Bercerita tentang seorang anak yang bernama mugi yang terlahir sebagai rakyat jelata dan menjadi seseorang penyihir hebat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muchlis sahaja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Permasalahan yang semakin meluas
Keter dan kesatria kuno itu saling menatap, udara di antara mereka terasa berat dan penuh dengan energi. Keter, dengan pedang sihir di tangan, berkata, "Ada apa dengan dirimu, kesatria kuno? Aku di sini memanggilmu untuk menantangmu."
Seluruh siswa terkejut mendengar perkataan Keter. "Yang benar saja?!" "Berani sekali dia menantang kesatria kuno."
Kepala Sekolah Azumi, yang selama ini menyaksikan dengan penuh minat, tersenyum lebar. "Bagus, bagus sekali Keter. Matilah dirimu."
Kesatria kuno itu langsung menggunakan sihir darahnya, melepaskan serangan laser darah yang dahsyat. Serangan itu begitu banyak dan cepat sehingga ledakan terjadi di mana-mana, membuat seluruh siswa berteriak ketakutan.
Di tengah ledakan, Keter langsung terbang ke arah kesatria kuno dan berhenti tepat di hadapannya. Keter menciptakan pedang sihir yang lebih besar dan lebih kuat, sementara kesatria kuno menciptakan sabit besar yang berlumuran darah sihir. Keter berkata, "Bersiaplah."
Pertempuran pun terjadi. Kecepatan mereka sangat cepat sehingga tak seorang pun bisa melihat gerakan mereka. "Hebat, pertarungan mereka begitu cepat," kata salah seorang siswa dengan kagum.
Azumi, yang tadinya merasa senang, kini mulai cemas. "Si-sial!! Dia mampu menyaingi kemampuan kesatria kuno."
Keter dan kesatria kuno terus bertukar serangan. Debu berterbangan di mana-mana, dan suara benturan pedang dan sabit menggema di seluruh lapangan. Keter, dengan senyum yang penuh percaya diri, berkata, "Hebat!!"
Setelah beberapa saat, Keter berhasil menendang perut kesatria kuno, membuat dia terpental. Namun, kesatria kuno itu tidak menyerah. Dia langsung melepaskan serangan laser darahnya lagi, yang langsung mengarah ke Keter. "Gawat!!" teriak Keter.
Keter dengan cepat menciptakan dinding penghalang untuk menahan serangan itu. Kemudian, dia mengucapkan sebuah mantra, "Ryu."
Seketika itu, seekor naga besar muncul dari sihir Keter dan menyerang kesatria kuno. Kesatria kuno, dengan refleks yang cepat, menyabit kepala naga itu sehingga terbelah. Keter langsung bergerak untuk melancarkan serangan balik, dan pertarungan semakin sengit.
Kesatria kuno menciptakan rantai sihir untuk mengikat Keter, tetapi Keter dengan mudah menebas rantai itu dan kembali mendekati kesatria kuno. "Kau kuat juga ternyata," kata Keter, sambil terus menyerang.
Pada saat benturan terakhir, pedang Keter terlepas, dan wajahnya terkena sabit kesatria kuno. Melihat kesempatan itu, kesatria kuno mengurung Keter dengan lingkaran sihir dan meledakkan dia. Seluruh siswa terkejut melihat kejadian itu. Azumi berteriak kegirangan, "Iya!! Itu dia!! Induk sekolah sihir memang kuat. Induk sekolah sihir akan mendapatkan pujian dan dana dari pusat karena berhasil mengalahkan Keter sang pembunuh."
Namun, di balik gumpalan asap dari ledakan, Keter masih hidup. "Dahulu, para dewa di langit pernah melepaskan cahaya untuk menghukum para manusia di bumi. Manusia yang melihat terpesona dengan kekuatan itu dan menginginkannya. Mereka membutuhkan kekuatan itu. Setelah mempelajarinya berkali-kali, akhirnya mereka mendapatkannya. Kekuatan yang hampir mirip, tetapi sedikit berbeda. Mereka menciptakan energi nuklir yang tersusun di antara proton dan neutron yang menyusun inti atom, yang bisa menyebabkan fisi nuklir, kecelakaan, fungsi, atau semacamnya. Reaksi berantai energi intinya menyebabkan ledakan yang sangat besar. Yah, aku tidak perduli dengan reaksi kimianya."
Keter menciptakan sebuah berier yang mengurung dirinya dan kesatria kuno. "Aku akan melampaui segalanya, mengalir ke dunia yang diisi oleh orang-orang durjana. Aku berencana menghancurkan dirimu, dan mengakhiri orang-orang yang memiliki pemikiran yang menjijikkan. Sesuatu yang aku inginkan dan akan aku lampaui ialah, orang-orang yang mengandalkan kekuasaan. Dengan ini, tempat ini akan merasakannya."
Energi mengalir ke seluruh tubuh Keter. "Mendengar perkataan dari kepala sekolah membuat aku tersadar apa yang harus aku lakukan. Mungkin ini bisa dibilang aku tersadar dengan tujuan awalku. Ini berkat mu dan kepala sekolah. Terima kasih."
Keter, dengan tatapan penuh amarah, mengucapkan mantra nya. "Des...tro...yer..., ledakan terbuka."
Seketika itu, ledakan dahsyat terjadi, menghancurkan kesatria kuno tanpa sisa. Seluruh siswa dan para guru melihat sihir tersebut dengan kagum dan berkata, "He-hebat." "Sihir ini bisa menghancurkan segalanya."
Azumi, yang melihat sihir Destroyer itu, berkata dengan suara gemetar, "Sihir macam apa itu?!"
Setelah ledakan itu terjadi, Keter berdiri tegak di lapangan yang hancur, "Kepala sekolah!, bersiaplah."
Azumi berniat lari, tetapi Keter dengan cepat muncul di hadapannya dan memukulnya sehingga terpental ke lapangan. Keter kembali menuju Azumi, "Kepala sekolah Azumi, kau akan aku hancurkan di sini."
Azumi, dengan rasa takut yang luar biasa, berkata, "A-aku yang salah. Mari kita berdiskusi dengan kepala dingin. Kau pikir aku benar-benar akan melakukan hal seburuk itu?"
Keter berhenti berjalan. Azumi kembali berkata, "Itu hanya salah perkataan dariku saja. Meski begitu, kau menang. Pemenang tetaplah pemenangnya. Selamat!!"
Azumi bertepuk tangan. Keter pun juga bertepuk tangan, "Terima kasih!"
Di sisi lain, Mila dan Ayano sedang berdiri di suatu ruangan. Mila berkata kepada Ayano, "Ara, Keter sudah mengambil penampilan epic, dan sekarang kita juga harus ngambil moment epic untuk menyelamatkan kepala sekolah Azumi."
Ayano membalas perkataan Mila, "Apa anda yakin, Tuan?"
Mila tersenyum dengan tatapan tajam. "Tentu saja. Dengan ini, aku akan memperlihatkan kepada kakakku kalau aku juga kuat!! Aku akan mencuri perhatian seluruh siswa."
"Ayo kita pergi, Ayano."
Ayano mengangguk, "Baiklah, Tuan Mila."
Di sisi lain, Keter menciptakan sebuah pedang sihir dan kembali berjalan menuju Azumi. "Kau pikir aku mudah untuk di bodohi, kepala sekolah? Pemikiranmu terlalu pendek untuk memikirkan dirimu sendiri. Berfikirlah secara bertimbal balik."
Azumi semakin ketakutan, "Ma-maafkan aku."
Keter mengangkat pedangnya dan bersiap untuk melancarkan tebasan. Namun, tiba-tiba, sihir pisau angin dan sihir sinar laser langsung mengarah ke Keter. Dengan cepat, Keter menghindari sihir sinar laser tersebut, "Sihir itu!!"
Mila dan Ayano muncul di hadapan Azumi, "Apa kau baik-baik saja, Pak Azumi?"
Azumi tersenyum lega melihat Mila, "Mila! Terima kasih, Mila. Aku baik-baik saja."