Demi menyekolahkan dang adik ke jenjang yang lebih tinggi, Cahaya rela merantau ke kota menjadi pembantu sekaligus pengasuh untuk seorang anak kecil yang memiliki luka batin. Untuk menaklukkan anak kecil yang keras kepala sekaligus nakal, Cahaya harus ekstra sabar dan memutar otak untuk mendapatkan hatinya.
Namun, siapa sangka. Sang majikan menaruh hati padanya, akan tetapi tidak mudah bagi mereka berdua bila ingin bersatu, ada tembok penghalang yang tinggi dan juga jalanan terjal serta berliku yang harus mereka lewati.
akankah majikannya berhasil mewujudkan cintanya dan membangunnya? ataukah pupus karena begitu besar rintangannya? simak yuk, guys ceritanya... !
Happy reading 🥰🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni mardiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berdarah
Angkasa segera menyebrang meskipun ada banyak klakson yang mewakili perasaan pengemudinya, ada beberapa umpatan yang keluar dari pengendara karen Angkasa menghalangi jalannya. Cahaya langsung di kerumuni banyak orang untuk melihat kondisinya, Angkasa segera menerobos kerumunan dan meraih tubuh Cahaya, wajah tegang sekaligus khawatir terpampang jelas pada Angkasa yang kini tengah memeriksa tubuh Cahaya.
"Cahaya, Cahaya..! Mana yang sakit? Ya Allah, Ya Tuhanku..!" Cemas Angkasa.
"Ssshhhh, aduhhh... Sikutnya berdarah, Mas kasa. Huhuhu... Ciloknya sama minumannya jadi kelempar deh, mana udah pengen dari lama." Ringis Cahaya melihat sikunya, dia menangis bukan karena lukanya, melainkan karena makanan yang di carinya sekaligus yang paling ia inginkan terlempar begitu saja karena terkejut.
"Nanti beli lagi, gampang itu mah. Ayo..! Kita ke klinik dulu, lukanya biar di obati dulu takutnya rabies." Ucap Angkasa dengan muka paniknya.
"Atuh rabies, Mas Kasa? Saya teh bukan di gigit guguk gila, cuman lecet dikit doang kok rabies sih?" Protes Cahaya.
"Ck, maksudnya takut infeksi." Decak Angkasa sambil menepuk mulutnya.
Cahaya di bantu berdiri oleh Angkasa dan juga salah satu ibu-ibu yang ada disana, beruntungnya Cahaya hanya mendapati luka di bagian siku kanannya dan juga luka di bagian lengan kirinya. Tidak ada luka yang sangat serius, ada bagian lecet juga di kakinya tapi ia masih bisa berjalan.
Mobil yang menyerempet Cahaya kabur begitu saja, Angkasa akan menyelidikinya dan membawa pelaku ke jalur hukum karen sudah membahayakan nyawa seseorang dan tidak bertanggung jawab.
Cahaya di bawa masuk ke dalam mobil, Angkasa duduk di kursi ke mudi dan segera membawa Cahaya ke klinik atau rumah sakit terdekat. Karena merasa lukanya tidak terlalu serius, Cahaya hanya meminta di bawa ke klinik saja.
****
Seorang perempuan tertawa lepas sambil mengemudikan mobilnya, dia sampai memukul-mukul setir mobilnya mengingat bagaimana raut wajah terkejut orang yang sengaja ia celakai.
"Makanya, jadi orang jangan belagu. Omongannya aja sok-sok'an, mana ngatain alis gak simetris lagi. Heh, sampai kapanpun aku gak sudi dapat menantu babu kayak dia, gadis murahan level keset rumah kayak gitu ya cocoknya sama tukang kebun. Mau jadi istri Sagara? Ouucchhh, mimpinya ketinggian."
Ya, orang yang menyerempet Cahaya adalah Mahya. Dia membawa mobilnya sendirian dengan tujuan berangkat ke perusahaan miliknya, tak mau menangisi pria yang dianggapnya gila dan tak berguna di rumah, kalau Akbar bisa senang-senang dengan uang, maka Mahya akan menghancurkan Akbar juga dengan uang.
Saat di perjalanan, tepatnya saat melewati supermarket, netranya tak sengaja menangkap sosok Cahaya yang mulutnya tak pernah di saring saat berhadapan dengannya. Memberikan pelajaran pada Cahaya adalah suatu hal yang ingin Mahya lakukan, padahal dirinya lah yang salah karena selalu merendahkan manusia lain, Cahaya hanya mengimbangi saja.
Sampai kapanpun Mahya tidak akan merelakan Sagara pada orang/keluarga yang levelnya berada di bawahnya, apalagi yang berasal dari kampung. Baginya, anak-anaknya harus mendapatkan pendamping yang kastanya lebih tinggi darinya.
*****
Sagara mampir ke toko bunga dan ia juga membeli beberapa coklat, dia akan memberikannya kepada Cahaya sebagai tanda terimakasih karena sudah mengikuti kemauannya.
Sagara mengulas senyumnya saat mengingat betapa beraninya Cahaya menghadapi Mahya, Akbar dan juga Rachel. Bukan hanya itu saja, Cahaya juga menjadi sumber perubahan dalam hidupnya yang monoton, berkatnya hubungan antara dirinya dan Bima pun kini sudah terjalin dengan baik
"Den, kayaknya lagi seneng ya? Udah punya gebetan baru nih," Tanya Pak Maryono melihat Sagara yang tersenyum menatap bunga dan coklat di tangannya.
"Saya memang lagi seneng, Pak. Tapi kalau gebetan sih gak punya." Jawab Sagara.
Sagara dan Pak Maryono memang akrab, sejak memiliki rumah Pak Maryono lah supir pribadi yang selalu menemaninya kemana pun pergi. Sosok Pak Maryono pula yang bisa di katakan pengganti peran sosok ayah bagi Sagara, perhatiannya dan juga kasih sayangnya sangat tulus.
"Lah, itu beli bunga sama cokelat buat siapa Den? Buat nyonya apa non Amira?" Tanya Pak Maryono lagi.
"Ini buat Cahaya, sebagai bentuk terimakasih saya karena sudah bantuin jalani misi sekaligus jagain Bima. Pa Maryono tahu sendiri kan, udah berapa orang yang mundur buat jagain Bima." Jelas Sagara.
Pak Maryono mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti, tentu saja dia tahu sudah berapa orang yang langsung angkat tangan menjaga Bima. Apalagi ada beberapa orang diantaranya adalah rekomendasi darinya, ada juga yang ia ajak dari kampung untuk ikyt bekerja di rumah Sagara, tapi sayang semunya tidak ada yang sanggup.
kalau gara tau dia ditipu selama ini gimana rasanya ya. gara masih tulus mengingat relia , menyimpan namanya penuh kasih dihatinya, ngga tau aja dia 😄, dia sudah di tipu
relia sekeluarga relia bahagia dengan suami barunya.