Kecelakaan mobil menewaskan kedua orangtua Aleesya saat berusia 5 tahun. Hanya Aleesya yang selamat dari kecelakaan maut itu. Dia diasuh oleh tante dan om-nya yang jahat.
Siap-siap banjir airmata yaa Readers !
Bagaimanakah nasib Aleesya selama ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desty Cynthia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Alarich Dewantara
Keesokan harinya seperti biasa kegiatan Alee dari hari kehari, apalagi kalau bukan dijadikan art dirumah omnya itu. Dan selalu saja mendapat omongan pedas dari tante Mira.
Alee tengah menyiapkan sarapan pagi ia juga setelah ini akan berangkat kerja.
"Gimana tuan puteri tidurnya? Enak donk yah semalem enggak buatin makan malem! Bukannya masak malah tidur!" Ujar tante Mira ketus lalu melempar serbet ke muka Alee.
Aleesya tidak kaget lagi mendapat perlakuan kasar dari tantenya itu sudah menjadi makanan Alee sehari-hari. Alee pun tak menjawab omongan tante Mira itu.
"Ayoo sarapan, Alee kamu duduk disana." Titah om Lukman.
"Pah ... Kok dia disuruh duduk disini? Mamah alergi pah !" Sinis tante Mira. Namun om Lukman menghiraukan tante Mira. Ada hal yang lebih penting untuk dibahas bersama Alee.
"Alee nanti kamu tanda tangani berkas yah, karena masih atas nama mamah kamu, mengerti ?" Alee mengangguk pasrah jika memang perusahaan itu diambil oleh omnya.
-
-
Alee menuju tempat kerjanya seperti biasa dengan berjalan kaki. Ditengah jalan saat Alee hendak menyebrang, naasnya dia malah diserempet mobil asing berwarna hitam.
BUGH
"Auwwww..."
Alee reflek teriak hingga tersungkur ke bawah mobil. Lutut dan telapak tangannya perih. Driver mobil itu keluar melihat keadaan Alee.
"Non, tidak apa-apa? Apa ada yang luka?" Tanya pak Slamet sembari melihat Alee.
"Ti-tidak pak, cuma lecet aja sedikit. Lain kali hati-hati yah pak!" Alee dibantu berdiri oleh pak Slamet. Alee pun pamit meninggalkan mobil itu tanpa bicara lagi ia malas jika berdebat dengan orang orang kaya.
Terlihat Alee jalan sedikit pincang, sepertinya Alee keseleo saat hampir ditabrak tadi. Didalam mobil itu ada seorang pria melirik ke arah Alee. Pria yang mempesona dengan rahang yang tegas juga tampan.
"Cantik juga! Tapi sayang sepertinya dia bodoh!" Ucap pria itu.
"Jalan pak! Kita ke Rich Bakkery sekarang."
-
-
-
Alee berjalan kaki ke tempat kerjanya sedikit telat. Karena kakinya yang sedikit kesakitan. Demi mencari uang Alee rela harus menderita seperti ini.
Ketika Alee masuk, semua karyawan sedang breefing pagi. Alee meminta maaf karena telat. Terlihat lutut Alee sedikit ada cairan merah. Dan cara berjalan Alee sedikit pincang.
"Alee kenapa telat ? Kaki kamu itu kenapa?" Tanya Kevin yang bertubi-tubi. Ia adalah manager disana. Dia melihat lutut Alee merah dan ada sedikit luka.
"Maaf pak, tadi dijalan ada musibah sedikit." Ucap Alee sambil menunduk lemas juga meremas ujung bajunya
Dibelakang Kevin, ada seorang pria yang tadi mobilnya sempat menyerempet Alee. Ternyata wanita itu adalah pegawainya. Pria itu merasa bersalah karena kelalaian supirnya sehingga Alee harus telat dan sedikit terluka.
"Atas nama Aleesya, saya minta maaf Tuan Alarich, lain kali hal ini tidak akan terulang!" Ucap Kevin pada bossnya itu.
"Alee, ini pak Alarich Dewantara pemilik Rich Bakkery." Kevin memperkenalkan Alarich pada Alee.
Alee menunduk hormat. Ia tidak terlalu memperhatikan muka Alarich. Sebenarnya Alee menahan perih di telapak tangannya. Tapi Alee tidak mungkin bilang pada pak Kevin
"Lain kali, saya tidak akan mentolerir pegawai yang telat, mengerti?" Tegas Alarich memandang Alee dengan tatapan mautnya.
"Dan kamu...ikut keruangan saya!" Sentak Alarich pada Alee.
Kesan pertama membuat Alee terkejut, ia sungguh takut akan kehilangan pekerjaannya karena ia baru pertama kali telat itupun tidak sengaja.
Semua pegawai disana kaget saling melirik, bahkan Tania kasihan melihat Alee yang harus kena semprot oleh pemilik toko ini.
"Alee...kamu yang sabar yah, pokoknya kalau kamu nanti dimarahin disana, tutup mata aja yah." Ucap Tania berbisik ke telinga Alee.
Aleesya sendiri tidak menanggapi Tania. Ia lebih fokus ketika Alarich bossnya pergi. Ia takut akan dipecat.
-
-
-
Diruangan Alarich, Alee berdiri didepan meja Alarich. Ia terus saja menunduk, ia gugup sekali dan khawatir.
"DUDUK." Sentak Alarich pada Alee yang terlihat lemah
Alee duduk didepan meja Alarich. Ia meremas ujung bajunya ia bahkan tidak mau melihat wajah Alarich.
Meskipun tampan tapi sifat dingin Alarich membuat orang disekitarnya ketar-ketir. Alarich menghubungi asistennya Bastian. "Bas...Kemari."
Bastian tak lama masuk kedalam ruangan bossnya ia menunggu perintah selanjutnya.
"Bas, mulai besok dia akan bekerja di apartmentku." Tegas Alarich tak ingin dibantah.
Alee mendongak menatap heran bossnya itu. Maksudnya apa? "Maaf pak maksdunya gimana?" Tanya Alee dengan hati-hati.
"Sebagai hukuman buat kamu, karena kamu telat! Tidak ada bantahan!" Jawab Alarich dengan tampang yang sedikit arogan.
"Saya membutuhkan orang yang bisa mengurus apartment saya, pastinya dengan gajih yang besar. Lebih besar daripada gaji kamu sekarang. Sepertinya kamu bisa mengurus rumah!" Alarich terus menelisik setiap inchi wajah Alee.
"Saya kerja dari jam berapa sampai jam berapa pak?"
"Kamu akan tinggal disana, sebulan sekali kamu boleh pulang kerumah kamu, gimana? Deal?"
Alee tidak langsung menjawab, ia berpikir sejenak. Ada bagusnya Alee keluar dari rumah tantenya yang seperti neraka itu. Setidaknya, Alee tidak mengontrak rumah, jadi uang yang dia tabung bisa untuk dia kuliah nantinya.
"Ba-baik pak, saya setuju. Tapi saya harus ijin dulu sama om dan tante saya." Ucap Alee yang gelapan itu.
"Silahkan. Kamu boleh kembali bekerja." Ucap Alarich menyuruh Alee keluar dengan jarinya.
-
-
-
Setelah Alee keluar, Alarich melirik Bastian. "Bas ... Cari tahu siapa wanita itu, sedetail mungkin, jangan sampai ada yang terlewat, mengerti?"
"Baik Boss siap." Bastian segera pergi.
Alarich Dewantara, ia adalah seorang Dosen yang juga kepala yayasan dari universitas swasta dan juga Alarich adalah seorang pengusaha terkenal, yang memiliki bisnis diberbagai bidang.
Toko Rich Bakkery ini adalah salah satu cabang usahanya. Alarich sangat misterius, pribadinya sangat tertutup dan dikenal kejam oleh para pesaing bisnisnya dan juga para mahasiswanya. Meskipun dia tampan, tapi jika sudah mode galak, semua mata tunduk padanya.
Alarich memandangi punggung Aleesya yang semakin jauh. Ia semakin penasaran pada gadis cantik itu. Hatinya berdesir seolah telah mengenal lama Aleesya. Alarich memegang dadanya rasanya jantungnya seakan mau copot. Pertama kalinya dia merasakan jatuh cinta pada pandangan pertama.
"Ahhh tidak! Aku hanya kasihan melihat wanita itu, tidak lebih!"
Seolah menolak kehadiran Aleesya, dia menjadi salah tingkah mengingat betapa gugupnya dia ketika berada di depan Aleesya.
"Tapi dia lucu sekali !" Gumam Alarich batinnya.
"EHM TUAN..."
Bastian berteriak karena sedari tadi tuannya itu tidak menjawab panggilannya. Alarich kaget ia reflek mengelus dadanya. Sin-ting memang asistennya satu ini.
"Kenapa teriak huh memangnya aku budek?"
"Tadi saya sudah panggil pelan, tapi tuan tidak jawab!" Ujar Bastian dengan malasnya menghadapi Tuannya yang satu ini.
siapa alarich itu ..