NovelToon NovelToon
Senja Untuk Elang

Senja Untuk Elang

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Komedi / Tamat / Cintamanis / Pernikahan Kilat
Popularitas:15.7M
Nilai: 4.8
Nama Author: embunpagi

IG ☞ @embunpagi544


Elang dan Senja terpaksa harus menikah setelah mereka berdua merasakan patah hati.

Kala itu, lamaran Elang di tolak oleh wanita yang sudah bertahun-tahun menjadi kekasihnya untuk ketiga kalinya, bahkan saat itu juga kekasihnya memutuskan hubungan mereka. Dari situlah awal mula penyebab kecelakaan yang Elang alami sehingga mengakibatkan nyawa seorang kakek melayang.

Untuk menebus kesalahannya, Elang terpaksa menikahi cucu angkat kakek tersebut yang bernama Senja. Seorang gadis yang memiliki nasib yang serupa dengannya. Gadis tersebut di khianati oleh kekasih dan juga sahabatnya. Yang lebih menyedihkan lagi, mereka mengkhianatinya selama bertahun-tahun!

Akankah pernikahan terpaksa ini akan membuat keduanya mampu untuk saling mengobati luka yang di torehkan oleh masa lalu mereka? Atau sebaliknya, hanya akan menambah luka satu sama lainnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon embunpagi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 16 (Baiklah kita menikah...)

Malam harinya...

Senja masih duduk di depan komputernya. Pekerjaannya yang menumpuk membuatnya harus lembur malam ini.

"Nona Senja, sebaiknya Anda pulang sekarang. Pekerjaan Anda bisa di lanjutkan besok," ucap General Manajer yang mengagetkan Senja.

"Iya pak, tinggal beberapa lagi selesai, kalau sudah selesai saya akan pulang," jawab Senja deng penuh keheranan. Tidak biasanya GM-nya tersebut peduli terhadapnya.

"Lanjutkan saja besok, sekarang sebaiknya kamu pulang," GM tersebut mengulangi ucapannya.

"Tapi pak..."

"Tolong kerja samanya," ucap GM itu, membuat Senja semain bingung. Tapi...Ya sudahlah, lebih baik pulang saja, pikirnya.

"Baik pak, saya akan beres-beres lalu pulang," sahutnya.

Senja pun keluar dari kantor tepat pukul 19.00 WIB. Di luar, sudah ada taksi yang menunggunya.

"Nona Senja?" tanya sopir taksi.

"Iya saya?"

"Ini taksi yang di pesan oleh tuan Kendra atas nama Senja," jelas sopir taksi.

Senja semakin bingung, ia mencoba mengingat siapa itu Kendra.

"Temannya laki-laki itu, pasti dia yang nyuruh," gumamnya. Tanpa berpikir lagi, ia langsung masuk ke taksi karena sudah lelah.

Setelah taksi yang ditumpangi Senja melaju meninggalkan perusahaan, GM tadi menghubungi seseorang.

"Nona Senja sudah pulang Tuan," ucapnya kepada orang di seberang telepon.

🌼🌼🌼

Di kediaman utama Parvis...

"Hem," ucap Elang singkat dan langsung mematikan teleponnya. Ya, sore ini ia pulang ke rumah, namun tak melihat Senja. Terlalu gengsi untuk menanyakan kepada Anes ataupun penghuni rumah lainnya. Habis maghrib Senja belum juga kelihatan, akhirnya ia menghubungi GM tempat Senja bekerja. GM tersebut mengeceknya dan ternyata Senja masih berada di kantor. Elang langsung memerintahkan GM tersebut untuk menyuruhnya pulang, atau ia bisa saja membuat GM tersebut dipecat.

Setengah jam kemudian, Senja sampai di rumah. Ia terus berjalan menuju anak tangga.

Elang mengerutkan keningnya, kenapa Senja diam saja tak menyapanya yang duduk di sofa, gadis itu hanya melewatinya saja.

"Baru pulang?" akhirnya Elang berinisiatif mengajak bicara terlebih dahulu.

Senja terkejut mendengarnya. Ia tak melihat Elang yang duduk di sofa, entah konsentrasinya kemana tadi. Senja menghentikan langkahnya yang baru akan menaiki satu anak tangga. Ia menoleh, di lihatnya laki-laki yang sudah beberapa hari ini tidak ia temui tersebut sedang menatap dingin terhadapnya.

"Iya," jawab Senja singkat.

"Jangan bekerja terlalu keras," ucap Elang. Hanya kata itu yang keluar dari mulutnya.

"Kamu tak perlu khawatir, saya jaga diri. Saya permisi ke atas dulu," sahut Senja yang juga merasa canggung.

"Hem," sahut Elang singkat. Sepasang mata yang melihatnya merasa gemas dengan tingkah keduanya. Masih sama-sama gengsi.

"Hanya itu?" tanya Anes yang sejak tadi memperhatikan mereka.

"Apa? Lalu El harus bagaimana?"

"Kamu kira mommy nggak tahu, sebenarnya sejak tadi gelisah karena dia tidak pulang-pulang kan?" insting seorang ibu selalu akurat!

"Mom..."

"Salah?" tanya Anes menyelidik.

"El hanya tidak ingin almarhum kakeknya kecewa. El sudah berjanji akan menjaganya, lagian El masih...."

"Sudah cukup, jangan di teruskan. Jangan sampai Senja dengar, kamu peduli dengannya hanya karena kakeknya. Senja juga punya perasaan, dia pasti akan merasa tidak enak hati , berpikir kamu terpaksa melakukan kebaikan terhadapnya," ujar Anes.

"El tidak terpaksa mom, El..."

"Makanya hati-hati sama mulutmu El. Mommy dan adikmu perempuan, ingat itu," pesan Anes.

"Senja sudah pulang, sebaiknya kita ke meja makan, daddy sudah menunggu," ucapnya kemudian.

Akhirnya malam ini mereka bisa makan malam bersama. Suasana antara Elang dan Senja masih terasa canggung.

"Kakak tahu nggak, kak Senja jago masak loh kayak mommy. Kakak pasti ketagihan sama masakan kak Senja. Kalau sudah menikah perut kakak pasti dimanjakan sama kak Senja dengan masakannya. Dari perut naik ke hati deh! Kakak pintar cari calon istri, pandai masak dan baik, tidak hanya pintar akting dan belanja. Ops!" Gisell keceplosan.

Elang menghentikan aktivitas makannya mendengar ucapan Gisell. Pun dengan Senja, yang tidak tahu apa yang di maksud Gisell. Ia menjadi semakin canggung.

"Jangan marah," Gisell melihat Elang memperlihatkan puppy facenya.

"Lanjutkan makannya," ucap Elang singkat. Ia sangat jarang marah terhadap adik kesayangannya tersebut.

"Ck dasar, ember! bergaul sama mama jadi begitu" cebik Gavin.

"Gavin!" ucap Alex dan Anes serempak dengan nada peringatan.

Gavin kembali diam. Anes mencoba mencairkan suasana dengan mengajak mereka bercengkrama dan bersenda gurau. Akhirnya Mereka pun makan malam dengan suasana yang ceria.

🌼🌼🌼

Malam semakin larut, Senja masih belum bisa memejamkan matanya. Di lihatnya Gisell sudah terlelap di sampingnya. Pelan-pelan ia menyibak selimutnya lalu turun dari tempat tidur.

Senja berjalan ke taman belakang, ingin melihat langit yang penuh bintang di sana. Tubuhnya mematung ketika melihat bayangan seorang laki-laki yang sedang berdiri membelakanginya, menatap langit dengan kedua tangan ia masukkan ke dalam celana piyama yang ia kenakan. Senja bisa menebak kalau dia adalah Elang. Senja pelan-pelan membalik badan dan akan kembali masuk. Ia tak ingin mengganggu Elang.

"Kenapa balik? Sini!" ucap Elang yang ternyata menyadari kedatangan Senja.

Dengan ragu-ragu, Senja mendekat ke samping Elang. Ya, mungkin ini saat yang tepat untuk mereka membicarakan perihal amanah kakek Senja secara serius.

Sesaat mereka berdua terdiam sambil menatap langit dengan pikirannya masing-masing.

"Apa harus menikah?" tanya Senja memulai obrolan dengan tetap menatap bintang di langit.

"Itu janjiku," sahut Elang tanpa bergeming.

"Saya tahu kamu merasa bersalah atas diri saya yang sebatang kara ini, tapi kamu tidak perlu sampai harus mengorbankan perasaan dan masa depan dengan menikahi saya, banyak cara lain yang bisa kamu lakukan," ujar Senja.

"Saya bersungguh-sungguh ingin bertanggung jawab atas hidup kamu. Dari awal saya sudah berniat untuk menikahimu dan itu tidak akan goyah," sahut Elang kekeh.

"Kalau saya menolak?"

"Tidak ada alasan buatmu menolak saya, karena laki-laki brengsek yang selingkuh dengan sahabat sendiri bertahun-tahun? heh! bukan alasan yang tepa. Kamu juga sudah mengiyakan amanah kakek kamu, apa kamu tak ingin mewujudkan permintaan terakhirnya?" Elang membalikkan pertanyaan Syafira.

Senja terkejut, sepertinya laki-laki yang berdiri di sampingnya tersebut tahu banyak tentang dia. Darimana dia tahu Niko dan Mitha sudah selingkuh darinya selama bertahun-tahun?

"Lalu kekasihmu? Bukankah kamu sedang tidak sendiri?" tanya Senja, ia melihat photo Bianca bersama Elang ketika terpajang di atas nakas kamar Elang yang di apartemen. Ia tak ingin di sebut sebagai pelakor kedepannya jika Elang ternyata memiliki kekasih.

"Kami sudah tidak menjalin hubungan. Percayalah, saya tidak akan sembarangan menikahi kamu jika saya tidak single. Bagaimana? Deal?" Elang menoleh ke arah gadis yang tingginya hanya sebatas bahunya saja itu jika tidak memakai heels.

"Apa?" Senja pun ikut menoleh sedikit mendongak. Tatapan mereka bertemu.

Sejenak suasana menjadi hening, mereka saling pandang di bawah sinar bulan yang remang-remang. Tak begitu jelas wajah mereka, namun Senja melihat ada kesungguhan di sorot mata lelaki yang kini sedang di tatapnya itu.

"Mau menikah dengan saya?" tanya Elang.

"Apa kamu sedang melamar saya?" tetap masih saling menatap.

"Anggap saja begitu," jawab Elang cuek.

"Begini cara orang melamar?" cebik Senja dalam hati.

"Kenapa diam? Ini terakhir saya menanyakannya, dan jawabannya tidak bisa tidak, harus iya," ucap Elang.

"Kok gitu?"

"Saya bukan sedang membuat penawaran atau pertanyaan, tapi pernyataan," jiwa tidak bisa di bantahnya keluar.

💦💦Huh Elang memang kaku, kenapa tidak sedikit merangkai kata manis, yang akan mendukungmu untuk meyakinkan Senja? Jangan salahkan author jika Senja menolak 🙄🙄

"Baiklah kalau begitu, saya setuju," jawab Senja kemudian. Tak ada salahnya membuka lembaran baru bersama orang baru.

Elang tersenyum kemenangan dalam hati, akhirnya gadis keras kepala itu mau menikah dengannya, dan itu keluar dari mulutnya sendiri dengan penuh kesadaran. Sebenarnya ia bisa saja langsung menikahi Senja tanpa persetujuannya, tapi ia belum akan menikahinya jika gadis itu belum menyetujui dari mulutnya sendiri.

"Baiklah, semua akan di siapkan secepatnya. Sekarang masuk dan istirahatlah!" ucap Elang.

"Kamu?"

"Saya masih ingin di sini," jawab Elang.

"Hem, saya masuk duluan. Kamu jangan kelamaan di luar, angin malam tidak baik buat kesehatan," pesan Senja sebelum melangkah.

"Hem," sahut Elang singkat.

Beberapa melangkah meninggalkan Elang yang masih berdiri di tempatnya, Senja berhenti dan menoleh.

"Terima kasih buat makan siangnya, dan juga taksinya," ucap Senja tersenyum. Ya, ia yakin makanan itu adalah dia, dan taksi itu juga. Memang kendra yang memesan taksi, tapi pasti Elang yang menyuruh.

Mendengarnya, Elang menoleh ke arahnya tanpa menjawab. Ia hanya tersenyum kecil. Ternyata gadis itu cukup pintar, pikirnya.

Senja pun melanjutkan langkahnya masuk ke dalam, sementara Elang masih tetap berada di taman. Menikmati sepinya malam, yang mewakilkan betapa sepi hatinya saat ini. Melamun, Entah apa yang laki-laki itu pikirkan sekarang dalam kesendiriannya.

🌼🌼🌼

💠Selamat membaca...jangan lupa like, komen dan tip atau vote seikhlasnya...serta pencet ❤️ kalian untukku 🤗🤗

follow juga igeh baru author @embunpagi544

terima kasih 🙏🙏💠

1
MARWAN ERMADI
ini ngapain si ervan yg sibuk sedangkan disana ada ke2mertuanya senja
Soraya
hadiah buat pernikahan mereka
Soraya
mampir thor
khaerani suherman
aku udah baca cerita ini berkali kali seneng ceritanya
mimi
Kecewa
mimi
Buruk
vanilla althea smith
kecelakaan tuan Bailey dan nyonya Bailey ada unsur kesengajaan
vanilla althea smith
tebakan ku senja anak dari pemilik perusahan tersebut sebelum diambil oleh dady nya ervan dan diganti simbol nya
vanilla althea smith
Kendra mutung el
vanilla althea smith
bambang suaminya mama megaa ayah nya ritsuki natsuki
vanilla althea smith
typo nya menyeramkann
vanilla althea smith
jadi bego dongg
vanilla althea smith
makanan yang dibawa sekalian lempar ke wajah niko biar gregett
Ruby Vee
kenapa nggak ditunjkin aja fotonya nona senja gimana to
Ruby Vee
oalah elang
Elistiani
gak ngerti aku Thor,masa budak corporate ga tau black card,bodoh kali lah,masuk perusahaan pake jalur org dalem kali ye
Suwardiono
Luar biasa
Ruby Vee
kayaknya sarah jodohnya kendra ini
Can Can Takarai
Luar biasa
Can Can Takarai
Lumayan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!