakiti kamu dalam hal lain. Aku harap semua tak pernah ku lakukan. Tolong ingatkan aku jika menyakiti kamu," balas Athalla.
"Kita akan saling mengingatkan jika ada salah satu di antara kita melakukan kesalahan," ucap Cecil.
Athalla lalu memeluk tubuh istrinya itu. Setelah cukup lama dia kembali menjalankan mobilnya. Cecil melirik suaminya itu diam-diam. Ada suatu perasaan mengganjal atas sikap mama Tari dan pria itu.
"Sebenarnya apa yang kamu sembunyikan dariku, Mas. Ada apa denganmu?" tanya Cecil dalam hatinya.
tp gmn kl emg dh sifat dy begitu..
ya tergantung qt aja sbgai istri yg menyikapinya...
ya qt jg hrs ekstra lbh sabar mnghdapinya...