Kehidupan rumah tangga Mika dan Tomi sangatlah romantis walaupun pernikahan mereka belum di karuniai anak. Namun di tahun ke tiga krikil-krikil kecil mulai berdatangan.
Suami yang selama ini di percaya, di sayangi dan di cintai ternyata menusuk mika dari belakang.
" Maafkan aku, aku khilaf "
Dunia mika seakan runtuh ketika mendengar kata maaf dari suaminya. Hati mika seakan di tusuk dengan ribuan pisau belati bahkan dadanya berdeguk lebih cepat dari sebelumnya.
Air mata yang selama ini tidak pernah membasahi wajah mika, kini luntur juga. Tidak hanya di khianati oleh sang suami tapi mika juga di khianati oleh sahabat yang selama ini selalu menampung curahan isi hati mika.
Nasi sudah menjadi bubur, waktu tidak bisa di putar, kini mika hanya bisa menelan pahit kisah rumah tangganya.
Mampukah mika bertahan dan satu atap dengan sahabat yang kini telah menjadi madunya? Atau mika mundur mencari kebahagiaan yang baru.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cumi kecil, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 35 KABUR
Hari telah berlalu ini adalah hari ke dua mika di sekap oleh tomi, tomi hanya akan membukakan tali dan lakban di saat mika ingin ke kamar mandi atau mau makan. Seperti saat ini mika sedang makan dengan di awasi oleh tomi.
Mika tetap harus mengisi perut agar mika bisa mencari cara untuk kabur dari rumah ini " Aku mau ke kamar mandi " Pinta mika.
" Baru juga di isi masa ia mau di buang lagi " Kata tomi heran
" Memangnya kalo mau ke kamar mandi harus buang air besar? " Sebal mika memalingkan wajahnya kearah lain.
" Jangan marah dong sayang.. " Tomi merapihkan rambut mika yang sedikit berantakan.
Tomi mengantarkan mika ke kamar mandi " Mas tunggu di sini "
" Terserah " Jawab mika masuk kedalam kamar mandi.
Di dalam kamar mandi mika terus berpikir bagaimana caranya agar bisa kabur dari rumah ini " Gimana caranya aku kabur dari sini ya " Gumam mika berfikir.
Mika melihat ada jendela yang tidak terlalu besar, mika mencoba kaluar dari celah jendela. Tidak mudah untuk mika keluar dari jendela itu bahkan mika harus loncat ke lantai satu agar bisa keluar dari rumah.
" Auh... Sakit " Gumam mika melihat lututnya yang berdarah, kaki dan pinggang yang sakit luar biasa. Dengan bertatih-tatih mika terus berjalan mencari bantuan, mika terus melihat kebelakang untuk memastikan jika tomi tidak mengikutinya.
Air mata mika sudah tidak bisa di bendung lagi. Mika menangis melihat kenana dan kiri siapa tau ada pengendara lewat, usaha mika membawakan hasil mika melihat pengemudi ojek online yang sedang menunggu orderan " Pak tolong antarkan saya ke jalan xxx " pinta Mika kesalah seorang pengemudi gojek online.
" Baik non " Jawab si bapak langsung.
Hati mika mulai lega karena ia bisa pergi dari jeratan tomi. Berkali-kali mika menghapus air matanya, ia tidak bisa menutupi rasa takutnya lagi.
Sesampainya di perusahaan erik, mika meminta sekuriti untuk membayarkan ongkos ojek terlebih dahulu.
" Nona, biar bapak bantu " Kata sekuriti itu yang merasa kasian melihat kondisi adik boss nya ini.
Mika mengangguk " Terimakasih pak " jujur saja jika saat ini mika benar-benar meraskan sakit luar biasa di bagian kaki dan pinggang mungkin gara-gara lompat dari lantai dua tadi.
Ting...
Kotak besi terbuka. Mika langsung menangis ketika melihat kakak nya yang sedang mengobrol dengan seorang pria.
" Kak Hiks.. "
" Mika!! " Sontak saja erik langsung mengkap tubuh mika yang hampir terjatuh ke lantai " Dek, siapa yang sudah membuat kamu seperti ini " Geram erik.
Kakak mana yang tidak khawatir ketika melihat adiknya yang lebam-lebam, darah yang mengalir di kaki mika.
Tidak menunggu lama erik langsung membawa mika kerumah sakit, erik takut terjadi sesuatu dengan adiknya.
Mika sempat tidak sadarkan diri, erik berkali-kali memukul tembok amarahnya benar-benar tidak bisa di bendung lagi.
" Rik, bagaimana keadaan mika? " Tanya dimas yang khawatir.
" Adik gue masih di periksa, tadi sempat tidak sadarkan diri " Jawab erik.
Kedua tangan dimas mengepal darahnya mulai mendidih " apa ini ada kaitannya dengan pria pecundang itu? " Tanya dimas dengan nada dingin.
" Gue belum tau, ketika adik gue datang keperusahaan ia langsung pingsan. kalo memang gara-gara si pengecut itu maka gue gak akan pernah membiarkan dia hidup dengan tenang tidak hanya dia tapi satu keluarga itu " Geram erik.
" Gue akan bantu. Tapi bagaimana dengan om dan tante, apa lo sudah menghubungi mereka? " Tanya dimas.
Tomi menggelengkan kepalanya " Belum. Gue belum menghubungi nyokap dan bokap gue, gue gak mau mereka khawatir dengan keadaan adik gue "
Obrolan mereka terpotong ketika seorang suster keluar memberitahu jika mika sudah siuman.
Erik dan dimas langsung masuk kedalam ruangan, erik melihat kaki mika yang harus di gip karena patah.
" Katakan kepada kakak, apa yang sudah bajingan itu lakukan kepadamu? " Tanya erik.
Erik memeluk tubuh mika yang lemas " Jujur kepada kakak dek "
Air mata mika langsung pecah, mika menangis sesegukan di dalam pelukan erik. Dengan suara lirih mika menceritakan semuanya kepada sang kakak.
Darah erik benar-benar mendidih mendengar cerita dari mika.
" Kak, jangan kasih tau mamah dan papah. Aku tidak mau mamah dan papah khawatir denganku " Pinta mika
Erik menghapus air mata yang membasahi pipi sang adik " Untuk sementara kamu akan tinggal di Apartemen dimas sampai kamu benar-benar pulih " Ucap erik tanpa menjawab ucapan mika.
Mika mengangguk patuh, saat ini hanya kakak nya yang bisa membantu dirinya.
Jangan tanya bagaimana perasaan dimas saat ini, andai saja tomi ada di hadapannya sudah pasti saat ini tomi sudah menjadi bubur di tangan dimas.