Seorang wanita karir dikhianati oleh sang suami, namun demi putrinya dia memendam semuanya sendirian.
Pernikahan yang hambar, kekecewaan yang teramat besar pada sang suami mengakibatkan Maura frustasi hingga tak sengaja melakukan one night stand bersama laki-laki yang lebih muda darinya.
Disaat Maura akhirnya sudah berpisah dengan sang suami, percikan api cinta kembali muncul kepada pria selain suaminya. Namun saat itu ia mengetahui, jika putrinya juga mencintai pria yang sama.
Haruskah Maura mengalah sekali lagi, demi sang putri?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
15. Mencintai Laki-Laki Yang Sama.
Sesampainya di depan gerbang rumah, Maura mengecup pipi Gavriel sekilas.
“Nggak usah keluar dari mobil, tadi Deva chat aku... katanya dia udah pulang. Kamu udah janji padaku nggak akan protes kita pacaran diam-diam dari Deva, aku udah cerita kan... gimana hancurnya Deva saat tau Papa nya nikah lagi sama perempuan yang umurnya muda, tak jauh dari dia.“
Gavriel mengelus rambut Maura, “I know, jangan khawatir Babe...“
Cup!
Gavriel lebih agresif dari Maura, sang Berondong mengecup bibir menggoda milik kekasihnya itu.
Cepat-cepat Maura mendorong tubuh Berondong nya, dia takut ada yang melihat.
“Ck! Kamu tuh ya, aku tau seumuran kamu tuh... ga1r4h nya lagi meletup-letup. Tapi, jangan asal nyosor terus... kayak tadi di jalan dan disini. Ini tempat terbuka, tau!“
Gavriel menaikkan sebelah alisnya, “Oh, jadi kesayangan ku ini maunya di tempat tertutup. Okay! Bisa diatur!“
Pak!
Maura m3nggep l4k tangan Berondong-nya.
“Tau ah! Aku harus turun! Deva bilang udah nunggu dari tadi di rumah, kasihan dia udah laper!“ Maura mulai menaruh tangan di handle pintu mobil lalu turun.
Gavriel pun memang tidak berniat turun, dia juga memang masih ragu menampakkan diri di hadapan Deva, gadis yang pernah menyatakan cinta padanya.
“Gimana tanggapan Deva kalo tau aku malah jadi kekasih ibunya, haissss! Cinta nggak bisa dipaksakan, bukan? Lagian... aku hanya sekedar jalan sama Deva tanpa ada niat menjadi kekasih gadis itu dan aku pun nggak pernah ngasih gadis itu harapan! Bodo lah, gimana nanti aja!“ Gavriel pun melajukan mobilnya pergi dari depan gerbang rumah Maura.
.
.
Saat Maura membuka pintu utama, ia melihat putrinya masih di depan jendela sepertinya sedang mengintip nya tadi.
“Jadi bener yang Deva lihat tadi, Mama udah punya kekasih.“ Selidik Deva.
Maura terkejut, “Emangnya apa yang kamu liat, sayang?“
Maura mendekati sang putri, merangkul bahu Deva lalu mereka berdua berjalan ke arah meja makan. “Kamu tunggu ya, Mama masak sebentar. Kamu pasti laper, kan?"
“Jawab dulu pertanyaan Deva, Mah. Tadi itu kekasih Mama?“
Maura mendudukkan putrinya di kursi makan, dia sendiri duduk di samping Deva.
“Iya, Mama mulai dekat dengan laki-laki.“
“Tapi kayaknya itu bukan Om Daniel, deh! Aku tadi liat belakang kepalanya, rambutnya agak pirang.“
Maura menghela nafas, “Kenapa Mama harus bersama Om Daniel?“
“Ya... karena Deva dan Om Daniel udah buat rencana, agar Mama nerima perasaan Om Daniel!"
“Oh, jadi saat rencana makan siang waktu itu tapi kamu nggak dateng... itu rencana kalian berdua?“
Deva mengangguk, “Aku dan Alvin ingin punya keluarga utuh. Aku ingin Om Daniel jadi Papa ku dan Alvin ingin Mama jadi Ibunya. Apa kami salah?“
“Enggak salah, sayang. Tapi satu yang bisa Mama katakan padamu, cinta itu nggak bisa kita paksakan. Artinya... Mama gada perasaan apapun pada Om Daniel. Bahkan Mama udah nolak dia dan sudah keluar dari perusahaan nya.“
“Apa?!“
“Jangan khawatir, Mama udah dapet kerjaan baru. Kamu bisa kuliah dengan tenang,“ Maura mengelus kepala putrinya dengan sayang.
“Baiklah, Deva nggak akan maksa Mama untuk bersama Om Daniel. Lalu... siapa laki-laki itu? Aku liat Mama berciuman dengan nya di dalam mobil, sayangnya Deva hanya bisa liat bagian belakang orang itu.“
Maura tersenyum, “Nanti, akan ada waktunya... Mama kenalin dia sama kamu. Mama masih meraba-raba dalam hubungan baru ini, jadi belum ada keseriusan untuk kami.“
Deva mengerti, tiba-tiba dia pun tersenyum. “Deva juga punya cowok yang Deva cinta, tapi sayangnya dia menghilang udah lama banget. Di tempat kerjanya dulu, dia udah berhenti kerja. Entah dimana dia berada karena nomor ponsel nya pun nggak aktif lagi.“
“Jadi, putri Mama ini udah mulai jatuh cinta ya. Seperti apa rupanya?"
“Ganteng, lebih ke wajah bule sih. Katanya sih, dia keturunan Swedia jadi matanya sangat indah berwarna biru. Namanya, Gavriel."
Degh
“Gav... Gavriel?“ cicit Maura
Dari ciri-ciri yang disebutkan Deva kenapa ia yakin laki-laki yang dicintai putrinya adalah Gavriel yang sama?
“Hm, namanya Gavriel. Di tempat kerjanya dulu dia seorang Bartender, tapi aku nggak tau latar belakang keluarganya karena dia jarang cerita. Tapi, dia selalu bersedia saat aku ajak jalan. Bahkan saat ulang tahun Papanya Prita yang pernah aku bilang sama Mama, aku datang ke pesta bareng Gavriel. Deva malah udah pernah nyatain cinta Deva sama dia, tapi belum ada jawaban. Jadi, sampai saat ini Deva masih mengharapkan nya. Deva lagi nyari dia, Mah."
Maura memegang dad4 nya yang berdebar tak karuan, dia dan putrinya mencintai laki-laki yang sama?
Ya, Maura pun sudah mulai mencintai Gavriel.
Ya Tuhan, kenapa semua ini terjadi padaku? Aku harus bagaimana? Jika aku melanjutkan hubungan ku dan Gavriel, Deva pasti akan membenciku, kan? Bukan hanya karena usia Gavriel yang lebih muda dariku, tapi juga karena Deva mencintai Gavriel!
.
.
Gavriel gelisah di beberapa hari ini, Maura tak pernah mengangkat panggilan darinya bahkan Maura selalu menghindar saat Gavriel datang ke perusahaan untuk menjemput.
Sementara untuk datang ke rumah wanita kekasihnya itu, Gavriel masih ragu bukan karena ia tidak siap bertemu dengan Deva namun dia takut Maura marah karena dia melangkahi keputusan Maura yang melarang Gavriel memunculkan dirinya di hadapan Deva.
Bugh!
Bugh!
Gavriel memukul-mukul setir, malam itu dia ke rumah Maura dan hanya duduk di dalam mobil.
“Ada apa sebenarnya dengan kamu, Babe?!“
Saat Gavriel masih menunggu di depan gerbang, sebuah mobil yang tidak ia kenali datang. Ia tahu jenis mobil milik Maura dan itu bukanlah mobil Maura.
Gavriel masih menunggu di dalam mobil dan saat tau siapa Pria yang keluar dari pintu pengemudi, kedua tangan Gavriel mengepal erat.
Melihat Daniel membuka pintu mobil di bagian Maura duduk di depan, Gavriel semakin emosi.
Apalagi melihat interaksi Daniel dan Maura yang saling melempar senyuman, hati Gavriel sudah tak kuat melihatnya.
Gavriel membuka pintu mobil miliknya, dengan wajah geram pemuda itu melangkah mendekati kedua orang yang masih tertawa seperti sedang bahagia.
___
Apa akan ada adu jotos? 😅
Aku kasih visual, tapi kalo kurang suka protes boleh entar aku cari yang cocok lagi.
Maura - 42 tahun.
Gavriel - 27 tahun.
Deva - 20 tahun.
Daniel - 38 tahun.
Raka.
d tunggu karya selanjutnya💜