Asterion Estevan menjadi target utama seorang gadis kecil yang bernama Aily Calista untuk mencuri benih ideal miliknya, Aily sangat aktif untuk naik ke atas ranjang seorang pria tampan yang belum pernah tersentuh wanita manapun.
Dia sangat ingin mempunyai anak dari bibit sempurna seperti Asterion, rencananya itu untuk meluncurkan aksinya agar mempunyai ahli waris saat dirinya tiada, agar seluruh harta kekayaannya jatuh kepada anak semata wayangnya, Aily sangat tidak rela jika kakak tirinya lah yang akan menerima seluruh hak miliknya.
Namun Aily herus lebih keras lagi berusaha mendapat bibit unggul itu, karena Asterion yang kerap di panggil Rion itu sangat susah untuk di dekati.
Apakah Rion akan tahan ketika mendapat godaan dari gadis cantik dan juga sexy seperti Aily?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fitryas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 6
Saat ini Aily tersenyum dengan lebar karena mungkin keinginan nya untuk mendapatkan benih dari pria tampan bak Dewa Yunani itu akan segera berhasil ia dapatkan.
Karena hari ini Aily sudah berada di perusahaan pria tampan yang bernama Rion itu. Aily meminta bantuan pada Eria untuk memberikannya pekerjaan sebagai OB di perusahaan itu agar lebih mudah keluar masuk ruang kerja Rion.
Eria mau tidak mau membantu Aily dengan berpura-pura jika Aily bisa menggantikan pekerjaan salah satu teman nya yang bekerja sebagai OB di perusahaan itu.
Aily berjalan melewati lorong yang nenuju ruang kerja CEO di lantai itu sambil mendorong Trolley cleaning service, matanya berbinar saat menatap pintu berbentuk persegi empat yang ada di depan nya. Aily membayangkan jika di balik pintu itu ada pria tampan yang akan ia tiduri.
"Aku tidak sabar lagi," gumamnya sambil tersenyum, lalu Aily menatap papan nama di pintu itu yang menandakan jika itu ruang CEO dan nama pemilik ruangan itu.
"Pantas dia menolak uangku, ternyata dia kaya raya," gumamnya mengingat kembali penolakan Rion saat di tawari uang olehnya. "Asterion Estevan," Aily membaca nama di papan itu sambil menyipitkan matanya.
"Rasanya nama itu tidak asing, tapi dimana aku pernah dengar nama itu," Aily berusaha mengingat-ngingat. Namun nihil, Aily tipe orang yang pelupa dan tidak terlalu peduli. "Namanya juga orang terkenal pasti aku pernah baca majalah tentang calon ayah anakku," gumamnya sambil mengelus-elus perut rata miliknya
Saat hendak membuka pintu itu, Aily dikagetkan oleh pria berkaca mata yang lebih dulu membuka pintu dan keluar dari ruangan itu. Dengan bergegas Aily menundukan kepalanya memberi hormat, lebih tepatnya bersembunyi sebelum ketahuan oleh pria yang di sebut sebagai Sekertaris Lee itu.
"Selamat pagi," ucap Aily sambil membungkuk.
Leandro yang sadar jika gadis itu adalah Aily, dia sangat ingin menyapa Aily namun Nona Eria melarangnya menyapa sahabatnya dan juga melarang dirinya menghalangi niat gadis itu untuk mendekati Rion.
Leandro hanya mengangguk lalu pergi begitu saja dan berpura-pura tidak mengenal gadis itu.
"Syukurlah dia tidak melihat wajahku," gumamnya seraya mengelus dadanya. Aily bergegas mengetuk pintu lalu masuk kedalam ruangan itu.
Aily ternganga melihat betapa luas dan mewahnya ruangan itu, bahkan ruang kerja Ayahnya saja tidak seluas dan semewah itu. 'Fix dia kaya,' gumamnya dalam hati.
Aily lalu menatap pria tampan yang sedang duduk di kursi kerjanya tanpa memperdulikan dirinya karena lebih pokus dengan berkas-berkas yang ada di tanganya.
"Tuan, saya minta ijin membersihkan ruangan ini," ucap Aily dengan pelan.
"Hng," jawabnya mengiyakan.
Aily bergegas mengelap rak yang ada di dekatnya, namun belum sempat dirinya bekerja tanganya lebih dulu memecahkan pas bunga yang ada di depan matanya.
"Ya ampun maafkan saya tuan, saya akan segera membersihkannya," ucap Aily dengan cepat merapikan pecahan itu.
Sementara Rion tidak menjawab, dia masih pokus dengan berkas yang dirinya pegang.
"Sshhttt ah, sakit sekali," gumamnya tanpa terdengar oleh Rion, tangan Aily tergores pecahan beling itu. Dia lalu menghisap jari nya yang berdarah.
Dia berusaha sebisa mungkin untuk bekerja dengan benar namun karena dirinya tidak terbiasa menggunakan peralatan kebersihan itu semua pekerjaannya hancur berantakan.
Beruntung dirinya karena Rion sama sekali tidak memperdulikan apa yang ia kerjakan, Aily sudah tidak mau lagi berakting apa lagi sampai terluka seperti barusan, dia lebih memilih langsung pada intinya.
Dia berjalan denga percaya diri mendekati Rion, namun pria itu masih sibuk dengan pekerjaannya, "tuan apa anda mau saya pijit?" tanya Aily.
"Hng..." Rion menjawab dengan dehaman tanpa sadar apa yang akan dilakukan OB itu.
Aily yang sudah berada di belakang Rion dengan senyum Evil nya dia mengangkat kedua tanganya untuk bersiap memijat pundak Rion sebagai salah satu cara untuk menggodanya.
Dipijatnya pundak Rion dengan perlahat, "apa yang kamu lakukan!" bentak Rion saat tersadar dengan apa yang dia rasakan di pundaknya dia menoleh ke belakang sisi kiri untuk menatap siapa yang berani melakukannya.
Namun Aily dengan cepat berpindah ke sisi kanan, dengan cepat Rion pun beralih menoleh ke sisi kanan, "Astaga apa yang kau lakukan!" bentaknya saat orang itu sudah bersembunyi lagi.
Rion dengan cepat menangkap lengan orang itu, namun karena Aily tidak bisa menahan keseimbanganya dia terjatuh ke atas pangkuan Rion sambil bertatapan dengan kedua wajah mereka yang berdekatan.
Satu detik.
Dua detik.
Tiga detik.
"Kau!" sentak Rion sambil melotot menatap Aily dengan tatapan horornya. "Apa yang kau lakukan disi-- Empp"
Rion melotot sempurna saat sesuatu yang basah dan kenyal menempel di bibirnya, Aily ******* dan menghisap kuat bibir Rion.
Sementara Rion masih 50% belum bisa mencerna apa yang sedang terjadi. Lidah Aily menerobos masuk kedalam rongga mulut ptia itu dengan sangat lihai.
Walaupun Aily tidak punya pengalaman namun dia tidak terlalu bodoh untuk mempelajarinya.
.
.
𝑡𝑜 𝑏𝑒 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑖𝑛𝑢𝑒𝑑...