NovelToon NovelToon
Dimana Kasih?

Dimana Kasih?

Status: tamat
Genre:Tamat / Selingkuh / Anak Yatim Piatu / Kaya Raya / Keluarga / Karir / Cinta Murni
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: David Purnama

David adalah seorang anak panti asuhan. Ia jatuh hati dengan Kasih yang merupakan putri dari keluarga pemilik rumah panti asuhan tempatnya dibesarkan.

Keluarga Kasih melarang keras hubungan asmara Kasih dengan David.

Setelah melewati manisnya kemesraan dan pahitnya perjuangan. David dan Kasih menjadi pemenang. Selamanya cinta sejati mereka tidak pernah terpisahkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon David Purnama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Cermin Mimpi

Terdengar suara petir menggelegar. Hujan deras membangunkan Kasih di tengah malam.

Kasih bangun dari tidurnya. Ia mendapati dirinya sendirian di atas tempat tidur. Tidak ada Erik sang suami di sampingnya.

“Erik”, Kasih mencarinya.

Kasih melihat ke arah jendela kamarnya. Tirainya sudah terbuka. Tapi di luar langit masih sangat gelap dan sedang turun hujan deras.

Ia melihat jam dinding. Pukul 12 malam. Jarum jamnya berhenti berputar.

Tiba-tiba Kasih merasa haus. Ia lalu mengambil gelas berisi air putih yang selalu ia siapkan setiap malam di meja sebelah tempat tidur.

Tapi gelas itu sudah kosong. Kasih sama sekali tidak ingat kalau ia sudah menghabiskan air dari gelas itu malam ini.

Kasih pun turun ke bawah untuk mengambil air di dapur sambil membawa gelas yang telah kosong.

Belum sampai dapur langkah Kasih terhenti.

Ada suara gaduh.

Malam-malam begini pintu rumahnya ada yang mengetuk. Terdengar keras sekali suara pukulan menggedor-gedor pintu.

“Erik?”, kata Kasih.

Kasih pun berjalan ke depan.

Ia tidak takut. Ia ingin tahu siapa yang tengah malam begini bersikap tidak sopan datang untuk bertamu.

“Tunggu sebentar”,

“Siapa kamu?”,

Kasih mulai marah karena merasa terganggu.

Kasih pun sampai di depan pintu dan suara ketukan pintu itu semakin keras.

Dengan penuh amarah Kasih membuka pintu.

Kasih menjatuhkan gelas kosong yang dibawanya. Ia sangat terkejut melihat siapa orang yang ada di balik pintu itu.

“David?”,

Kasih pun jatuh pingsan.

Kasih terbangun dari mimpinya. Ia hendak mengambil minum dari gelas yang berada di sampingnya.

Gelas itu kosong.

*

David tidak tahu dimana sekarang ia berada.

Ia berjalan di tengah kabut tebal yang tidak berujung.

Sudah lama ia mondar-mandir. Ia tidak punya arah tujuan yang pasti.

“Halo….”,

“Halo….”,

“Apa ada orang?”,

David berteriak mencari petunjuk.

Akhirnya ia menemukan harapan.

Ada setitik cahaya di depan sana. David pun segera menuju ke titik cahaya itu. Ia berjalan dengan sedikit berlari.

David menemukan sebuah lentera. Ia pun mengambil lentera tersebut untuk menerangi jalannya.

Rupanya sekarang David tengah berada di pinggir sebuah danau. Danau kecil yang tidak asing baginya.

Ada pohon oak tua di sana. Ia hafal betul bentuk pohon besar itu.

Kabut tebal mulai menipis. Dari bawah pohon itu David bisa melihat ada sebuah rumah di ujung sana.

David pun berjalan menuju ke rumah tersebut dengan membawa lentera di tangannya.

Setiap langkah membawanya mendekat ke rumah itu.

Kabut semakin menipis. Kabut tebal itu sekarang sudah menghilang tidak ada sama sekali.

Kian dekat rumah itu terlihat lebih jelas. Langit yang tadinya gelap pun berubah menjadi terang. Seperti peralihan malam menyambut pagi.

David sudah berada di depan rumah itu. Dan sekarang sudah pagi. Di atasnya tidak ada warna gelap malam. Di atasnya adalah warna biru langit.

Lentera yang dibawanya juga sudah tidak ada. Ia tidak tahu persis kapan ia melepaskannya.

David memperhatikan bangunan rumah yang sekarang berada di depannya. Rumah itu sudah banyak berubah. Tapi David merasa mengenal dengan baik rumah itu.

David mendengar suara tawa anak-anak kecil yang berasal dari dalam rumah tersebut.

Tanpa terasa ia mengeluarkan air mata.

“Tunggu sebentar”,

“Siapa kamu?”,

Terdengar suara perempuan dengan nada marah berasal dari dalam rumah.

Kemudian pintu rumah itu terbuka. David sangat terkejut melihat siapa orang yang membuka pintu rumah itu.

“Kasih?”, ucap David lirih.

David terbangun dari mimpinya. Ia berpeluh keringat seperti habis berlari-lari.

*

Akhir-akhir ini David dan Kasih kembali saling memimpikan satu sama lain. Sama seperti di awal-awal keduanya kehilangan masing-masing.

1
Morna Simanungkalit
Thor ceritanya amat sedih ,kok keduanya mati mengenaskan maunya anak yang dikandung Kasih harus lahir dulu tapi itulah cerita makasilah thor tetap semangat .
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!