Dunia Luas. Tidak menyenangkan jika tidak di jelajahi.
Aku Xiao Wang. Sejak kecil telah mendapat predikat sebagai sampah klan. Tidak bisa berkultivasi membuat diriku kian menjadi sasaran latihan. Sampai di asingkan di Hutan Binatang Buas, namun aku selamat oleh tekad–ku.
Suatu saat nanti, aku akan berdiri di depan banyak orang. Membersihkan namaku dari orang-orang yang dahulu pernah menghinaku. membersihkan namaku dari orang-orang yang pernah mengucil–ku. Pun juga membersihkan nama kedua orang tuaku. Hingga menjadi seorang yang di akui oleh satu kekaisaran sekali pun.
Tidak! Satu Kekaisaran saja tidak cukup. Berkelana ke berbagai belahan dunia juga bukanlah ide buruk dan ya, harus aku laksanakan.
Tentunya, untuk melakukan itu semua, bukan melewati perkara yang mudah. Banyak tantangan yang akan aku hadapi nantinya. Entah itu berjalan di antara ribuan tubuh tak bernyawa, atau mungkin bermandikan darah dari musuh-musuhku... Maka nantikan perjalananku di kisah ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahmat Kurniawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch. 34 ~ Pertarungan dan Taruhan
"Da–darah?! Hidung ku berdarah.... Kau—" Xiao Fan marah, kedua tangannya memegangi hidungnya yang tak henti-hentinya meneteskan darah segar.
Sebagai seorang Kultivator yang telah berhasil mencapai ranah Lanjutan tahap 6, dia akan merasa malu kala mendapati pukulan berdarah dari kultivator ranah awal tahap pertama. Apalagi orang yang memukulinya itu adalah Xiao Wang.
"Apa yang kalian tunggu. Cepat serang anak itu! Beri dia pelajaran! Bila perlu patahkan tangannya sekalian!"
Antek-antek Xiao Fan yang semula diam saja pun kini telah menunjukkan sebuah pergerakan. Bergerombol mereka mendatangi Xiao Wang untuk menyerangnya.
Di sisi lain, Xiao Yin langsung menarik Pedang. Dia tahu betul bahwa Xiao Wang masih sangatlah lemah seperti dulu. Dalam pikirannya, jika dia tidak membantu, maka nasib Xiao Wang pasti akan sial.
Tapi saat Xiao Yin hendak maju, lengannya lebih dulu di cegah oleh Xiao Wang.
"Saudari Yin, kau tenang saja. Aku bisa mengurusnya sendiri!" ujar Xiao Wang. Lelaki itu tahu batasan Xiao Yin. Dimana Kultivasi antek-antek Xiao Fan mayoritas berada di ranah Lanjutan tahap 2. Tidak mungkin Xiao Yin bisa mengalahkan mereka semua.
Xiao Yin tampak ragu, sementara antek-antek Xiao Fan telah mendekat. Xiao Wang tanpa menunggu respons Xiao Yin lantas berbalik dan meladeni mereka.
Dengan hanya mengandalkan kekuatan fisik, Xiao Wang dengan mudah melumpuhkan mereka semua. Bahkan masing-masing dari mereka hanya mendapatkan satu kali tinju saja.
Bukk!!
Bukk!!
Bukk!!
Dibuat terlempar jauh, Xiao Fan awalnya merasa tidak percaya bahwa Xiao Wang memiliki kekuatan untuk melumpuhkan antek-anteknya dalam waktu singkat. Namun sesaat dia merasa kalau itu karena Anak buahnya itu yang tidak berguna.
"Dasar bodoh.. Hanya untuk melawan seorang yang tidak bisa berkultivasi saja kalian tidak mampu!!" umpat Xiao Fan, memaki-maki antek-anteknya. Lalu dia menarik pedangnya, berniat untuk mematahkan lengan Xiao Wang dengan tangannya sendiri.
"Eh, Saudara Fan. Mengapa kau begitu terburu-buru. Kau adalah cucu dari Penatua ke-lima klan Xiao. Takutnya jika bertarung seperti ini, kau malah akan mendapatkan masalah nanti."
Aksinya terhenti seketika. Xiao Fan menatap tajam Xiao Wang sembari itu dia juga tampak memikirkan perkataan Xiao Wang tadi.
"Benar bahwa di sini bukan hanya ada kami saja. Tapi juga ada anggota klan Xiao yang diam-diam menonton. Jika aku mematahkan tulang lengan anak ini, maka aku akan dapat hukuman nantinya! Apalagi kakek yang merupakan Penatua klan," batin Xiao Fan.
Xiao Fan menyimpan kembali pedangnya. Lalu dia membalikkan badan.
"Baiklah, aku menantang mu bertarung di arena pertandingan besok. Jangan jadi pengecut dengan tidak datang besok!" Tanpa menunggu respons Xiao Wang, Xiao Fan lantas pergi dari sana. Begitupun juga dengan antek-antek Xiao Fan.
Di sisi lain, Xiao Wang memasang sunggingan kecil. Dia telah berhasil membawa Xiao Fan masuk jebakannya.
"Saudara Wang, apakah kau akan menghadiri tantangan itu?" Xiao Yin mendekatinya. Dia berkata dengan nada sedikit khawatir.
Mengangguk lalu menjawab, "Tentu saja aku datang dan akan bertarung dengannya!"
"Saudara Wang, apakah kau tahu? Xiao Fan saat ini telah berada di ranah Lanjutan tahap 6. Aku tidak yakin kau bisa mengalahkannya dengan kondisimu seperti itu. Meskipun kau memiliki kekuatan fisik yang cukup kuat, namun tetap saja kau akan kalah!" Xiao Yin mencoba untuk membujuk Xiao Wang untuk tidak bertarung.
"Kau lebih perhatian dari sebelumnya." Xiao Wang malah menggoda Xiao Yin. Dan itu sukses membuat Xiao Yin jadi salting.
"Cih, dasar gorila. Terserah kamu saja... Mau kau mati atau apa, aku tidak peduli!" Xiao Yin lantas meninggalkan Xiao Wang dengan wajah sinis–nya.
Xiao Wang hanya memasang sunggingan penuh kemenangan. "Kau tak perlu khawatir, Saudari Yin. Justru dengan pertarungan besok, aku akan membalas perlakuan mereka beberapa bulan lalu, sekaligus memberitahu semua orang bahwa aku bukan lagi seperti dulu!"
***
Besoknya waktu yang dijanjikan telah tiba. Banyak anggota klan Xiao berkumpul di sana, hendak menyaksikan pertarungan antar Xiao Fan dengan Xiao Wang.
Tampak di atas panggung arena telah berdiri seorang pemuda yang tidak lain adalah Xiao Fan. Namun tidak terlihat Xiao Wang di sana.
Bisik-bisik dari para penonton terdengar begitu berisik. Hingga suara sekecil apapun berbaur dan menyatu menimbulkan paduan tertentu. Berbagai macam pembicaraan dibicarakan oleh para penonton. Entah itu karena penasaran oleh rupa Xiao Wang, atau mungkin merasa kasihan kepada Xiao Wang yang bertarung dengan Xiao Fan ini.
"Xiao Ming, kemana perginya temanmu itu. Apakah karena takut sampai dia tidak berani menampakkan diri di sini dan menerima tantangan ku?" ucap Xiao Fan sengaja melantangkan suaranya guna di dengar oleh semua orang yang ada di sana.
Xiao Ming tidak segera menjawab. Perhatiannya saat ini tengah tertuju pada para penonton yang lain, mencari-cari keberadaan Xiao Wang.
"Hahaha.... Lihatlah, bahkan dia tidak menampakkan dirinya sekarang. Dia takut berhadapan dengan ku. Dia malu karena karena masih tidak bisa berkultivasi seperti dahulu. Dia takut dihujat oleh orang-orang klan. Memang sekalinya aib, tetap akan menjadi aib klan Xiao. Sampai kapan pun!!!" perkataan lantang itu kembali dilontarkan oleh Xiao Fan. Menuduh Xiao Wang yang tidak-tidak, sekaligus menjelek-jelekkan nama Xiao Wang.
Hal itu menimbulkan banyak perhatian dikalangan orang-orang yang hadir di sana. Kebanyakan dari mereka bersifat pro yang menggunjing Xiao Wang. Sementara sebagian kecil merasa kasihan pada Xiao Wang. Padahal orang yang patut mereka kasihani sekarang sebenarnya bukanlah Xiao Wang, melainkan Xiao Fan sendiri.
"Aku di sini Xiao Fan! Mengapa kau begitu terburu-buru mengatakan yang tidak-tidak. Padahal kita belum bertarung sama sekali!" Xiao Wang tiba-tiba saja muncul, melompati punggung demi punggung penonton dan mendarat sempurna di atas panggung.
"Cih, akhirnya orang yang di tunggu datang juga. Aku pikir kau takut dan bersembunyi di cangkang telur ayam." Senyum miring terukir di bibir Xiao Fan.
"Huuh, mari kita lihat siapa yang akan bersembunyi di balik cangkang telur ayam setelah ini!" balas Xiao Wang.
"Hahaha... Aku suka gaya kau. Oh ya, bagaimana kita menaruh taruhan dalam pertarungan ini! Jika aku menang maka kau akan menjadi budak ku seumur hidup mu. Semua apa yang kau miliki menjadi milikku termasuk dengan Xiao Yin!" ucap Xiao Fan, memberikan taruhannya.
Di sisi lain, Xiao Yin yang mendengar namanya di sebut begitu tersentak. Dia tidak ingin menjadi taruhan dalam pertarungan itu. Menatap Xiao Wang dengan tatapan penuh arti. Berharap Xiao Wang tidak menerima taruhan tersebut.
Xiao Wang menatap Xiao Yin sejenak. "Baiklah, aku menerimanya. Jika aku kalah, maka aku bersedia menjadi budak Xiao Fan dan Xiao Yin menjadi milik Xiao Fan pula. Namun jika aku yang menang, maka aku berhak untuk menghancurkan kultivasi–mu, Xiao Fan!"
Dengan tanpa keberatan, Xiao Fan menerima taruhan yang dilontarkan Xiao Wang.
Seseorang masuk ke atas arena. Orang tersebut sendiri merupakan seorang pemandu pertarungan itu. Dia lantas mempersilahkan Xiao Fan dan Xiao Wang untuk melangsungkan pertarungan.
Kedua orang yang akan bertarung itu saling berpandangan sejenak. Karena Xiao Wang tidak menggunakan senjata, maka Xiao Fan juga demikian. Dia menyimpan pedangnya, lalu maju menyerang Xiao Wang.
kok jd setara dgn si yao mei...???
semesta apa surgawi,kacau amat lo