JANDA BUKAN, SEORANG ISTRI PUN BUKAN!
Ayubi mengira ia adalah seorang Janda ditinggal mati selama 6 tahun ini, ternyata ia bukan lah seorang janda karena suaminya masih hidup.
Sayangnya, suami Ayubi menggunakan identitas dari kembaran suaminya. Suami dari Ayubi menjadi pengganti suami untuk wanita lain selama ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
6. Tidak Akan Ada Akhir Bahagia.
Sepulang dari rumah sakit, di tangan Abimanyu banyak paper bag berisi keperluan ibu hamil. Seperti su suu hamil, baju-baju hamil bahkan perlengkapan sehari-hari Ayubi.
Kriett.
“Ayo masuk, kita sudah sampai di rumah kita.“
Kening Ayubi mengerenyit dalam, tidak mengerti ucapan Abimanyu.
“Ini rumah kontrakan yang saya minta, bukan rumah kita, Pak.“
“Eh eh iya, maksud saya kamu udah sampai di rumah kontrakan kamu.“ Gagap Abimanyu menjawab Ayubi.
Ayubi tak menghiraukan kegugupan yang dirasakan Abimanyu, dia terlalu lelah dan ingin segera membaringkan tubuhnya.
Keduanya masuk ke dalam rumah, Abimanyu menaruh beberapa paper bag di atas meja ruangan tamu yang berukuran besar.
“Pak, sebelah mana kamar saya? Hanya ada satu kamar kan sesuai permintaan saya?“
Abimanyu terdiam cukup lama, kemudian akhirnya dia angkat bicara kembali. “Ini rumah teman saya, katanya ada 2 kamar dan sangat besar tapi dia tetap menerima bayaran sesuai budget dari kamu tanpa meminta bayaran lebih. Kebetulan dia dan istrinya pindah ke tempatnya bekerja di luar daerah, jadi daripada rumah ini kosong... teman saya membiarkan kamu mengisinya.“
Lagi! Ayubi merasa ada yang aneh tapi wanita yang tidak bisa melihat dan untuk bergerak saja kesusahan, memangnya apa yang bisa orang buta lakukan? Ayubi hanya bisa percaya pada Abimanyu, bukan?
“Oh begitu, baik banget ya teman Pak Abi.“
“Ayu, boleh minta sesuatu?"
Degh
Nah kan!
“Pak Abi minta apa?“ Ayubi mulai memundurkan tubuhnya, kedua tangannya ia silangkan menutupi da d4 nya yang memang sudah tertutup oleh kerudung instan.
“Hmfff..." Abimanyu malah menahan tawanya, dia merasa lucu karena dianggap pria mwsummm oleh Ayubi. “Tenanglah, Ayu. Saya bukan tipe laki-laki yang akan m3nerk4m mu jika kita tidak ada ikatan halal. Saya tau batasan saya, masa Iddah kamu bahkan selesai saat kamu melahirkan. Jadi, untuk sementara saya nggak akan ngapa-ngapain kamu."
Ambigu banget ucapan Pak Abi, dia bilang untuk sementara? Ayubi kebingungan.
“Saya antar kamu house tour, saya pegang lengan kamu lagi ya.“ Ijin Abimanyu, dia tidak mengulangi permintaan nya pada wanita itu.
Ayubi hanya mengangguk mempersilahkan.
“Dari kamu berdiri tadi, itu ruangan tamu. Kamu masuk lebih dalam, berjalan ke sebelah kiri... ada dapur. Nah! Ini dia dapurnya, coba kamu raba-raba dulu barang-barang yang ada di dapur.“
Semua perlengkapan dapur sudah lengkap, ada lemari dingin serta semuanya. Tentu saja Abimanyu yang sudah mempersiapkannya untuk Ayubi, seluruh isi rumah sudah lengkap.
Ayubi bejalan sendiri dengan perlahan meraba dinding, terus maju meraba setiap benda yang terjangkau. Ayubi berputar kembali ke pintu masuk dapur.
“Lengkap, Pak. Ini barang-barang teman Pak Abi nggak dibawa?“ tanya Ayubi.
“Iya, katanya repot mindahin barang-barang nya. Lagipula di rumah dinas nya diluar daerah perabotan sudah lengkap, jadi barang-barang disini nggak diangkut pergi.“
Sekali lagi Ayubi hanya bisa percaya.
Setelah selesai berkeliling rumah, Abimanyu masih belum pergi juga.
“Pak Abi masih mau disini? Saya ingin tidur untuk istirahat, Pak.“
“Tidur aja, Yu. Aku akan membereskan dulu barang-barang keperluan mu, setelah semua selesai aku akan pergi dan mengunci pintu rumah dari luar. Kunci rumah ada 2, kamu pegang satu dan aku satu. Bukan apa-apa aku memegangnya, takutnya kamu membutuhkan bantuan karena tinggal sendiri. Aku bisa langsung masuk, kalo sesuatu terjadi padamu dan anak kita."
“Anak saya, Pak. Bukan anak kita.“ Tegas Ayubi.
“Eh iya, anak kamu. Maaf, Ayu. Saya terlalu excited melihat foto calon bayi mu, sampai saya ikut bersemangat.“ Jawab Abimanyu namun terdengar nada kesedihan dalam suara eks Pakpol itu.
Kenapa aku merasa bersalah? Batin Ayubi.
Ayubi meraba-raba wajah Abimanyu, tangan lembutnya meraba pipi Abimanyu dengan sedikit berewok. “Pak Abi marah atau sedih saya bilang seperti barusan?“
Tiba-tiba telapak tangan besar milik Abimanyu menimpa telapak tangan Ayubi yang masih menempel di pipi Abimanyu. Tangan besar Abimanyu menggenggam tangan Ayubi, “Aku akan baik-baik aja kalau kamu memperbolehkan ku menjadi Ayah pengganti untuk janin dalam kandungan mu. Aku ingin berperan menjadi ayahnya, boleh?“
Bibir keduanya saling berdekatan, bahkan Ayubi dapat merasakan deru nafas dari hidung Abimanyu yang terdengar cepat.
Sret!
Ayubi melepaskan tangannya yang berada di pipi laki-laki itu, terlepas lah juga genggaman Abimanyu pada wanita itu.
Ayubi cepat-cepat menjauhkan tubuhnya, “Jika itu bisa membuat Anda senang, demi membalas kebaikan Anda... saya akan mengijinkan Anda mengakui anak saya adalah anak Anda. Saya tidak bisa membalas semua kebaikan Anda, jadi hanya ini yang bisa saya berikan.“
“Makasih, Ayu. Bisakah kita jangan terlalu formal, jangan panggil saya Pak lagi karena saya bukan petugas polisi yang menangani kasus mu lagi.“
“Pak Abi mau dipanggil apa?“
“Bang Abi, Mas Abi.“
“Bang Abi aja," Jawab Ayubi.
“Baiklah, sekarang kamu istirahat. Saya akan pergi setelah selesai menata barang, nggak lama kok. Ponsel kamu udah aktif ya, hanya ada satu nomer dan itu nomer saya. Tinggal pijit nomer itu kalo kamu membutuhkan saya, oke?“
“Hm, terimakasih Pak. Eh, Bang.“ Ayubi menunduk malu.
Abimanyu menahan senyumnya, dia mengelus kepala Ayubi yang tertutup hijab.
“Maaf kalau saya selalu lancang menyentuh tubuhmu, inginnya kita bisa cepat bersentuhan halal tapi dalam agama tidak memperbolehkan menikahi kamu sebelum masa Iddah mu selesai."
Ayubi terdiam, tak mampu menjawab.
“Selamat istirahat, untuk makan malam saya akan datang kesini membawanya. Besok-besok baru kamu boleh memasak sendiri, untuk hari ini kamu jangan kecapean.“
Tanpa mampu menjawab lagi, Ayubi hanya menghela nafas pelan. “Saya permisi tidur, Bang.“
Ayubi memutar tubuhnya mencari kamar tidurnya, awalnya dia salah arah namun tanpa meminta bantuan Abimanyu akhirnya Ayubi sampai di kamarnya.
“Bolehkah aku berbuat seperti ini meskipun nanti setelah semuanya... tidak akan ada akhir bahagia untuk kita, Ayu?" gumam Abimanyu setelah sosok Ayubi menghilang dari pandangan nya.
sehat" authorku...🤗