Sinta Ardila,gadis ini tidak perna menyangka jika ia akan di jual oleh sahabatnya sendiri yang bernama Anita,kepada seorang pria yang bernama Bara yang ternyata seorang bos narkoba.Anita lebih memili uang lima puluh ribu dolar di bandingkan sahabatnya yang sejak kecil sudah tumbuk besar bersama.bagai mana nasib Sinta.apakah gadis sembilan belas tahun ini akan menjadi budak Bara?apakah akan muncul benih cinta antara Bara dan Sinta?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alesya Aqilla putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
19
"Benar dugaan ku, ternyata Bara pergi bersama gadis simpananya,"ucap Sofia yang tanpa sengaja di jalan tadi melihat mobil Bara menuju showroom.
Dengan perasaan emosi Sofia keluar dari mobilnya kemudian menghampiri Sinta yang sedang berdiri di lobby showroom.
"Hai,gadis simpanan Bara!"seru Sofia dengan wajah memerah menahan emosi.
Sinta menoleh ke arah sumber suara,ternyata Sofia yang bersuara.
"Gadis simpanan katamu? Aku bukan gadis simpanan tuan Bara tapi aku istrinya!"bodoh sekali,"hardik Sinta yang merasa kesal.
"Beraninya kau mengatai aku bodoh!" seru Sofia yang merasa tidak terima. Ia hendak memukul Sinta,tapi dengan cepat ia menghindar.
Kalau tidak bodoh ya tuli, sudah berapa kali aku katakan jika aku bukan gadis simpanan melainkan aku istrinya Bara. "cantik tapi sayang dungu.
Panas hati Sofia, benar-benar panas karena Sinta dengan berani mengatakan dirinya bodoh dan dungu.keduanya mulai bertengkar dan beradu mulut, suasana yang semula sepi mendadak ramai dengan perkelahian Sinta dan Sofia.
"Maaf pak, perempuan yang menunggu di luar sana saat ini sedang berkelahi dengan ibu Sofia,"ucap salah seorang karyawan yang sampai sore ini masih ada di showroom.
"istriku, maksud mu?"tanya Bara
"Iya kali!"jawabnya.
Bara yang sedang memilih berkas untuk di bawah pulang ia tinggalkan begitu saja.pria ini segera turun ke lantai bawah untuk menyelamatkan Sinta dari amukan Sofia
Benar saja, Bara melihat Sofia dan Sinta saling Jambak,suara raungan yang keluar dari mulut Sofia sedikit menggemparkan gedung tiga lantai ini.
"Sinta.
dengan cepat Bara menarik Sinta dan mendorong Sofia hingga membuat wanita itu jatuh tanpa ada orang yang berani menolongnya.
Bara,teganya kau memperlakukan aku seperti ini,hanya untuk gadis simpananmu?"
"Dia bukan gadis simpanan ku,tapi istriku,"ucap Bara dengan raut wajah dingin.
Sepertinya perempuan gila ini tidak mengerti bahasa manusia?"ucap Sinta kemudian tertawa.
Tidak peduli seberapa sakitnya kepala Sinta,tapi ia masih sanggup menertawakan Sofia.
"Lihatlah,dia mencakar wajah ku,dan menjambak rambutku. Bara,kau harus membela aku,bukan dia."ucap Sofia dengan isak tangisanya.
Bara sama sekali tidak peduli,pria ini lebih memilih mengusap wajah Sinta dan merapikan rambutnya.
"sekali lagi kau menyentuh istriku,aku akan membuatmu menyesal seumur hidup,"ancam Bara lalu mengajak Sinta untuk pulang.
Tidak ada yang peduli dengan kesedihan Sofia karena para karyawan yang ada di showroom ini tidak menyukai Sofia yang memiliki sifat sombong.
Sofia memutuskan untuk pulang,tapi ia tidak berani mengadu pada ayahnya sebap Sofia takut sang ayah marah lagi pada dirinya. Bahkan sejak penolakan Bara waktu itu,sampai sekarang tuang Bram belum menegur Sofia.
Sesampainya di rumah, Bara yang kembali merapikan rambut Sinta merasa heran karena rambutnya rontok parah,lebih para lagi ada beberapa bagian kulit kepala Sinta yang tidak memiliki rambut.
"Kau harus pergi ke dokter untuk memeriksa rambutmu,"ucap Bara.
"Hanya rontok biasa,kenapa harus sampai ke dokter?"
"biasa katamu,sebanyak ini kau anggap biasa?"kesal Bara sembari menunjuk gumpalan rambut di tanganya.
"Aku sering ganti-ganti sampo,jadi wajar kalau rontok.
"bicara padamu sangat menyebalkan!"seru Bara."lain kali jangan bertengkar lagi,"ucapanya mengingatkan.
"Dia yang mulai,aku hanya duduk menunggumu. Sepertinya dia tergila-gila padamu,kenapa kau tidak menikahi dia saja?"ucap Sinta yang penasaran.
Bara tidak menjawab,ia meminta Sinta untuk mandi karena hari sudah hampir gelap. Di dalam kamar mandi, ketika Sinta bercermin,gadis ini menatap pantulan tubuh kurusnya di cermin.
*Aku kurus sekali sampai tulang dadaku kelihatan seperti ini,"ucap Sinta yang merasa ibah pada dirinya sendiri.
Sinta membuang napas kasar,sejenak ia duduk di atas closed karena kepalanya terasa pusing setelah di Jambak Sofia
Setelah beberapa saat, akhirnya sakit kepala tersebut meredam,barulah Sinta mengguyur tubuhnya dengan air hangat. Setelah selesai mandi,Sinta tidak mendapati Bara di kamar, ia yang merasa pusing lebih memilih tidur dengan rambut dalam keadaan basah.
lima belas menit berlalu, Bara masuk ke dalam kamar dan mendapati Sinta tidur di sofa dengan rambut yang masih basah.
"Bodoh sekali, bisa-bisanya dia tidur dengan rambut yang masih basah seperti ini,"ucap Bara yang merasa kesal.
Dengan sengaja Bara membangunkan Sinta, memintanya untuk duduk di meja rias yang baru di beli Bara tadi siang. Sinta yang malas berdebat hanya nurut perintah Bara meskipun ia masih sangat mengantuk.
"Tumben sekali kau tidak protes,"ujar Bara merasa heran.
"Ingin sekali aku menjahit mulutmu!"seru Sinta. Aku diam salah,tidak pun lebih salah," ucapnya membuat Bara tertawa.
"Setelah ini makan malam,"ucap Bara memberi tahu.
"aku masih kenyang,aku hanya ingin tidur sekarang,"ucap Sinta yang sebenarnya menolak.
"tumben sekali kau menolak makanan,"ujar Bara kemudian tertawa pelan.
Kepalaku pusing efek di Jambak Nene sihir sialan itu,"ucap Sinta jengkel.
Sekali lagi Bara tertawa,ia tahu betul jika Sinta bukan perempuan yang mudah di tindas. Meskipun sakit ia tetap membalas perbuatan orang yang menyakitinya.
Setelah beberapa saat akhirnya rambut Sinta kering, bukanya turun makan malam,ia justru naik ke atas ranjang untuk kembali tidur. Bara tidak bisa melarang,ia membiarkan Sinta tidur sedangkan dirinya harus menyelesaikan pekerjaan malam ini.
"di mana sinta,kenapa dia tidak terlihat?"tanya Danil yang tidak melihat Sinta.
"Hai,kenapa kau menanyakan istri orang?"protes Bara.
Takut-takut kau menyiksanya lagi karena dia bertengkar dengan Sofia,ucap Danil kemudian tertawa.
"Sinta tidur, bahkan dia tidak ingin makan malam,"jawab Bara hanya di tanggapi anggukan oleh Danil
****
"Berisik sekali,ada apa?
Bara segera beranjak dari pembaringan kemudian keluar dari kamar yang sejak tadi pintunya di ketuk- ketuk oleh Tomo.
"jam berapa ini?"tanya Bara dengan raut wajah penuh emosi.
"maaf tuan,tapi di bawah ada Sofia yang sedang mengamuk bahkan mengancam untuk menusuk perutnya menggunakan pisau dapur,"ucap Tomo memberi tahu.
Bara membuang napas kasar,ia melirik Sinta yang baru saja bangun dari tidurnya.
"di mana dia?tanya Sinta lalu mengusap.
Sebaiknya kau kembali tidur,"ucap Bara.
"Jika aku menolak bagaimana?
Bara memutar bola mata malas,ia berlalu begitu saja tanpa menghiraukan Sinta yang saat ini mengekor di belakang Bara. Bukanya ikut pergi keluar, Sinta justru berbelok ke dapur sementara Bara harus menghadapi sikap Sofia yang kekanakan.
"Kali ini apa lagi yang kau perbuat?apa kau tidak lelah?tanya Bara pada Sofia.
"Jika kau tidak menikahi aku,maka aku mati sekarang juga,"ancam Sofia yang keras kepala.
"kau mengancam ku?
"Bara, selama bertahun-tahun aku menunggu cintamu tapi kenapa kau memperlakukan aku seperti ini?"
"seharusnya kau mengerti bahasa manusia, sejak awal kau menyatakan perasaanmu bukan kah aku sudah menegaskan jika aku hanya menganggap mu sebagai teman,"jawab Bara yang rasanya sudah lelah sekali menjelaskan kepada Sofia.
"persetan dengan alasanmu,aku hanya ingin menjadi istrimu,kau sudah membuat aku malu di hadapan papaku,kau harus tanggung jawab Bara,ucap Sofia yang keras kepala.
Kebetulan sekali pagi ini datanglah Danil,Brian,dan Chris karena pagi ini Bara akan pergi.