“Memangnya aku sudah gak laku?, aku bahkan belum pernah mencoba mendekati seorang gadis.” Gerutu Kevin. -Kevin Alexander Geraldy-
Beberapa hari setelah ia tiba di jakarta usai menyelesaikan pendidikan dokternya, ia mendapatkan kejutan dari papi dan mommy nya, bahwa papi Alexander menginginkan Kevin menikahi seorang gadis, dan yang paling membuat Kevin begitu emosi adalah, pernikahan ini adalah buntut dari sebuah surat wasiat yang di terima Alexander 15 tahun yang lalu.
“Aku juga tidak ingin menikah denganmu, aku menikah dengan mu karena aku tak ingin image baik yang sudah menempel padaku rusak begitu saja,” balas Gadisya dengan emosi yang tak kalah dahsyat nya. “Aku hanya yatim piatu yang kebetulan beruntung bisa mewujudkan impianku menjadi dokter, aku tak memiliki apa apa, bahkan silsilah keluarga yang bisa ku banggakan, jadi setidaknya aku harus mempertahankan nama baikku, karena itu adalah harga diriku, dan aku bangga. -Gadisya Kinanti-
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon moon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 16.
Setelah berhasil mencuri dengar pembicaraan Kevin, Andre bergegas mencari celah untuk bersembunyi, ia perlu menetralkan rasa terkejutnya, sungguh ia tak menyangka dengan perubahan sifat Kevin, Andre sangat tahu, saudara kembarnya itu memiliki sifat yang lembut, dia begitu posesif dan cengeng, walau kadang terlihat galak, tapi itu hanya kulit luarnya, di dalamnya ia memiliki hati selembut kapas. (Eaaaa kaya marshmallow 🤭💃)
Andre berpikir dan terus berpikir, jika ia ikut angkat bicara, pasti Kevin akan menganggapnya terlalu ikut campur, tapi jika dibiarkan akan jadi apa masa depan pernikahan mereka, namun jika ia membicarakan hal ini dengan kedua orang tuanya, ia takut keduanya semakin sedih dan cemas. Kevin dan Gadisya, mereka berdua hanyalah korban dari perceraian orang tuanya, dan Gadisya sama sekali tak terlibat di dalam perceraian kedua orang tuanya, ia hanya mengikuti takdir Tuhan terlahir dari rahim wanita bernama Anindita.
Entah dapat ilham dari mana Andre, sebuah niat jahil terselip di kepalanya, tapi ia perlu rencana matang, dan sedikit tipu muslihat untuk memuluskan rencananya, pasalnya setelah dirinya sengaja memberi hadiah apartemen bertema couple, pasti Kevin akan mencurigainya melakukan sesuatu yang lain.
"Ahh … Dio dan Rendra … mereka bisa jadi tangan kanan dan tangan kiriku … " Andre tertawa Smirk memikirkan rencana yang akan ia jalankan.
Kemudian ia menghubungi kontak Dio, sejak ia pindah sekolah ke International Junior High School jakarta, secara otomatis ia pun tergabung dalam pertemanan Kevin, Dio, dan Rendra.
Andre menghubungi Dio terlebih dahulu, "Iya And … "
"Kamu sibuk gak?" Tanya Andre pada Dio.
"Nggak, ini lagi santai … restoran juga sudah sepi."
"Ketemuan yuk, ajak Rendra sekalian."
"Kevin juga dong?" Tanya Dio antusias.
"Sorry bro, kali ini abang gak ikut dulu, ada hal yang ingin ku bicarakan dengan kalian."
"Tapi aku gak janji Rendra bisa, karena dia masih di Malaysia,"
"Oke … aku ke restoran mu sekarang yah." Andre berbinar, tadi ia sempat kesal karena Mely membatalkan rencana makan malam mereka, namun kini ia berbinar berkat kabar gembira dari Dio.
Mau tak mau, Andre mengatakan niatnya pada Dio, tapi ia tak mengatakan perihal masalah yang terjadi dalam rumah tangga saudara kembarnya.
"Gilaaaaa!!! Kamu serius harus melakukan itu? Bagaimana kalau Kevin tahu? Biarkan saja itu terjadi secara alami"
"Yang jelas ia akan tahu setelah semuanya terjadi," jawab Andre santai seringai jahil menghiasi bibirnya.
Dio membuka ponsel nya, tak lama ia pun tersenyum senang, "sabtu pagi Rendra pulang ke jakarta, bagaimana kalau sabtu malam kita jalankan rencana ini?"
"Baguslah, semakin cepat semakin baik, aku akan menjemput kalian jika Kevin sudah benar benar mabuk."
"Okey … " jawab Dio.
🌻🌻🌻
Gadisya menatap muram hujan yang kini turun dengan deras nya, ia terjebak di halte bus tak bisa kemana mana karena tadi pagi ia lupa membawa payungnya, sementara untuk nekat pun dia tak berani karena hujan sangat deras.
Jadilah ia pasrah menunggu hingga hujan reda.
Gadisya mendongak menatap langit yang muram, se muram hatinya yang tengah hancur akibat perkataan kejam yang dilontarkan suaminya, sungguh tega Kevin melontarkan kalimat tersebut, jika di katakan sedih, Gadisya bukan hanya sedih tapi hatinya hancur berkeping keping, namun ketika ia mengingat jasa baik kedua mertuanya, ia kembali tersenyum dan tak ingin berlarut larut dalam kesedihan.
Ketika hujan agak reda, gadisya berjalan cepat menuju apartemen nya, ia tak ingin menunggu hujan berhenti, karena khawatir hujan akan kembali deras.
Akhirnya ia sampai di gedung apartemen nya, syukurlah setelah ia tiba, barulah hujan kembali turun.
Ketika pintu lift terbuka, alangkah terkejutnya ia, manakala melihat suaminya ada di dalam sana, bagai dua orang asing, keduanya terdiam tanpa saling menyapa.
Namun lain halnya dengan perasaan mereka.
Walau Kevin hanya menatap Gadisya sekilas namun ia tahu, istrinya kebasahan karena hujan, ada sedikit rasa bersalah mampir dalam hatinya, beragam tanya pun hinggap.
Walau Kevin galak di luar, tapi hanya orang orang terdekatnya saja yang tahu jika Kevin sebenarnya sangat lembut dan sensitif perasaannya.
Bahkan ketika sampai di unit apartemen yang mereka tempati pun mereka masih tetap diam.
Gadisya segera menuju kamar mandi untuk membersihkan diri dan mengganti baju kerja nya, dengan baju rumahan yang nyaman.
Ia tak mempedulikan Kevin yang masih duduk di depan TV menatap ponselnya.
Beberapa saat kemudian, semangkuk mi rebus instan, dengan berbagai topping tersaji di hadapannya, ditambah dengan MSG yang terdapat didalamnya membuat mie instan terasa begitu nikmat di lidah, walau ini bukan makanan sehat, tapi di saat hujan, mi rebus instan adalah pilihan terbaik, karena Suaminya selalu berkata ingin di abaikan, okelah Gadisya kabulkan, karena itulah kini ia menikmati mi rebus seorang diri tanpa menghiraukan keberadaan Kevin.
Kevin yang tengah sibuk dengan ponselnya tiba tiba menoleh, indera penciumannya menangkap aroma yang asing, wajar saja, karena Stella tak pernah mengizinkannya makan mi instan, dengan alasan kesehatan, Kevin hanya mampu menelan Ludah melihat Gadisya begitu menikmati mi instan di hadapannya.
Dengan tak tahu malunya, ia ikut duduk di meja makan, Gadisya hanya melihatnya sekilas, kemudian kembali melanjutkan makannya.
Namun Kevin yang terus menatap ke arahnya membuatnya jengah, "kenapa?? Ada yang salah?" Tanya nya Ketus.
Kevin masih tak mengalihkan perhatiannya dari mangkuk mie di hadapan Gadisya, ia pun bertanya, "apakah itu enak??"
Luluh sudah amarah Gadisya, manakala menatap mata Kevin yang penuh rasa ingin tahu, entahlah Gadisya merasa wajah tampan suaminya saat ini tampak lucu dan menggemaskan.
Kemudian Gadisya mengangguk. "Belum pernah makan ini?" Tanya nya balik.
Kevin menggeleng.
Lalu Gadisya pun bangkit, ia kembali ke kompor dan sekali lagi memasak mi instan untuk Kevin.
Beberapa saat kemudian Kevin memiliki mi instan nya sendiri, awalnya ia ragu, dan hanya menjilat ujung sendok nya, namun sensasi gurih begitu menggoda lidahnya, hingga ia pun memulai dengan suapan pertama nya, dan yang terjadi kemudian adalah ia mulai menginginkan suapan ke dua dan ketiga hingga mie instan tandas tak bersisa.
Gadisya tersenyum senang, ini pertama kali nya ia melihat Kevin memakan masakannya, walau hanya semangkuk mie instan.
Tawa bahagia menghiasi wajah Kevin, hingga ia pun berucap, "terima kasih Sya, ini mi luar biasa yang pernah ku makan,"
Gadisya tak bisa lagi menahan tawanya, ia tertawa keras menatap kepolosan wajah suaminya, hingga Kevin pun ikut tertawa bersamanya.
Sebuah notifikasi pesan singkat masuk ke ponsel Kevin, nama Dio tertera di layar ponselnya.
Besok di night bar, datang yah, kita pesta para bujang, menyambut status barumu yang kini sudah menjadi suami orang -Dio-
.
.
.
.
.
.
.
adakah yang pengen mi rebus di jam kunti 👻🤓💃
.
.
.
.
.
.
plis plis plis like coment and vote 💐 dan ☕ biar pak dokter dan bu dokter tetep romantis dan Hangat.
𝐦𝐚𝐦𝐩𝐨𝐬 𝐰 𝐯𝐢𝐧 🤣🤣🤣
𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐇𝐢𝐥𝐝𝐚 𝐥𝐚𝐥𝐮 𝐤𝐞𝐦𝐚𝐫𝐢 😍😍😍