HATI-HATI DALAM MEMILIH BACAAN!
Serena dan Yuan terjebak di satu malam panas yang membuat mereka menyesali semuanya. Yuan yang memiliki kekasih dibuat bingung antara tanggung jawab dengan Serena atau memilih kekasihnya.
Semuanya menjadi rumit karen Yuan yang candu dengan tubuh Serena tidak bisa berhenti memaksa wanita itu untuk melakukannya. Yuan yang egois tidak ingin memutuskan pacarnya bahkan dia berkata tidak akan pernah merusak pacarnya.
Ketika ia mulai sadar bahwa rasa cintanya telah beralih kepada Serena, semuanya semakin rumit karena kekasih Yuan tidak ingin di lepaskan dan mengancam akan mengakhiri hidupnya jika Yuan meninggalkannya.
Kehadiran Johan di antara Yuan dan Serena juga membuat mereka semakin renggang.
Pernikahan Yuan dan Maudy tiba-tiba dipercepat karena wanita itu menjebak Yuan yang sudah menolaknya mentah-mentah padahal hubungan mereka tengah baik-baik saja pada saat itu.
Serena yang mendengar itu pun memilih untuk pergi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AICE PARK, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jatuh Cinta
Seorang wanita sedang memberi makan burung-burung di sebuah taman, wanita itu tersenyum indah ketika melihat burung-burung yang dengan lahapnya memakan jagung yang ia bawa.
Banyak orang yang berlalu lalang disana, menikmati indahnya sungai dan juga bersantai di taman pada pagi hari adalah hal yang menenangkan.
Serena mengelus perutnya yang buncit, perutnya terasa sakit ketika bayi yang ada di dalamnya menendang dengan keras.
"Aktif sekali ya anak Mama?" Serena mengajak anaknya berbicara.
Tiba-tiba dada Serena sesak, matanya berkaca-kaca, dan sesekali ia menghela nafas panjang. Ia begitu merindukan seseorang saat ini, namun ia harus menepis rasa rindunya jauh-jauh.
Hormon hamil membuatnya ingin sekali sekedar menatap wajah lelaki yang menghamilinya, namun Serena selalu menguatkan diri untuk tidak berhubungan dengan lelaki itu.
"Sabar ya nak!" Serena meneteskan air matanya, ia sungguh sensitif jika mengenai hal ini.
"Serena, sudah dibilang dokter jangan terlalu sering menangis!" tiba-tiba seorang lelaki menyelimuti Serena dengan jas dari belakang dan memegang pundak wanita itu.
"Ahh Johan? Ngga sering kok, cuma sesekali!" Serena dengan cepat menghapus air matanya lalu menggeser badannya ke sisi lain kursi panjang itu agar Johan bisa duduk di sampingnya.
"Sesekali maksudnya sehari sekali kan?" ucap Johan sembari menyingkirkan anak rambut yang menutupi wajah Serena, wajah perempuan itu sudah penuh air mata dan hidungnya memerah.
Serena sengaja mengikat asal rambutnya yang mulai memanjang, ia menggunakan dress putih bermotif bunga dengan cardigan warna ungu. Namun cardigan yang ia gunakan tidak cukup membuatnya hangat sehingga Johan yang sedari tadi memperhatikannya dari kejauhan pun memakaikan jas nya kepada wanita itu.
"Haha engga kok, setiap hari kamu sama aku tapi baru kali ini kan kamu lihat aku nangis?" Serena menampilkan senyum indahnya yang sering dilihat Johan semenjak lebih dekat dengan Serena selama beberapa bulan ini.
"Nggak tuh, minggu lalu juga ketahuan nangis!" Johan mencolek hidung Serena, lelaki itu mengeluarkan ekspresi cemberut guna meledek Serena.
"Iya deh iya, habis ini sebulan sekali aja!" kekeh Serena.
"Nggak ya, tidak boleh nangis sama sekali. Kasihan dedek kalo Mama nya nangis terus!" ucap Johan sembari mengelus perut Serena yang lumayan besar.
Serena hanya terkekeh ketika Johan mulai menduselkan wajahnya di perut Serena, kebiasaan lelaki itu untuk menyapa bayi yang ada di dalamnya.
"Halo dedek, Papa kangen banget sama kamu!" goda Johan.
"Papa Papa!" Serena memukul pelan pundak Johan, sedangkan yang dipukul hanya terkekeh pelan.
"Ohh iya, Mama minggu ini belum yoga hamil kan? Dedek masih baik-baik saja kan di dalam? Jangan rewel ya, kasihan kalo Mama kecapean pas Papa kerja nanti ngga ada yang bisa nemenin buat tenangin Dedek!"
"Iya ya, aku belum Yoga minggu ini. Aduh untung ada kamu yang inget!" ucap Serena.
"Tentu lah, aku ada di sini untuk menjaga Dedek dan Mama. Juga membuat Mama dan Dedek bahagia, jadi semua hal pasti Papa ingat!" ucap Johan sembari mencolek-colek perut Serena, dan seketika bayi yang berada di dalam menyapa dengan sebuah tendangan hebat.
"Aww!" pekik Serena ketika sang bayi menendang dengan kuat.
"Wahh Dedek aktif banget, jadi ngga sabar lihat Dedek tumbuh besar!" Johan membubuhkan sebuah kecupan di perut Serena.
Yang perutnya dicium hanya memonyongkan bibirnya, menampakkan sedikit wajah kurang suka kepada Johan.
"Kenapa cantik?" goda Johan.
"Kebiasaan deh, kan aku ngga suka di cium perutnya!" ucap Serena.
"Yaudah dicium bibirnya aja ya?" kekeh Johan sembari mendekatkan wajahnya ke arah Serena.
"Ihh apaan sih!" Serena mendorong badan Johan menjauh.
Lelaki tampan, bertubuh tinggi, mapan, dan idaman banyak wanita itu tampak katuh cinta sedalam-dalamnya kepada Serena.
Bersambung
Bersambung