"
Suatu perkawinan pengganti, mengikatnya erat di sisinya.
Dave adalah pria yang membuat semua orang di kota ketakutan, dia kejam dan bengis, terutama membenci wanita.
Nadia adalah wanita kaya yang diintimidasi oleh orang lain, dan dia sama sengsaranya dengan Cinderella di rumah.
Awal berpikir kalau pernikahan ini akan segera berakhir, dan keduanya akan segera bercerai.
Tanpa diduga, setelah menikah, dia sangat memanjakannya!
""Apakah kamu pikir aku tidak akan tahu jika kamu menyembunyikan identitasmu? Gadis cupu.""
Nadia tampak terkejut, ""Bagaimana kamu bisa tahu?!”"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon akos, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8. KAMU JANGAN PURA-PURA BERSEDIH.
Setelah meluapkan isi hatinya pada Rudy dan Yunita, Nadia pun kembali melangkah mengekori Dave dari arah belakang menuju ke pintu keluar.
"Nadia.....!, kembali kamu, Apa maksud dari semua ucapanmu tadi," Rudy sedikit mengeraskan suaranya saat rombongan Tuan Dav sudah pergi meninggalkan lokasi cafe.
"Tenangkan dirimu Mas, Nadia itu cuman bergurau. Jadi Mas jangan menyimpanya dalam hati," Yunita mengusap lembut punggung suaminya.
"Tapi kata-katanya begitu memilukan. Tidak biasanya dia mengucapkan kata-kata seperti itu hingga membuat perasaan Mas terasa tidak tegah mendengarnya," Rudy menundukkan kepalanya.
"Aku juga merasa apa yang Mas rasakan saat ini, bagaimana pun Nadia itu adalah putri kandung kita, yang kita belai mulai dari kecil. Walau Aku akui, kalau memang perlakuan kita padanya sungguh berbeda dengan perlakuan kita terhadap Mawar, tapi lambat laun Nadia pasti bisa mengerti dengan keadaan kita. Toh ..apa yang kita lakukan ini demi perusahaan dan masa depan keluarganya juga," Yunita masih terus memberi semangat pada Rudy.
"Aku harap Nadia paham dan mau sedikit berkorban demi keluarga dan kemajuan perusahaan kita. Ayo kita pulang, mungkin Mawar juga sudah pulang dan menunggui kita dirumah," ajak Rudy pada Yunita.
Keduanya pun bergegas keluar dan pulang ke kediaman mereka.
Sementara itu, Nadia yang sekarang sedang berada di dalam mobil mewah milik Dav duduk di kursi penumpan berdampingan dengan sang pemilik mobil.
Matanya tidak berani menatap orang-orang yang ada di dalam mobil itu. Di sepanjang perjalanan menuju mension, dia hanya menatap keluar melalui kaca jendela menikmati pemandangan kota.
"Kamu tidak usah pura-pura bersedih seperti itu. Aku tahu, pasti sekarang kamu sangat gembira ditukar dengan uang yang jumlahnya melebihi harga seharusnya. Lihatlah dirimu, mana ada pria yang mau dengan gadis berpenampilan culun sepertimu, kecuali dia itu pria bodoh," ucap Dav tanpa menatap kearah Nadia.
"Berarti Anda itu bodoh. Kenapa Anda mau menikahiku kalau penampilanku seperti ini, tuan bisa mendapatkan yang lebih cantik dan seksi, terus kenapa tuan memilih gadis culun sepertiku,"
"Apa katamu, kamu mengataiku bodoh, Aku bisa membunuhmu saat ini juga," Dave mencengkram wajah Nadia cukup kuat dengan tatapan membunuh.
"Lakukan saja semau tuan kalau itu memang yang terbaik," Nadia mencoba menahan rasa sakit agar dia tidak terlihat lemah dimata Dave.
"Jadi kamu menantangku?," kembali Dave memperkuat cengramanya pada wajah Nadia hingga gadis itu menutup mata, air matanya mulai menetes membentuk bola-bola keristas dan hinggap di punggung tangan Dave.
Ada sekitar 5 menit lamanya Dave melakukan itu hingga akhirnya dia melepaskan juga cengramanya.
"Gadis ini benar-benar unik, dia benar-benar tidak takut dengan tuan Dave tidak sama seperti perempuan yang selama ini ingin mendekati tuan Dave. Kalau Aku perhatikan dari ucapanya tadi pada Rudy, sepertinya hubungan mereka tidak begitu bagus. Apa sebenarnya yang terjadi diantara mereka?," ucap sekertaris ken dalam hati yang saat itu sedang mengemudi dan sesekali memandang kearah kaca pion.
Tidak lama kemudian kendaraan yang mereka tumpangi berbelok masuk ke dalam halaman mension dikuti dua mobil dari arah belakang.
Sekertaris Ken segera keluar dari dalam mobil dan berlari kecil membuka pintu buat Dav dan juga Nadia.
"Silahkan Tuan dan Nona," ujar ken sedikit menundukkan kepalanya.
"Terima kasih," ucap Nadia sementara Dav hanya diam.
Setelah semuanya keluar dari dalam mobil sekertaris Ken kembali menutup daun pintu mobil.
Dave melangkah menuju kearah pintu masuk diikuti oleh Nadia dan sekertaris Ken dari arah belakang.
Jejeran pelayanan sudah menunggui mereka sejak pertama kali mereka mendengar suara kendaraan Dave masuk kedalam lokasi mension.
"Selamat malam Tuan, Apa Tuan mau langsung makan malam atau mau membersihkan diri terlebih dulu biar Saya menyiapkan air hangat untuk Anda," sambut seorang pria parubaya yang tak lain adalah Goy kepala pelayan di mension itu.
"Aku sudah sangat lapar jadi, Aku mau makan terlebih dulu sebelum membersihkan diri. Goy mulai malam ini, semua tugasmu akan diambil alih oleh dia jadi semua kebutuhanku sekarang dia yang akan mengurusnya," Dave menatap kearah Nadia yang saat itu berdiri tepat di belakanganya.
"Baik Tuan, kalau begitu mari ke ruang makan soalnya Nyonya Anita dan Nona Elis sudah menunggui Anda disana," Goy membuka jalan dan mempersilahkan Dave dan Nadia untuk masuk.
Kembali Dav melanjutkan langkahnya menuju kearah ruang makan diikuti Nadia, sekertaris Ken dan Goy dari arah belakang.
Setelah tiba disana, tampak Anita ibu Dave dan Elis adik Dave sudah duduk di depan meja makan.
Kedua mata mereka memandang lekat kearah Nadia.
"Silahkan Tuan," sekertaris Ken menarik kursi buat Dave dan kemudian untuk Nadia.
"Silahkan Nona,"
"Terimah kasih banyak sekertaris Ken," ucap Nadia tersenyum dan mengikuti Dave duduk.
Setelah Dave dan Nadia duduk, Goy maju untuk menuangkan nasi dan lauk pada piring yang ada di hadapan Dave. Belum juga Goy menyentuh sondok dalam tempat nasi mata Dave terbelalak menatapnya.
"Maaf Tuan Saya lupa, Nona silahkan tuangkan Nasi dan lauk pada piring Tuan," Goy menyodorkan sendok nasi kearah Nadia.
"Tapi Aku belum tahu apa yang dia sukai," balas Nadia.
"Pertama-tama tuangkan nasi separuhnya kedalam piring tuan lalu kemudian daging dan disusul yang lain. Nona jangan takut karena makanan yang sudah tersaji diatas meja adalah semua makanan kesukaan Tuan," ujar Goy sedikit memberi arahan pada Nadia.
Nadia yang sedari tadi mendengar tata cara penyajian ke piring Dave segera melakukan sesuai dengan yang diajarkan oleh Goy padanya.
Goy tersenyum tipis melihat Nadia menuangkan Nasi dan lauk ke piring Dave. Nadia begitu cepat mengerti walau hanya dengan mendengar sekilas saja.
Lain hanya dengan Anita dan Elis mereka sama sekali tidak suka kalau Nadia duduk semeja dengan mereka. Tetapi mereka tidak bisa berbuat apa-apa karena Develah yang berkuasa di dalam mension itu.
Tidak suka dengan apa yang Aku lakukan pintu terbuka lebar untuk kalian. Itulah prinsip yang diterapkan Dave dalam mension tersebut. Jadi semua peraturan ada di tangan Deve sang penguasa.
Keempatnya pun menikmati makan malam mereka tanpa ada yang bersuara. Hanya dentingan sendok dan piring yang sesekali terdengar dalam ruangan itu hingga akhirnya Dave menyilang sendok dan garpu yang telah dia gunakan sebagai tanda kalau dia sudah menyelesaikan makan malamnya.
Nadia yang melihat hal itu segera mengisi air kedalam gelas dan menyerahkan kepada Deve.
"Silahkan Tuan," Nadia sembari tersenyum. Deve mengambil gelas dari tangan Nadia tanpa berkata sedikit pun.
JANGAN LUPA UNTUK TERUS BERI DUKUNGAN DENGAN CARA COMENT, LIKE DAN VOTE. SATU LAGI JANGAN SAMPAI KETINGGALAN CERITA SAYA DI YOUTUBE" PEWARIS TERAKHIR SANG PRESDIR" TERIMA KASIH.