Alhambra; PUTRA KEDUA keluarga Rain yang dikenal nakal dan urakan. Pemuda dengan segala keburukan yang tercetak di keningnya.
Sialnya, pemuda problematik tersebut harus mengalami kelumpuhan usai balap liar di satu minggu menjelang pernikahan.
Tanpa diketahui sebelumnya, calon istri idaman Alhambra justru mengincar PUTRA PERTAMA yang dianggap lebih sempurna dibanding Alhambra.
Drama kaburnya Echy, membawa Kinara kepada sebuah pernikahan. Kinara Syanara yang harus rela menjadi tumbal, menggantikan saudari tirinya sebagai mempelai wanita untuk Alhambra.
"Cowok badboy yang lumpuh kayak Alhambra itu lebih cocoknya sama cewek jelek kayak kamu, Kinara!"
Visual ada di Igeh...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
IPA DUA DUA
Pagi ini, Kinara harus mata panda setelah semalaman dibuat tak bisa tidur. Padahal sebelumnya, Kinara sempat ketiduran karena memang sudah amat sangat mengantuk.
Namun, semua berubah setelah Alhambra mencium dirinya. Masalahnya bukan hanya karena ciumannya, tapi hal lumrah lain yang biasanya dilakukan sepasang suami istri.
Nyatanya, Alhambra hanya lumpuh di kaki, jelas Alhambra masih amat sangat bisa menginginkan hal-hal yang normalnya diinginkan seorang suami terhadap istrinya.
Walau dengan pengalaman yang nyaris tidak ada sama sekali, Kinara bertekad membantu suaminya keluar dari kegelisahan yang menyiksa.
Mereka sudah bukan anak kecil lagi, Kinara sudah cukup mendapat edukasi mengenai seksualitas dan hubungan dari buku-buku cerita bahkan dokter-dokter influencer.
Meski masih minim pengetahuan, setidaknya sekarang Kinara sadar, dia sudah menjadi istri Alhambra dan Alhambra berhak mendapatkan hal-hal pribadi darinya.
"Pagi, my wife--"
Lihat senyum manis pemuda yang baru bangun tidur itu, semalam tadi Alhambra nyenyak sekali. Bahkan, tidur di atas ranjang yang sebelumnya hanya boleh dimiliki Kinara.
Kinara diam saat Alhambra menggeser tubuhnya demi memeluknya. "Semalam makasih, mau bantuin aku."
"Aaa!"
Tidak! Kinara tidak ingin mengingatnya, semalaman dia berusaha melupakan peristiwa semalam, walau tidak pernah berhasil tapi terus mencobanya.
Kemudian di pagi hari, Alhambra mengatakan, terima kasih untuk tadi malam, Kinara geleng kepala secepat mungkin, "kamu mencemari otakku, Alhambra huhu!"
Alhambra terkikik, wajah insomnia istrinya cukup menggelitik. Lucunya lagi, Kinara masih sering menciumi kedua tangan yang terkena cipratan Alhambra semalam.
"Masih bau kamu, tahu!" Kinara mengelapkan tangannya di piyama Alhambra. "Kayaknya masih berasa lengket padahal udah dicuci!"
Alhambra tertawa seraya menggigit gemas lengan Kinara. "Lucu banget sih, kamu."
Kinara tak merasa dia lucu, malahan semalam dia merasa begitu konyol sebab sekarang, predikat gadisnya hanya diperuntukkan bagi tubuh inti saja, tidak dengan tangan, mulut dan mata yang semalam dinodai Alhambra.
"Tahu nggak ... hari ini aku masih ada banyak banget kegiatan. Ada workshop, belum lagi presentasi, dan aku yakin, aku pasti nggak konsen gara-gara ulah kamu semalam!"
Alhambra tergelak lebih geli. "Terima kasih banyak udah mau ngeluarin."
Sontak, Kinara bergidik geli. Tidak bisa! Pokoknya Kinara tidak boleh terus menerus membayangkannya atau dia tidak akan bisa fokus dengan tugas-tugas dan kelasnya.
"Gimana sama matkul ku?" Kinara takut berantakan karena tidak konsen. "Hiks!"
"Cup, cup, cup, Sayang--"
"Geli banget denger Sayang dari mulut kamu!"
Alhambra masih asyik menertawakan setiap celetukan istrinya. "Tapi yang semalam lihai juga gerakannya ... Argh!!" Pukulan Kinara mendarat tepat di dada kirinya.
"Nggak lucu!"
"Iya maaf--" Alhambra sempat diam sejenak setelah sadar akan sesuatu. Entah sejak kapan lidahnya mengenal kata maaf tapi barusan terucap untuk Kinara.
Kinara menghela napas. "Aku belum tidur. Mana panti asuhan luar biasa juga lagi perlu galangan dana buat operasi salah satu anak penderita tumor."
Alhambra cukup terenyuh mengingat kasus gadis penderita tumor. Andai uang hasil penjualan lukisan yang dikirimkan Madam Rose masih utuh, dia akan berikan semuanya.
Dari harga lima milyar, Alhambra hanya mendapat Empat milyar setelah dipotong pajak beserta administrasi galery, dan itu pun sudah dikembalikan lagi ke rekening Allasca.
Alhambra duduk bersandar demi mendekati wajah Kinara yang juga menyandar malas di kepala ranjang. "Mau aku bantu apa?"
"Bantu diem aja ... aku mau mandi biar nggak kelamaan, jadi jangan ganggu, jangan drama sampai aku selesai," pinta Kinara.
Alhambra mencebik bibir, lantas membiarkan Kinara beranjak dan mengikat rambut ikalnya ke atas. Dari belakang mata Alhambra cukup menikmati tengkuk leher yang jenjang.
Sementara Kinara masuk ke dalam kamar mandi, Alhambra bergeser ke nakas demi meraih ponsel miliknya. Dia potret jam tangan yang tergeletak di atas nakas lalu diunggah ke group chat teman-teman semplak-nya.
Tak lama, Freya memulai panggilan video di group tersebut. Dan satu persatu dari anggota group yang lainnya mengangkat.
Freya sudah rapi dengan pakaian joging, Depa masih mengenakan handuk, Daniel sudah memanasi motor, dan Rochmat yang paling bersahaja karena baru menanggalkan peci.
"Ngapain posting jam tangan?" Freya bertanya mendahului, yang lain diam menyimak. "Jangan bilang X-meria bangkrut."
"Heh, asu!" Daniel menimpali. Ada gila-gilanya X-meria bangkrut, masalahnya ayah Daniel juga bekerja di perusahaan tersebut.
"Apa sih Jawa ikutan aja Lu!!" ketus Freya.
"Si paling Batak!" Rochmat mengimbuhi.
Freya tak terima. "Badjideh bukan Batak, ya! Badjideh itu marga Arab asal Lu tahu!"
Depa tergelak. "Ngalah, Mat. Selama belum ngaku nabi biarin dulu."
Alhambra memutar bola mata malas, teman- temannya selalu random saat sudah memulai obrolan. Padahal tujuannya memosting jam tangan itu, barang kali ada yang mau bayarin.
"Lu pada mau ikutan donasi buat penderita tumor nggak?" tanyanya.
"Siapa?" Depa angkat bicara. "Tunggu. Jadi yang di dada Freya itu, tumor, ya?"
"Nggak lucu satt!" sergah Freya, dan Depa lekas terkikik cengengesan. "Jadi ini serius?"
"Hmm."
Sahutan ringan Alhambra membuat semua temannya beku mendadak. Bagaimana tidak heran, seorang Alhambra yang selama ini dikenal buruk akhlak, berpikiran untuk menggalang dana bagi penderita tumor.
"Sejak kapan Alhambra peduli orang lain? Gue jadi takut ini telepon terakhir Alhambra."
"Huss!!" Rochmat menegur. Biar begitu, Alhambra masih punya hutang seratus padanya, jadi mohon jangan wasalam dulu.
Freya angkat bahu. "Tapi kalau emang serius ada anak yang butuh donasi, Gue ikutan, tapi tunggu bokap ngasih jajan."
"Gue juga deh," kata Depa. "Semoga pasien bokap makin banyak biar Gue bisa sedekah yang lebih banyak."
Rochmat menyela. "Lu mau sedekah tapi nyumpahin orang sakit dulu, anjirrr!! Anak dokter tapi kelakuannya sialan!!"
Freya dan Daniel terkakak.
"Suit-suitt!" Depa lekas bersiul.
Alhambra langsung mematikan sambungan telepon setelah sadar Kinara dan lilitan handuk putih keluar dari kamar mandi.
Jadi inilah alasan Depa mendekati layar ponselnya barusan. Memang aktivis mesum, anak dokter satu itu.
"Eh, gue--"
Sebelum teman-temannya berkoar-koar, Alhambra menuliskan pesan pamit, tapi, saat matanya menancap pada ayunan indah paha mulus Kinara, dia melupakan typing-nya.
📥 "Lu typing berapa buku, Gue tungguin nggak selesai- selesai, set dah!" Depa.
📤 "Eh, gue" Tak sengaja terpencet kirim, sementara mata Alhambra masih fokus pada tubuh Kinara yang mulai mengganti pakaian.
📥 "Ya elah! Timbang bacot begitu doang lama banget nulisnya."
Group masih berisik, Alhambra meletakkan ponselnya tanpa membalas lagi. Biar saja mereka mengoceh, Alhambra tak peduli.
Alhambra lantas berdiri dengan tongkat kruk kaki empat miliknya. Sekarang, kakinya sudah bisa berdiri walau masih belum bisa tegak.
Melihat Kinara membasahi rambut, seperti semangat untuk Alhambra sembuh. Dokter bilang, saat pagi setelah bangun tidur, dia harus melakukan latihan pergerakan kecil.
"Hambra--"
Melihat Alhambra mencoba berjalan, Kinara bergegas keluar dari barisan lemari-lemari demi memastikan keamanan suaminya.
Sempat Alhambra pura-pura terpeleset, tapi saat Kinara memegangi tongkat, Alhambra mencium kening wanita itu. "Hehe--"
"Apa sih, Bra!" Kinara berdecak malas. Dia sudah cukup waspada karena takut Alhambra jatuh dan berakhir kembali fatal, tapi yang dicemaskan malah cengengesan.
"Gimana kakinya?"
"Lumayan, dari pada nggak punya kaki."
Kinara mendengus. Sepertinya jawaban Alhambra tidak akan pernah bisa serius.
"Oya, anak-anak komunitas pada mau ikutan donasi ke yayasan panti kamu."
Kinara mendadak sumringah, dan senyum mahal itu yang membuat Alhambra selalu ingin melihatnya. "Beneran?"
"Hmm." Kecupan manis Kinara berlabuh di pipi Alhambra. Dan ini kali pertama Kinara menciumnya tanpa diminta atau dipaksa.
"Makasih, Hambra." Kembali Kinara mencium sekilas pipi Alhambra yang terpaku dengan senyuman lembut wanita itu.
Sederhana, tapi, Alhambra nyaman dengan semua yang ada di hadapannya. Entah ini dinamakan cinta atau terbiasa, tapi, Alhambra ingin menikmati kebersamaan ini lebih lama, bukan hanya enam bulan saja.
...Terima kasih retensinya mentemen. Pencapaian ini juga tidak luput dari kerjasama kalian yang selalu gercep buat baca tiap bab baru Alhambra. Makanya biar pun Minggu sibuk sama suami, aku masih sempatkan up biar cuma satu....
makasih outhor kesayangan,rasanya gak mau berenti baca,,kayaknya mau nambah deeeh ciuuus
udah dech ki.. kamu mah kalah ilmu kl sdh dgn daddy sky🤣🤣🤣