NovelToon NovelToon
Gamer Siblings Who Become The World'S Apocalypse

Gamer Siblings Who Become The World'S Apocalypse

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Pemain Terhebat / Penyeberangan Dunia Lain / Fantasi Isekai
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Alif R. F.

Samael dan Isabel, dua bersaudara yang sudah lama tinggal bersama sejak mereka diasuh oleh orang tua angkat mereka, dan sudah bersama-sama sejak berada di fasilitas pemerintah sebagai salah satu dari anak hasil program bayi tabung.

Kedua kakak beradik menggunakan kapsul DDVR untuk memainkan game MMORPG dan sudah memainkannya sejak 8 tahun lamanya. Mereka berdua menjadi salah satu yang terkuat dengan guild mereka yang hanya diisi oleh mereka berdua dan ratusan ribu NPC hasil ciptaan dan summon mereka sendiri.

Di tengah permainan, tiba-tiba saja mereka semua berpindah ke dunia lain, ke tengah-tengah kutub utara yang bersalju bersama dengan seluruh HQ guild mereka dan seisinya. Dan di dunia itu, di dunia yang sudah delapan kali diinvasi oleh entitas Malapetaka, orang-orang justru memanggil mereka; Kiamat Dunia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alif R. F., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

#15 – A Night Without Sleep

Malam hari, di dalam dimensi lantai 100, di bawah langit berbintang yang hanya berupa ilusi, Mikael dan Jezebel masih memandang bintang-bintang itu, dengan sesekali mencoba memejamkan mata mereka.

“Kak, sepertinya tubuh kita memang tidak bisa mengantuk, deh, mau seberapa keras kita mencoba untuk tidur, mata kita akan selalu kembali terbuka, sementara kita tidak merasa lelah atau kantuk sama sekali,” kata Jezebel, pelan, yang kini berbaring miring, menempelkan pipi nya di dada telanjang Mikael.

“Iya … aku juga … bahkan malah ada yang ikut terbangun,” sahut Mikael yang hampir berbisik, menahan diri nya agar tidak terdorong lebih jauh lagi.

“Hem? Apanya?” dengan polos nya, Jezebel bertanya sedang nafas nya terus menghembus leher Mikael tanpa sengaja.

Mikael pun bangkit, agak memindahkan Jezebel ke samping, lalu duduk. “Oke … daripada melamun tidak melakukan apa-apa, lebih baik aku membuat sesuatu,” katanya sambil berdiri dan terlihat agak membungkukkan badannya seakan sedang menutupi sesuatu.

Meski di tengah gelap nya malam, Jezebel dengan mata iblis nya bisa melihat dengan jelas. Kini, dengan dirinya yang masih berbaring, ia tidak sengaja melihat Mikael yang berdiri dengan nampak tonjolan besar pada celana nya. Dan pada saat itu juga, Jezebel sadar akan maksud dari “yang ikut terbangun” barusan.

“Oh,” Jezebel langsung membuang pandangan nya ke samping.

Mikael kemudian menggunakan kemampuan aktif satu-satunya dari [Blacksmith of Eden] untuk mengeluarkan seperangkat peralatan dan perlengkapan pandai besi yang terlihat begitu indah, dengan masing-masing objek yang mengeluarkan aura cahaya keemasan dan hampir menerangi area sekitar karena nya.

Kini di depannya ada bermacam peralatan untuk menempa, berikut dengan tungku yang di dalam nya terdapat nyala api putih yang sangat kuat. Jezebel yang merupakan seorang iblis, dan sejatinya memiliki resistansi yang tinggi terhadap api, tetap bisa merasakan betapa panas nya api itu, karena itu adalah api suci.

Jezebel segera bangkit, dan mulai agak melompat ke belakang untuk menjauh. “Wow … aku bisa merasakan panasnya.”

Mikael menoleh, melihat Jezebel yang menjauh dengan sigap. “Ah … maaf, maaf, tampaknya friendly fire di dunia nyata dipaksa untuk menyala.”

“Ya … sepertinya begitu,” kata Jezebel berhenti sesaat sambil mengusap dagu, memandang ke arah api yang terus menyala dan berkobar dengan begitu kuat. “Kenapa kamu tidak gunakan AWACAMA ke diriku saja, kak? Aku kan juga ingin menonton kamu membuat sesuatu.”

[All Who Are Chosen, Are My Allies] adalah skill yang dimaksud oleh Jezebel, sebuah skill milik Mikael dari kelas nya [Lord Paladin of The Divine] yang bisa memilih siapapun sebagai sekutu, sementara menembus semua batasan penalti yang ada.

Mikael yang sudah di dalam mode produksi pun langsung mengaktifkan skill tersebut, yang mana seharusnya sewaktu di dalam game antara mode produksi dan pertempuran tidak lah bisa digunakan secara bersamaan.

“Hmmm … oke, sudah,” ucap Mikael remeh, sementara tubuh Jezebel langsung diselimuti oleh aura keemasan yang juga menghangatkan.

Sebagai spesies iblis, jika dirinya terkena atau terselimuti oleh kekuatan suci, normal nya Jezebel akan menerima kerusakan yang cukup parah karena itu adalah salah satu kelemahannya. Tapi dalam kasus ini, Mikael dengan job-class tertinggi dari jenis nya, mampu membuat iblis sekalipun terlindungi dengan aura suci yang ia panggil tanpa terkena penalti apa-apa.

“Aku bisa merasakan buff nya juga,” ujar Jezebel, memperhatikan sekujur tubuh nya yang kini memancarkan aura keemasan. Kemudian, Jezebel pun kembali mendekati Mikael dan berdiri di sebelahnya, sementara Mikael mulai memegang palu besar dan mengangkat nya.

Itu adalah palu [Hammer of The 9 Choirs]. Sebuah perlengkapan tipe artefak dunia yang mampu menciptakan berbagai macam zirah dan senjata dengan bonus atribut berupa elemen suci dan cahaya.

Mikael mulai mengangkat palu nya dengan tangan kanan sambil mengeluarkan bilah logam yang tadi sudah dia masukkan ke dalam tungku api suci dengan tangan kiri. Ia kemudian menaruh bilah besi yang membara itu ke atas tatakan tempa, dan mulai memalu nya dengan begitu keras.

Pukulan Mikael begitu keras, sampai-sampai menciptakan gelombang kejut ke segala arah yang mengakibatkan pohon dan rerumputan tinggi yang dilewatinya merebah. Meski pukulannya begitu kuat, Jezebel yang sudah terlindungi pun dengan santainya tetap berdiri di sisi Mikael sambil menahan rambut nya yang tertiup ke belakang.

Mikael lanjut memukul. Di pukulan ke-dua, terlihat bilah logam mulai terbentuk. Dan di pukulan ke-tiga, bilah tersebut secara ajaib langsung berubah bentuk ke bilah pedang besar yang sesungguhnya.

“Wow, ini berfungsi seperti di dalam game. Padahal aku pikir aku akan repot-repot membuatnya secara manual, hehehe,” kekeh Mikael, wajahnya terlihat senang dan antusias dengan hasil nya.

Jezebel menyilang tangannya, memperhatikan bagaimana transisi bilah logam biasa yang tiba-tiba secara ajaib berubah menjadi bilah pedang besar sungguhan di depannya, telah benar-benar membuatnya tak bisa berkata apa-apa.

Jezebel agak memiringkan kepalanya, sesaat Mikael tampak hendak mengambil bahan lain dari dalam Inventaris nya. “Coba kak … pukul lagi, mungkin saja gagang nya juga ikut jadi.”

Mikael menoleh, tersenyum miring saat mendengar perkataan adik nya yang terdengar tidak masuk akal. “Apa yang kau bilang? Mana mungkin itu bisa? Aku rasa meski bagian ini sudah cukup tidak masuk akal, aku yakin pukulan berikutnya tidak akan merubah apa-apa.”

Jezebel berdengus. “Coba saja … siapa tahu bisa, ya kan?”

Mikael merasa gundah saat mendengar tantangan Jezebel, karena yang baru saja ia gunakan adalah tipe logam yang sangat langka. Logam ini bernama, [Hephaestus’s Dark Steel], yang mana untuk mendapatkannya harus berkali-kali mengalahkan world boss bernama Hephaestus. Sedangkan Mikael untuk mendapatkan satu saja, ia harus membunuh Hephaestus setidaknya sebanyak 10 kali.

Namun, karena itu permintaan adik nya, hati nya dengan cepat luluh seperti biasanya. “Oke, oke … mari kita lihat, siapa yang benar,” ucapnya dan kembali langsung memukul yang ke-empat kalinya dengan begitu keras dan presisi.

Pukulannya kembali berat dan keras, sampai menciptakan gelombang kejut kembali yang sama kuat nya. Namun kini berbeda, gelombang kejut yang tercipta barusan ternyata ikut memancarkan cahaya emas seperti api yang menyambar.

Api emas berkobar untuk sesaat di atas bilah nya, dan sesaat itu padam, terlihatlah bentuk pedang besar berikut dengan gagangnya.

“Benaran jadi,” gumam Mikael, menelan ludahnya sedang dirinya masih terpukau dengan betapa curang nya sistem game yang kini mereka bawa ke dunia ini.

Jezebel yang sedari tadi hanya memperhatikan, akhirnya juga ikut membuka lapak miliknya, yakni mengeluarkan semua peralatan alkimia nya di sebelah Mikael. “Hehehe, aku jadi ikut penasaran,” kekeh nya.

“Cih, ikut-ikutan saja,” keluh Mikael dengan nada canda.

Sementara Mikael kembali melanjutkan menempa pedang yang barusan saja jadi untuk meningkatkan kekuatannya, Jezebel kini mulai duduk di atas kursi dan meja yang ia keluarkan barusan. Yang di atas kursi nya itu kini penuh dengan peralatan alkimia, berupa; tabung-tabung reaksi, gulungan perkamen sihir, lembaran sihir dengan lingkaran formula yang terbuka, buku tebal yang menumpuk dan semacamnya.

Jezebel mengeluarkan sebuah batu berwarna perak yang diselimuti oleh aura kegelapan yang pekat. Bongkahan batu itu kini ia genggam dengan erat, membuat aura kegelapan yang sempat menyelimuti nya mulai menghilang secara perlahan.

Yang Jezebel pegang saat ini adalah sebuah batu super radioaktif dari peradaban kuno yang telah lama hilang bernama [Noctryllium]. Sifat bijih ini sangat radioaktif sampai-sampai menciptakan aura kegelapan yang menyelimuti sekelilingnya. Namun dengan Jezebel yang memiliki kapasitas Infernal Mana yang tak terbatas, aura kegelapan itu justru malah terserap olehnya.

“Hmmm … jadi begini rasanya, toh,” gumam Jezebel, “menyerap zat yang sangat beracun.” Meski itu sudah tampak terserap, jika Jezebel melepas bijih itu dari genggaman nya, maka itu akan kembali menyebarkan zat radioaktif nya. “Kalau begitu, aku akan langsung merubah mu menjadi amunisi sihir yang sangat mematikan.”

Kemudian tanpa menggunakan perlengkapan yang ada di depannya, karena dia mengeluarkan itu semua hanya untuk mengaktifkan mode produksi nya, Jezebel pun mulai mentransformasi bijih tersebut, merubah nya menjadi butiran-butiran kecil.

Saat menyentuh butiran-butiran kecil tersebut yang berbentuk seperti kelereng, dengan sedikit berfokus, Jezebel bisa membaca seluruh efek yang dikandung di dalamnya. “Oh … sepertinya … batasan-batasan seperti ini juga ikut hilang di dunia ini,” ucapnya, kemudian menoleh ke arah Kakak nya yang masih terlihat sibuk menempa. “Kak … apakah kamu sudah tahu kalau kita bisa menembus batasan efek pada perlengkapan yang kita buat?”

“Oh … sudah,” jawab Mikael, melirik ke samping, “tadi Vishanya ke atas dan dia sudah memberitahu ku semuanya tentang hal itu.”

“Kok kamu tidak memberitahu ku?”

“Lupa,” balas Mikael singkat, dan kembali fokus menempa.

Setelahnya, keduanya pun terus membuat banyak perlengkapan dengan kemampuan mereka masing-masing, mengisi waktu malam mereka dengan membuat banyak hal yang bisa mereka pikirkan. Malam itu, dimensi lantai 100 dipenuhi dengan suara logam yang beradu dan suara seperti mendidih datang dari mereka berdua.

***.

Bersambung …

***.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!