NovelToon NovelToon
Lima Benih CEO Mandul

Lima Benih CEO Mandul

Status: tamat
Genre:Tamat / Reinkarnasi / CEO / Lari Saat Hamil / Single Mom / Anak Kembar / Cerai
Popularitas:469k
Nilai: 5
Nama Author: sayonk

(Warning !! Mohon jangan baca loncat-loncat soalnya berpengaruh sama retensi)

Livia Dwicakra menelan pil pahit dalam kehidupannya. Anak yang di kandungnya tidak di akui oleh suaminya dengan mudahnya suaminya menceraikannya dan menikah dengan kekasihnya.

"Ini anak mu Kennet."

"Wanita murahan beraninya kau berbohong pada ku." Kennte mencengkram kedua pipi Livia dengan kasar. Kennet melemparkan sebuah kertas yang menyatakan Kennet pria mandul. "Aku akan menceraikan mu dan menikahi Kalisa."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sayonk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 6

Livia mengantarkan ke lima anaknya itu ke taman anak-anak. Mereka silih bergantian mencium pipi Livia sambil mengungkapkan rasa cinta di hati mereka.

"I love yo Mam." Caesar mencium pipi Livia dan memeluknya.

"Aku menyayangi mu Mam." Charles memeluk. Kini giliran Damian.

"Hey, Mam jangan melupakan ku. Aku juga menyayangi mu." Seru Killian.

"Sudah-sudah, aku tau kalian mencintai dan menyayangi Mama. Ingat kalian tidak boleh .."

"Oke nakal." Sahut Khanza. Seperti biasa akan ada perkataan tentang nakal.

Livia terkekeh, ia menatap kelima anaknya sampai masuk ke halaman sekolah. Ia tersenyum dan merasa ia menjadi wanita beruntung telah melahirkan mereka. Ia berharap kebahagian ini selalu menyertai keluarga kecil mereka. Ternyata selama lima tahun ini, hatinya masih sakit mengingat hari itu.

Drt

Livia melihat sebuah nama yang tertera. "Iya, aku masih ada di sekolah anak-anak." Ia masuk ke dalam mobilnya dan menuju ke toko roti. Beruntungnya ia bertemu dengan seorang pria di jalan saat ingin melahirkan anak-anaknya. Jadi pria itulah yang menolongnya dan kini menjadi sahabatnya.

Setelah sampai di sebuah toko roti. Livia masuk dan senyum mengembang dari seorang pria. Pria itu masih berumur 25 tahun dan masih kuliah.

"Oh iya, nanti aku akan menjemput anak-anak." Ucap Alan. Biasanya ia dan Livia bergantian, kadang ia menjemput kadang pula mengantarkannya. Toko rotinya masih terbilang kecil.

Livia memakai celemeknya. "Baiklah." Livia menatap seorang wanita yang sedang masuk ke dalam toko rotinya. "Selamat datang." Sapanya dengan ramah.

Wanita itu pun memesan sebuah kue ulang tahun pada Livia. Dia memesan yang mewah karena akan ada sahabat dari suaminya yang akan menghadirinya.

"Baiklah Nyonya, saya yang akan mengantarkannya."

"Terima kasih dan ini alamatnya." Wanita cantik itu memberikan sebuah alamat pada Livia.

Tentu saja Livia menerimanya dengan senyum ramahnya itu.

Di tempat lain.

Prancis 01.00

Kennet menutup leptopnya. Ia menatap lurus ke depan. Dulu bersama dengan Kalisa ia ingin mengadopsi anak tapi setelah mendapatkan pengkhianatan dari Livia ia sangat membenci anak-anak.

"Sayang." Sapa Kalisa. Karena Kennet tak kunjung datang ke kamarnya, akhirnya ia mendatangi ruang kerja suaminya itu. "Aku merindukan mu. Sebaiknya sudahi dulu pekerjaan mu."

Kennet menatap Kalisa, setiap berhubungan dengan Kalisa pasti yang ia ingat adalah wajah Livia. Kalau ia tidak mengingat wajah Livia, sudah pasti ia tidak menyentuh Kalisa.

"Kalisa, sebaiknya kau tidur. Aku sedang sibuk."

Kalisa merasa kecewa, namun ia tidak masalah asalkan Kennet berada di sisinya. "Baiklah, besok kau ingin menemani ku membeli kado anaknya Anita?"

"Tidak, aku tidak suka. Setelah menghadiri pesta itu, aku akan pulang." Nadanya begitu ketus. Jika bukan karena sahabatnya, ia tidak akan datang. Apa lagi mendengarkan suara anak-anak. Setiap mengingat anak-anak, pasti ia akan teringat dengan Livia.

Kalisa menyerah, dari pada ia adu mulut dengan Kennet. Selama lima tahun, bukanlah hal mudah menemani mood Kennet yang terkadang membuatnya naik darah. "Baiklah, aku tidur dulu."

Keesokan harinya.

Seorang pria hendak menghadiri makan siang bersama dengan Kliennya di sebuah restoran. Namun tanpa sadar seorang anak kecil menabrak kakinya.

Kennet menatap tajam pada anak kecil yang tanpa sengaja menabrak kakinya. Anak kecil laki-laki itu pun gemetar ketakutan. "Apa kau tak bisa melihat?" Bentaknya.

"Tuan." Sapa sekretaris. Ia kasihan pada anak kecil itu. "Sebaiknya Tuan mengganti pakaian Tuan. Sebentar lagi kita ada rapat," ujarnya. Dia mengusap anak kecil itu. "Sekarang kembali lah pada orang tua mu."

Kennet kembali keluar menuju butik terdekat. "Menyusahkan saja." Ingin sekali ia mencekik anak itu.

Sekretaris bernama Bernad itu menghela nafas. Seperti biasanya kemarahan tuannya itu di sebabkan anak kecil dan ia terkena dampaknya.

Setelah mengganti pakaiannya, Kennet kembali ke restoran. Namun kedua matanya memicing, ia mengedarkan pandangannya. Jangan sampai ada bakteri anak kecil yang menempel pada tubuhnya itu.

Sementara itu, Kalisa menghubungi Kennet untuk makan siang bersama.

Kennet menatap ponselnya dan mematikannya. Ia tidak suka saat sedang bekerja ada yang mengganggunya.

Kalisa menggeram kesal. Kennet mematikan ponselnya. Ia pun mengirim pesan singkat agar Kennet membacanya dan juga mengirim pesan singkat pada sekretarisnya itu.

Pada malam harinya.

Kalisa menggunakan pakaian resminya. Hari ini ia ingin Kennet menyentuhnya. Minuman berwarna merah sudah ia siapkan. Ia melihat ponselnya dan melihat waktu telah menunjuk pukul 09.30.

Dengan sabar ia menunggu Kennet di atas kasur empuknya itu.

Ceklek

"Sayang kau sudah pulang." Kalisa menghampiri Kennet. Dia mengambil tas kerjanya.

Kennet menatap Kalisa yang memakai sebuah kain berenda warna merah. Dia tersenyum, sepertinya ia memang harus melakukannya agar kepalanya yang terasa pusing itu sedikit ringan.

Dia mendorong tubuh Kalisa, membuka ikatan dasinya dan kemudian kemejanya. Ikat pinggang itu ia buang dan ia pun mulai menindih tubuh Kalisa, menciumnya namun ingatannya kembali pada Livia.

Kalisa menatap Kennet yang menghentikan ciumannya. Dia menyerang lebih dulu agar pria itu fokus padanya. Ia menciumnya dan mulai mengabsen tubuh Kennet.

Kennet terbakar hawa nafsunya. Dia kembali menyerang tubuh Kalisa. Bayangan saat menyentuh Livia membuatnya kesal. Ia tak menghentikannya namun meneruskannya. Kennet menumpahkan semuanya namun setelah Kalisa beradu gulat dengannya wanita itu malah tidur.

Kennet menghentikan aksinya. Namun bendanya tidak merasa puas. Dia menuju ke kamar mandi untuk mendinginkan tubuhnya itu. Tidak bisa memejamkan kedua matanya, ia justru menghisap sepotong cerutu. Selama ia menikah dengan Kalisa, hidupnya tidak merasa puas. Tapi ia yakin dengan seiring berjalannya waktu ia bisa nyaman seperti saat ia bersama dengan Livia dulu. Mengingat namanya saja ingin sekali ia membunuhnya. "Jika pun kau melahirkan anak mu, aku juga akan membunuh anak mu."

....

Kennet akhirnya tiba di Indonesia. Kini dia dan Kalisa menuju sebuah hotel. Kalisa yang merasa lelah dia lebih dulu tidur. Sedangkan Kennet dia menatap ke luar jendela, dan besok ia harus menghadiri pesta ulang tahun sahabatnya itu. Akhirnya ia berjaga sepanjang malam, ia tidak bisa memejamkan kedua matanya. "Kalisa." Ia menatap istrinya itu. Seandainya saja Kalisa bangun, ia ingin menyentuhnya.

Tidak ingin mengganggu Kalisa, ia pun keluar di temani Bernad. "Tuan apa anda ingin berjalan-jalan."

"Iya." Bernad menjalankan mobilnya.

Kennet menikmati perjalanannya. Pandangannya jatuh pada sebuah toko roti dekat perempatan jalan tepatnya di sebelah kiri jalan jika dari arahnya. Ada tiga anak yang sedang duduk dan dua anak laki-laki yang meniup balon.

Ia menatap lekat ketiga anak itu, di tengah ada seorang bocah perempuan sambil memakan snack.

Bernad menyadari tatapan Kennet. "Apa tuan ingin membeli roti? Saya akan membelinya."

"Tidak." Ucap Kennet.

Mobil pun melewati toko roti itu, tanpa sengaja ia melihat sebuah kaca spion dan kedua matanya menajam saat melihat sosok wanita. "Tidak mungkin dia, mungkin aku salah lihat."

1
Risss
Luar biasa
Risss
Lumayan
༺SMB•panji༻ gaming
bagus
Dev
cukup seru ceritanya Thor..tp banyak yg typo dan belibet kalimatnya..rasa"nya gk seperti author biasanya..
Aiyliqa Ciie ImuEyt
Luar biasa
Linda Herlina
aku suka ceritanya terima kasih autor ceritanya semangat terus berkarya nya..
Kartika Lina
karna kamu itu bodohhhh kennet
Tining Revi
otakku gagal paham iki
🦊Love_Naruto🔥
selamat atas tamatnya novelnya kak author , semangat berkarya terus 💪
Sweet Girl
ih...?! anak 5thn kok tau antek si Tor....
Sweet Girl
kok bertengkar sama ayahnya Tor...??
Sweet Girl
Taubatan Nasuha
Sweet Girl
Tor.... kayak ngomong sama orang dewasa aja lhooo
Sweet Girl
nie anak anak 5th sudah kayak anak 10 th aja.
Sweet Girl
Aneh deh rasanya.... anak 5 tahun tapi ngomong nya dewasa...
Sweet Girl
Livia Tor....
Sweet Girl
Tor.... opo iyyooo anak lima tahun bisa bikin kopi...?
nalar aja belum....
Sweet Girl
bwahahaha tega kali kamu Tor...
klo Kennet denger, bakal diobrak Abrik dunia pernopelan Tor ...
Sweet Girl
Nah luuuu, Kennet aja yg matanya rabun
Sweet Girl
bwahahaha Ndak kebolak balik tuuuu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!