Menceritakan tentang Vela, gadis yang tiada karena di bunuh oleh orang yang telah membunuh kekasihnya. Ia terbangun di kehidupan sebelumnya, pada masa Dinasti Kerajaan. Ia seorang Putri Kerajaan bernama Tania, Putri lemah yang dibenci oleh ayahnya dan selalu disiksa oleh saudara dan ibu tirinya.
Putri Tania sangat membenci Raja Oberon, Laki-laki yang sudah lama akan dijodohkan dengannya, Tania dan keluarganya tidak bisa menolak perjodohan itu, karena Raja Oberon adalah Raja terkuat, terkejam, dan ialah Raja di atas para Raja. Namun, bagi Vela, Raja Oberon adalah orang yang sangat berarti dalam hidupnya.
Saat tiba-tiba Putri Tania (Vela) menerima Perjodohan nya dengan Raja Oberon, saat itulah semuanya berubah. Di mulai Tania yang membalas semua perlakuan ayah dan ibu tirinya, melalui kekuasaan yang diberikan Raja Oberon, dan munculnya orang-orang terdekat Vela.
#1 Fantasi series
#Kalau suka jangan lupa jejaknya❤
#*** Konten UwU tinggi ya
#1000% karya original
#Plagiat?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Salvador, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 19 : Arti 'Kebahagiaan Lain'
“Kau harus rutin meminumnya satu gelas 3 hari, jangan sampai lebih.” Peringatan Oberon, Tania hanya mengangguk mengiyakan.
Jika terlalu banyak kau meminum ramuan itu, efek sampingnya akan bahaya. Batin Oberon, bagaimanapun ia tetap khawatir pada kesehatan Tania pastinya.
Oberon keluar dari kamar Tania, ia ingin memantau prajurit Corvus yang kemari bersamanya sebentar. Tak lama terdengar suara pintu kamar Tania di ketuk.
Tok.. Tok.. Tok..
Kenapa Oberon cepat sekali? Batin Tania. Ia melangkah membuka pintu dan mendapati Selir Larissa yang tersenyum manis padanya.
“Ah, Ibu. Silahkan masuk.” Tania menyingkir dari pintu mempersilahkan Selir Larissa masuk.
“Tadi ibu lihat Oberon pergi, jadi Ibu singgah sebentar kemari.” Ucap Selir Larissa, mereka duduk di kursi panjang di kamar Tania.
“Iya, dia ingin memantau prajuritnya. Jikapun ada Oberon Ibu tetap boleh berkunjung kesini.” Ucap Tania lembut, rasanya ada kebahagiaan tersendiri setiap ia bersama Selir Larissa.
“Tidak apa, Ibu tidak ingin mengganggu kebersamaan kalian.” Apalagi Raja Oberon pasti sedang senang-senang nya bersamamu setelah sekian lama. Lanjutnya dalam hati.
Tania tersenyum mendengarnya, “Tadi Ibu dengar, kau berlatih dengan Putri Bianca sampai Putri Bianca mengalami banyak luka. Apa itu benar?” Tanya Selir Larissa.
Tania mengangguk kaku, “Sepertinya Bianca kurang latihan saja, jadi tidak bisa menangkis serangan ku.” Ucap Tania.
“Lain kali jangan sampai seperti itu, kau malah membuat ibu khawatir.” Tentu Selir Larissa yakin, pasti Bianca tidak akan tinggal diam, Bianca pasti akan membalas apa yang telah Tania lakukan nanti.
“Tidak perlu khawatir, Bianca yang banyak luka bukan aku.”
Selir Larissa beranjak memeluk Tania lembut, membuat Tania terkejut dan terdiam. “Kau tidak mengerti apa yang ibu khawatirkan.” Ucap Selir Larissa.
Tania masih diam. Hangat, hangat sekali rasanya pelukan dari Selir Larissa ditambah nada bicaranya yang benar-benar khawatir.
Putri Tania, sekarang aku mengerti apa maksud dari kebahagiaan lain yang kau katakan. Batin Tania.
Ia membalas pelukan Selir Larissa, Tania tau betul apa yang di khawatirkan Selir Larissa. Pasti Bianca akan membalas perbuatannya belum lagi Ratu Miranda yang akan memberinya hukuman.
“Tidak perlu khawatir, selama Oberon selalu di sisiku.” Lirih Tania namun tak terdengar jelas. Selir Larissa melepas pelukannya, “Apa yang kau katakan?”
Tania menggeleng, “Tidak.”
“Ya sudah, Ibu pergi dulu, sesekali akan kemari lagi.” Selir Larissa beranjak dari duduknya, “Tetap banyak istirahat dan minum obat agar kau cepat sembuh.” Ucapnya. Tania mengangguk mengiyakan.
***
Pagi ini di meja makan semuanya sudah berkumpul selain Putri Bianca. Karena wajahnya yang lebam ia memilih beraktivitas di kamarnya termasuk untuk sarapan.
Suasana hening sampai semuanya selesai sarapan, Raja Atlas membuka suara.
“Aku ingin memberitahukan bahwa panglima kerajaan Dalbert sudah selesai dari masa pelatihannya di negeri seberang.” Ucapnya.
Oberon tidak terlalu mendengarkan, ia mengacuhkan sebab info tentang Kerajaan Dalbert menurutnya tidak penting ia ketahui, kecuali tentang Tania.
Berbeda dengan Oberon, Tania menyerngit bingung, “Panglima Kerajaan? Siapa?”
“Kau tidak mengingatnya Tania, Namanya Janus, teman mu sejak kecil.” Jawab Selir Larissa. Tania hanya menganggukkan, palingan sebentar lagi ingatan tentang yang namanya Janus itu akan datang.
Sementara Oberon yang sedari tadi mengacuhkan, cukup terkejut mendengarnya,
Janus.. Batin Oberon.
***
Jejaknya jangan lupa:)
kolom komentar juga ramein, spam juga boleh.
Mau kritik pakai bahasa apapun boleh kok, tenang author ga baperan kok^^
tian