NovelToon NovelToon
Membiayai Cowok Mokondo

Membiayai Cowok Mokondo

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Konflik etika / Cinta Seiring Waktu / Wanita Karir
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: dhyni0_

sebuah notifikasi pesan masuk dari reno "sayang, kamu tolong bayarin dulu apartment aku bulan ini ya!"
lalu pesan lainnya muncul "sekalian transfer juga buat aku, nanti aku mau main sama teman teman, aku lagi gak ada duit"

jangan dibawa serius plies 🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dhyni0_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bagian 33

Keesokan harinya, pagi-pagi sekali, Keira duduk di tepi tempat tidurnya dengan ponsel di tangannya. Ia menatap layar dengan ragu, mempertimbangkan kata-kata yang tepat untuk mengirim pesan ke Reno. Ia ingin sekali bertemu dengannya sebelum pergi ke Singapura untuk urusan pekerjaan.

Akhirnya, Keira mengetik pesan singkat, "Aku mau ketemu sebentar."

Setelah beberapa detik, Reno membalas dengan singkat, "Aku sibuk."

Keira mengerutkan kening, tak mengerti. "Sibuk? Sibuk apa sih, dia kan nggak kerja," gumamnya dalam hati. Namun, ia tak ingin menyerah begitu saja. "Bentar aja, please," balasnya.

Beberapa saat kemudian, pesan masuk. "Gue bilang gue sibuk! Lo nggak ngerti ya!"

Keira menghela napas panjang. Reno memang sering bersikap dingin dan kasar, tapi entah kenapa, ia tetap ingin bertemu. "Bentar doang, Ren," tulis Keira, mencoba meredakan situasi.

Pesan terakhir dari Reno membuat Keira sedikit lega. "Ya udahlah, bentar doang," balasnya.

"Yaudah, temui aku di kafe biasa nanti siang," jawab Keira. Tapi kali ini, pesan itu tak dibalas lagi oleh Reno.

***

Siang harinya, Keira tiba di kafe yang sudah menjadi tempat biasa mereka bertemu. Ia menoleh ke sekeliling, mencari sosok Reno, dan akhirnya menemukannya duduk di sudut kafe, sibuk dengan ponselnya. Ia berjalan mendekat, lalu duduk di hadapan Reno.

"Udah lama nunggu?" tanya Keira dengan senyum kecil, berharap suasana bisa sedikit lebih tenang.

"Hmm..." gumam Reno, tak mengalihkan pandangannya dari layar ponselnya.

Keira merasakan perih di hatinya, tapi ia berusaha untuk tetap tenang. "Ren, aku mau ngomong."

"Tinggal ngomong," balas Reno tanpa melihatnya, nadanya terdengar cuek.

Keira menarik napas, mencoba mengumpulkan keberanian. "Aku harus pergi ke Singapura selama lima hari. Besok aku berangkat."

Mendengar hal itu, Reno akhirnya mengangkat wajahnya dan menatap Keira dengan tatapan tajam. "Ngapain?! Sama siapa?!" tanyanya, terlihat marah dan curiga.

"Sendiri, Ren. Ini kerjaan," jawab Keira, suaranya bergetar.

"Lo nggak pergi sama si Axel, kan?!" tanyanya dengan nada menuduh.

"Nggak, Ren. Aku sendiri," ucap Keira, mencoba meyakinkannya.

Reno terdiam sejenak, kemudian berkata dengan nada penuh tuntutan, "Gue ikut."

Keira menggeleng pelan. "Nggak bisa, Ren. Aku kan udah bilang kalau ini cuma masalah kerjaan. Aku juga nggak lama di sana," jawabnya, berusaha menjelaskan.

Reno tampak berpikir, lalu dengan nada datar ia berkata, "Yaudah, lo kasih gue duit kalo lo mau pergi."

Keira menatapnya, tak percaya. "Iya, nanti aku transfer, Ren," jawabnya singkat, meskipun hatinya terasa semakin berat.

"Cuma itu yang mau lo omongin?" tanya Reno, kembali memandang ponselnya.

Keira menggigit bibirnya, merasa kecewa dengan sikap Reno yang begitu dingin. Tapi, ia mencoba meminta sedikit waktu untuk bersama. "Emm... Temenin aku jalan-jalan, Ren?"

Reno langsung menatapnya tajam. "Ra! Gue bilang gue lagi sibuk! Lo malah ngajak gue jalan-jalan!" ucapnya dengan nada kasar.

"Sibuk apa, sih? Kamu mau ngapain emang?" tanya Keira, masih mencoba mengerti.

Reno menghela napas kasar, lalu bangkit dari tempat duduknya. "Lo nggak perlu tahu. Gue mau pergi. Jangan lupa transfer duitnya," ucapnya dingin sebelum meninggalkan Keira sendirian di kafe.

Keira menunduk, menahan rasa sedih yang semakin menguasainya. Setelah beberapa saat, ia juga keluar dari kafe itu, berjalan sendirian. Langit mendung, seakan mencerminkan perasaannya yang berat dan penuh dengan kesedihan.

Saat sedang berjalan, tanpa sengaja ia berpapasan dengan seorang wanita yang membuat hatinya tergetar. Wanita yang ia benci... ibunya. Pandangan Keira menjadi dingin, dan ia berjalan melewatinya tanpa berniat untuk berbicara.

Namun, wanita itu tiba-tiba memanggil namanya. "Keira!"

Langkah Keira terhenti, ia berbalik menatap ibunya dengan pandangan tajam yang penuh kebencian.

Sang ibu menatapnya dengan sorot mata sinis. "Anak kurang ajar! Malu gue punya anak kayak lo!" kata ibunya, suaranya bergetar penuh amarah dan rasa benci.

Keira hanya berdiri di sana, memandang ibunya dengan dingin, tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Di dalam hatinya, ia merasa hancur. Hubungannya dengan sang ibu memang selalu penuh dengan konflik.

***

Di apartemen yang sunyi itu, Keira duduk terdiam, menatap lantai dengan pandangan kosong. Pertemuan tak terduga dengan ibunya tadi siang membawa kemhali semua kenangan kelam yang selama ini berusaha ia kubur dalam-dalam.

Flashback - Sepuluh Tahun yang Lalu

Keira baru saja menginjak usia 18 tahun. Saat itu, ia tinggal bersama ibunya yang baru menikah lagi. Kehadiran pria asing sebagai suami baru ibunya seakan rasa aman yang ia miliki. Rumah itu, yang seharusnya menjadi tempat perlindungan, malah menjadi tempat Keira merasa terjebak dan tak berdaya.

Suami baru ibunya sering kali masuk diam-diam ke kamarnya di malam hari. "Keira, kamu cantik banget," pria itu berbisik, mengelus rambutnya sambil memegang erat paha Keira. Setiap kali, ketakutan dan perasaan ngeri menguasai dirinya. Kadang-kadang, pria itu bahkan mencium pipinya atau menyentuh bibirnya dengan lembut, membuat Keira semakin ketakutan.

Suatu hari, Keira memberanikan diri untuk mengadu pada ibunya, dengan harapan ibunya akan mendengarkan dan melindunginya. "Mah! Papah... dia masuk kekamarku malam-malam, terus pegang-pegang aku," kata Keira dengan suara gemetar.

Namun, sebelum ibunya sempat bereaksi, suami ibunya sudah masuk dan mendengar semuanya. Dengan nada manipulatif, pria itu berkata, "Ah, tiap malam kan aku selalu tidur sama kamu, Sayang. Mana mungkin aku ke kamar dia. Keira cuma nggak suka sama aku, kan?" Ibunya menatap Keira tajam, penuh keraguan. "Keira, kamu jangan bikin cerita yang nggak benar!"

"Aku serius, Mah..." Keira memohon, suaranya hampir percaya.

Namun, pria itu kembali berbicara, kali ini dengan nada penuh tipu muslihat, "Sayang, sebenernya tiap kali kamu pergi, Keira yang selalu godain aku. Dia pakai celana pendek dan baju terbuka tiap kamu nggak ada."

Keira menggelengkan kepala, air mata sudah mengalir di pipinya. "Itu nggak benar, Mah!"

Namun, ibunya tampak tak peduli. "Anak kurang ajar! Berani-beraninya kamu bikin fitnah!" bentaknya. Ibunya tak percaya, malah menampar dan memukul Keira, memarahinya dengan kata-kata kasar yang membuat Keira hancur.

kejadian itu terus berulang hingga, sesekali Keira mencoba melawan atau mengatakan sebenarnya, ia selalu disalahkan, dipukuli, dan diteriaki. Rasa sakit fisik yang ia alami tidak sebanding dengan luka di hatinya. Kecewa dan muak dengan perlakuan ibunya, akhirnya Keira memutuskan untuk pergi dan hidup sendiri. Di usia yang masih muda, ia memilih meninggalkan rumah yang penuh luka itu.

Flashback Berakhir

Kembali ke apartemennya yang sepi, Keira memeluk lututnya, menangis terisak-isak. Semua kenangan itu. jelas teringat dalam benaknya, mengoyak setiap ketenangan yang selama ini ia bangun. Air mata mengalir deras di pipinya, membasahi lengan yang kini ia peluk erat.

Ia juga mengingat ayah kandungnya, yang tak pernah benar-benar hadir dalam hidupnya, yang lebih memilih wanita lain dan melupakan Keira. Begitu pula dengan ibunya, yang dengan pria yang ingi merusak hidupnya. "Aku cuma mau dicintai..." gumam Keira pelan, suara tangisnya terdengar hampa.

"Kenapa nggak ada yang pernah peduli... Kenapa aku nggak layak dicintai..." ia terus mengucapkan kata-kata itu, seakan berharap ada yang mendengar. Tetapi, dalam kesendirian di apartemen itu, Keira hanya ditemani oleh suara tangisnya sendiri.

1
D_wiwied
geregetan sama si keira /Scream/
Danny Muliawati
klo Reno setia d kerja ga masalah yah nah ini mokondo sesuai judul hihihi .... ayo Kiara buka hatimu cari jln yg terbaik
Listya ning
Ceritanya seru
hampir mirip dengan hidupku
Semangat terus Authot
Jangan lupa mampit ya 💜
Danny Muliawati
bagus keren cmn cape ttg Reno 😄
Danny Muliawati
keira cape knp ga tinggalin aza sih Si Reno itu atw cari tau kehidupan dia duit itu di PK apa
D_wiwied
laki pengecut beraninya ngancam cewek
D_wiwied
heleh mlh playing victim dia, maling teriak maling ga mau dituduh mlh balik nuduh
Mutiara 123
baru jg pacaran ,, blm nikah dah gitu pa lgi ntar klu jdi nikah putus aja mendingan deh
Danny Muliawati
keira JD bodoh yah
Danny Muliawati
klo sdh cinta apapun di jabanin walau kecewa d sakit hati
Danny Muliawati
ayo semangat Kiara si Reno BKN satu2 laki2
Danny Muliawati
ngapain Kiara cowo bgt di pertahankan dia enak hura2 smntra km kerja keras
argaa
lanjut kak
Yoh Asakura
Cerita ini keren banget, susah move on!
ADZAL ZIAH
keren banget... dukung karya aku juga ya kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!