Tidak ada angin tidak ada hujan, tiba-tiba saja ada yang memanggil Rara dengan sebutan Mommy.
Rara yang baru pulang bekerja tiba-tiba saja di kagetkan oleh gadis kecil yang begitu cantik nan imut namun yang membuat Rara kaget adalah panggilan gadis kecil itu kepadanya.
" Mommy " Dengan kedua mata yang berbinar dan senyum yang mengambang di bibirnya membuat gadis cantik itu semakin menggemaskan.
Rara yang terkejut ia langsung melihat kearah belakang dan melihat kesekitar namun Rara tidak melihat siapapun disana.
Bagaimana kelanjutannya? yuk simak cerita selanjutnya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cumi kecil, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 20. HAMPIR KHILAF
Kamar bernuansa pink putih ini menunjukan jika rara wanita yang kalem dan juga feminim, ada bonek-boneka yang tersusun rapih pantas saja jika putrinya lebih betah bersama rara dari pada di rumahnya.
Di rumah caca hanya memiliki beberapa boneka dan kamarnya pun masih satu kamar dengan Irfan karena mereka baru pindah dari rumah yang lama.
Irfan menyuruh caca untuk tidak berisik agar tidak mengganggu rara yang sedang tertidur pulas.
Anak itu begitu patuh bermain boneka di sofa sedangkan Irfan, ia melihat sekeliling kamar rara.
Ini adalah pertama kalinya Irfan masuk kedalam kamar seorang gadis. Irfan duduk di pinggir tempat tidur.
" Kamu cantik, tapi kenapa kamu mau menikah dengan seorang duda anak satu? Padahal di luar sana banyak pria yang masih berstatus single " Gumam Irfan pelan sambil mengusap wajah cantik rara.
Rara langsung menahan tangan Irfan lalu membuka kedua matanya " Aku menikah untuk beribadah kepada Allah dan aku juga tidak memandang status selama pria itu baik, sholeh dan bisa menjadi imam untuk aku kenapa tidak " Jawab Rara.
Irfan sampai tidak berkedip mendengar jawaban rara " Lalu bagaimana kalo aku ini pria miskin? " Tanya Irfan
Rara tersenyum " Harta hanya sebuah titipan, kebahagiaan itu tidak di ukur dengan harta. walaupun kita hanya hidup sederhana yang penting keluarga kiya bahagia " Jawab Rara.
Sejak kapan rara menjadi so bijak padahal sebelumnya ia tidak sebijak ini.
Irfan tersenyum lalu menyelipkan rambut di telinga Rara " Aku janji kalo aku akan selalu membahagiakan kamu dan mencukupi apapun yang kamu mau " Ucap Irfan
" Terimakasih Mas "
Dengan reflek Irfan mengusap bibir merah Rara dengan jempolnya namun seketika ia sadar jika yang di lakukannya " Maaf " Irfan langsung berdiri dan meninggalkan kamar rara sebelum ia di goda oleh setan.
Rara yang sudah menutup kedua matanya langsung terbuka sempurna ketika mendengar ada orang yang menutup pintu " Apa aku kena prank? " Gumam rara yang ia pikir kalo Irfan akan menciumnya.
" Mommy " Panggil caca yang naik keatas tempat tidur.
" Ah iya.. " Jawab rara yang baru mengetahui kalo di kamarnya ada caca " Apa yang sudah aku pikirkan, mana mungkin mas irfan mau menciumku di depan caca, ahhhh.. Aku pasti akan malu sekali hiks... " Batin rara menjerit.
" Mommy tadi caca di suruh diam sama Daddy, katanya takut mommy bangun " Adu caca
Rara langsung menetralkan wajahnya " Maafkan Mommy ya, tadi mommy lelah " Kata Rara yang membawa tubuh caca kedalam pelukannya.
" Mommy mau aku pijitin? " Tawar caca " Caca sering ko mijittin Daddy "
" Wah anak mommy baik sekali sukaa mijitin Daddy " Puji Rara yang mencium wajah caca bertubi-tubi.
Suara gelak tawa rara dan Caca bisa terdengar sampai depan pintu kamar rara.
Irfan yang masih berdiri di ambang pintu kamar Rara, ia langsung tersenyum mendengar suara tawa bahagia di dalam kamar sana.
Irfan tersenyum lalu ia pergi meninggalkan kamar rara.
" Loh ko sendiri, mana rara dan caca? " Tanya Ibu.
" Rara sama caca masih di kamar bu. Irfan pamit pulang dulu soalnya mau magrib " Pamit Irfan.
" Iyah Nak Irfan, kalo mau ke sini jangan sungkan ya. Anggap saja rumah sendiri " Ucap Ibu tersenyum.
Irfan mengangguk " Iyah Bu " Setelah pamit Irfan langsung pergi dari rumah Ibu.
.
.
.
.
Hai hai haiiii semuanya jangan lupa ya tinggalkan jejak kalian dengan cara like dan komen.. Mampir juga di novel yang berjudul ISTRI PAJANGAN Terimakasih.