Kehidupan ini terlalu menyakitkan, cinta yang telah Aluna perjuangkan terpaksa harus ia relakan berakhir tak bahagia bersama Rain.
Lalu bagaimana bisa seorang Aluna yang telah terpuruk dengan keadaan harus terus berjuang agar tetap hidup, bak semua komedi dirinya di paksa melupakan semuanya
"Biarkan aku pergi" Lirih Rain
---
"Rain, maafkan aku, aku terpaksa pergi, dan melanggar janjiku" Lirih Aluna
---
Ibaratkan terjebak di alam mimpi, Aluna kecil terbangun dengan keringat yang sudah melekat di bajunya
"Siapa kakak tadi ya?" ujar si toddler sambil menatap mamanya yang masih tertidur
Apakah ini kesempatan berikutnya bagi Aluna? apakah Rain juga telah lahir di kehidupan berikut nya meskipun keduanya tak lagi saling mengenal maupun memiliki perasaan yang sama, bagaimana kisahnya? yuk saksikan bersama
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putriiiiiiiiiii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
AMM
.....
seseorang yang berstatus sebagai seorang ibu kini tengah di landa kekhawatiran, pasalnya putri satu satunya terus mengingau bahkan keringat juga bercucuran deras di seluruh tubuh nya
"papa?"
"iya ma? ada apa? aluna kenapa?" panik Papa Morgan
"aluna demam tinggi pa, gimana ini?"
"packing baju kamu dan aluna, kita ke rumah sakit"
"i-iya pa"
Mama aiya dengan cepat mengemas baju aluna, hanya beberapa karena gadis kecil itu tak suka gonta ganti baju bahkan dengan alasan apapun
setelah selesai mama aiya dan papa Morgan menuju rumah sakit terdekat dari apartemen mereka
berlatarkan Australia, negara di mana aluna di lahirkan, kedua orang tuanya berasal dari indonesia namun karena pekerjaan sang papa yang mau tak mau harus menetap di Australia maka aluna pun lahir di sana
30 menit perjalanan akhir nya mereka tiba di rumah sakit terdekat, aluna segera di larikan ke ICU untuk mendapatkan penangan, dan penangan itu berlangsung selama 1 sejam hingga akhirnya demam aluna mulai menurun dan di pindah kan ke ruang rawat inap
cup
"ehmmm, mama?"
"iya sayang, ini mama? di mana yang sakit?"
"lumah cakit? ngapain?"
"aluna sakit, jadi mama dan papa membawa aluna ke sini" lembut mama aiya mengusap surai putri nya
"cakit? nggak kok, udah cehat"
"iya iya mama tau, tapi tunggu sampai ibu dokter memastikan kalau aluna udah sehat, ya?"
"iya mama"
aluna menatap mamanya bergantian ke papanya yang tersenyum ke arah dirinya yang sudah mulai membaik
"mama? papa?"
"iya sayang" jawab papa Morgan
"kalau seseolang nggak belnafas lagi namanya apa?"
"meninggal" ujar mama aiya
"aaahhhh aluna mimpi, aluna meninggal, kalena aluna bulu bulu mau ke lumah cakit, seseolang memanggil aluna, dia butuh aluna" jelas aluna menceritakan mimpinya
"oh ya sayang? siapa?" tanya mama aiya penasaran
"alun nggak kenal mama, mukanya bulam"
"it's okay baby, it's just a dream" ujar papa Morgan kemudian menggendong aluna
"dleam? but it's a leality papa, i look the man"
"her face?"
"no" sendu aluna
"namanya demam ya gitu sayang, suka mimpi, ya? jangan di pikirin terus nanti aluna sakit lagi" gemas papa Morgan
"i-iya papa"
grep
"iya sayang, kenapa? ehm?" tanya papa Morgan saat gadis kecil nya memeluknya dengan erat
"papa jangan jauh jauh dali alun, ya?"
"iya sayang, papa akan terus di sini"
"alun lapal papa" manja aluna tiba-tiba
"hahaha anak mama, tunggu ya? mama Minta bibi bawain makanan ke sini" kekeh mama aiya meninggalkan mereka
"papa~" manja aluna
aluna hanya gadis kecil biasa yang tak tau apa yang telah terjadi di kehidupan sebelum nya, bagaimana harinya yang begitu bahagia seketika redup mengetahui pria yang ia temui di masa SMA nya namun nyatanya, kisah yang di idamkan aluna hanya sebatas angan angan, kisah itu berakhir tragis
ceklek
"sayang?! ayo makan!!" ajak mama aiya
"hore!! ayo papa"
"iya iya ayo"
ketiganya duduk di kursi sofa yang telah di siapkan di ruangan khusus VVIP
"minggu depan kita pulang ke Indonesia" ujar papa morgan menyuapi putrinya
"Indonesia? itu di mana papa?" tanya aluna
"ehm, alun rindu kan sama oma dan opa?"
"he'em" angguk aluna
"pernah ketemu?"
aluna menunjukkan rentetan gigi nya kemudian menggeleng dengan penuh keyakinan
"makanya itu, papa mau mengajak alun menemui oma dan opa"
"waaaaahhh, altinya alun bisa meluk oma dong papa?"
"bisa dong sayang" kekeh mama aiya
"tapi oma kenal nggak ya sama alun" lirih gadis kecil itu tiba-tiba
"kenal dong, kan cuma alun cucu oma dan opa satu satunya perempuan" ujar mama aiya
"ouhhh altinya alun punya dong cepu.... cep... aaaahhh apa namanya" lirih aluna
"sepupu" kekeh mama aiya
"iya! cepupu" tawa aluna
....
seminggu kemudian
Aluna terkagum-kagum dengan rentetan bangunan yang begitu besar layaknya di Australia, bedanya Indonesia jauh lebih rindang di banding negara kelahirannya
"mama dan papa sedang keluar kota, mungkin akan pulang besok, kita nginap di rumah lama aja, ya?"
"oh, yaudah, ayo" angguk mama aiya
"kenapa mama?"
"kita ketemu oma besok, bukan sekarang"
"kenapa? oma nggak lindu ya sama alun" sedih aluna
"lohh kata siapa? oma malahan lagi beliin alun hadiah" bujuk Papa Morgan
"iya papa? holeeeeee"
rute yang seharusnya membawa mereka ke perumahan yang berada di tengah tengah kota itu harus menuju ke arah lain, tepatnya rumah Papa Morgan
30 menit perjalanan mereka akhirnya tiba di perumahan itu, sontak seseorang yang statusnya sahabat mama aiya berlari kegirangan memeluk sahabatnya itu
"kamu kok pulang nggak ngabarin!"
"iya iya maaf, kan suprise"
"ihhh" kesalnya
ia menoleh ke arah aluna yang memegang tas koper kecil miliknya, aluna si gadis ceria otomatis tersenyum ceria juga
"aaaahhh manisnya, siapa nama kamu?"
"aluna Xander, panggil alun" jelas mama aiya
"ohhh Hai alun, kenalkan nama tante Reina, tante Reina"
"tante leina? tante cantik" puji alun
"aaaahhhh makasih sayang" kekeh mama reina yang sejak tadi di buat kagum dengan kecantikan aluna
"beb? jodohin yuk anak kita?"
"ih apa sih kamu! masih anak anak! udah nanti aja"
"ih nggak papa dong, merancang masa depan mereka itu baik"
"jangan! namanya anak anak ya anak anak beb, kalau sekarang kan mereka bisa tertekan, apa lagi anak kamu! lagi happy happynya berteman"
"iya iya deh" kesal mama reina
"ehm alun? mau ikut tante nggak? jalan jalan"
aluna menoleh ke arah mamanya dan mama aiya memberikan senyuman sebagai tanda setuju, papa Morgan yang melihat itu hanya bisa menggeleng-geleng dengan persahabatan abadi istrinya dan Reina
"nahh rumah kamu dan rumah tante itu cuma berjarak 2 rumah"
"iya" angguk aluna
"tante punya anak ganteng loh"
"oh ya tante? namanya siapa?"
"tanya sendiri nanti, dia uda mau pulang"
"iya" angguk aluna
mereka akhirnya tiba setelah berjalan 3 menit, mama reina sengaja memperlambat langkahnya karena langkah aluna yang masih sangat tak bisa mengikuti langkah orang dewasa
"aluna duduk dulu ya? tante ambilin cemilan, ya?"
"iya tante" angguk aluna
mama reina meninggalkan aluna yang duduk di sofa, aluna menatap sekeliling rumah Mama reina, benar-benar indah menurut nya, aluna yang penasaran akhirnya berjalan ke sana kemari
brugh
"aauhhhh" lirih aluna memegang dahinya
"oh maaf manis, kamu...."
"SAYANG?! DIA ALUNA!! ANAK AIYA DAN MORGAN" teriak Mama reina dari dapur
"oh ya? cantik sekali kamu, duduk aja ya tunggu tante Reina om mau ke ruang kerja om, ya?"
"nama om siapa?" tanya aluna memiringkan kepalanya sambil menatap pria bertubuh tegap itu, kulitnya putih dan rambut yang di buat berantakan layaknya abg
"Om Flot"
"om felot?"
"bukan sayang, Flot" kekeh Papa Flot berusaha mengajar aluna menyebut namanya
"om Flot?"
"iya,pinter, om ke atas dulu ya sayang"
papa Flot meninggalkan aluna yang menatap nya dengan kagum, banyak pria dewasa yang ia temui namun sejauh ini hanya Papa Flot yang membuat nya kagum
"papa juga tampan, kata mama" gumam aluna mengingat kata mamanya
aluna melanjutkan aktifitas nya, ia terhenti saat menatap sebuah Piagam penghargaan, medali yang banyak serta piala, aluna meraih salah satu piala tersebut dan hendak membawanya ke sofa untuk di amati
brugh
"auhhhh" lirih aluna kemudian mengangkat pandangannya
"siapa kamu?" dinginnya
"ganteng nya" gumam aluna
. . . .
bersambung