Ini kisah yang terinspirasi dari kisah nyata seseorang, namun di kemas dalam versi yang berbeda sesuai pandangan author dan ada tambahan dari cerita yang lain.
Tentang Seorang Mutia ibu empat anak yang begitu totalitas dalam menjadi istri sekaligus orangtua.
Namun ternyata sikap itu saja tidak cukup untuk mempertahankan kesetiaan suaminya setelah puluhan tahun merangkai rumah tangga.
Kering sudah air mata Mutia, untuk yang kesekian kalinya, pengorbanan, keikhlasan, ketulusan yang luar biasa besarnya tak terbalas justru berakhir penghianatan.
Akan kah cinta suci itu Ada untuk Mutia??? Akankah bahagia bisa kembali dia genggam???
Bisakah rumah tangga berikutnya menuai kebahagiaan???
yuk simak cerita lebih lengkapnya.
Tentang akhir ceritanya adalah harapan Author pribadi ya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shakila kanza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Penyakit lama
"Kenapa sih kamu betah sama dia, katanya kamu bilang dia ndak asik... kok pulang sih... Ih sebel... aku marah nih kamu gak boleh minta jatah lagi." Oceh perempuan itu lagi membuat Mutia menahan sesak di dadanya.
Badan Mutia luruh, sambil melipat sajadahnya dia berurai air mata, sambil memandang suaminya yang masih di atas pembaringannya.
"Mas Haris... Kamu kok diem aja sih...? ih belum bangun ya...? Atau masih mimpiin yang semalam ya..." Ucap Perempuan itu, Mutia mengeraskan Volume Hp itu dan mendekatkan di telinga suaminya.
"Ih... Apa sih sayang... Pagi-pagi udah berisik aja... ci*m nih... " Jawab Haris masih sambil setengah tidur.
"Ehm.!!!" Dehem Mutia keras sambil duduk di sisi suaminya.
Haris membuka setengah matanya pelan lalu menarik mutia kedalam pelukanya.
"Sayang... kangen... nanti kesini lagi ya... atau aku yang ke kantor??" Ucap perempuan di seberang.
Haris terperajat lalu membuka matanya lebar dan memandang perempuan yang tengah di peluknya tanpa sadar itu.
"Kenapa??? Menyesalkah Ayah buka mata dan ternyata bukan dia yang kamu peluk????" Ucap Mutia sambil mematikan Hp suaminya itu, matanya tak mampu menahan bendungan air mata yang membobol pertahanannya.
"Bunda... itu salah sambung..." Kata Haris memegang tangan Mutia.
"Kenapa lagi Yah???" Mutia menggigit bibirnya sendiri menahan sesak di dadanya.
"Bun... Demi Cinta kita... itu orang iseng aja..." Kata Haris memeluk Mutia.
"Bunda jangan mudah terhasut... please ... percaya sama Ayah..." Kata Haris mengeratkan pelukannya pada istrinya.
"Kamu bohong Yah... kamu jahat!!!!" Teriak Mutia sambil memukul punggung Haris yang tengah mendekapnya.
"Endak... Bun..." Haris masih memeluk Mutia erat.
"Ayahkan Udah janji ndak mau gitu lagi..." Rayu Haris sambil mengusap rambut Mutia.
"Itu cuma orang iseng aja Bun... Paling telfon nyasar..." Kata Haris.
"Dia panggil Mas Haris!!! Itu bukan nyasar....!!!" Mutia melepas pelukan Haris dan mendorong Haris ke kasur. Dibukanya kancing kemeja kerja suaminya yang belum ganti dari semalam.
"Bohong....!!" Isak tangis Mutia pecah, setelah melihat dada suaminya penuh tanda merah dari bibir wanita lain.
"Kenapa lagi Yah!!!!
"Sejak kapan????
"Kenapa????
"Apa kurangku????
Haris menghambur ketubuh Mutia yang merosot kebawah sambil menutup mata. Mutia menutup wajahnya sambil menangis pilu, lagi dan lagi suaminya itu bermain dengan wanita lain.
"Kapan Ayah akan benar-benar berhenti???
"Kenapa penyakit lamamu itu tidak bisa hilang???
"Bisakah Ayah lihat Bunda seorang???" Suara Mutia melemah.
"Tak bisakah Ayah mengingatku dan anak-anak???
"Aku sudah muak Yah.... Aku lelah bila harus bertahan degan penyakit burukmu itu." Ucap Mutia sambil meremas bajunya sendiri.
"Ayah minta maaf Bun.... Ayah khilaf..." Haris menyesal dan memeluk Mutia erat tak mau melepaskanya.
"Ayah hanya sekali denganya, Ayah akan mengahirinya... kumohon percayalah...." Bujuk Haris sambil mencium kening Mutia.
Jijik itu yang Mutia rasakan ketika mendapat kecupan dari Suaminya itu, bibir yang telah menghianatinya.
Mutia mendorong Haris dan masuk ke kamar mandi membasuh wajahnya dan mencuci bekas Suaminya itu meski dengan derai air mata.
🍁🍁🍁🍁🍁
Mutia keluar dari kamar mandi menghampiri pakaian-pakaiannya lalu memasukkan ke dalam koper-koper untuk di bawa ke kamar bawah. Dia sudah memutuskan untuk tidak bersama Haris lagi, sudah cukup sakit hati yang ia rasakan selama 20 tahun membina rumah tangga dengan suaminya.
Sakit hati yang sudah tertumpuk tumpuk sekian tahun dan toleransi sekian tahun sudah meletus hari ini.
Dia tidak habis pikir kenapa suaminya selalu saja suka berselingkuh, padahal dia sudah berusaha sekuatnya untuk menjadi istri dan ibu yang baik, saking sibuknya mengurus keluarga sampai tidak sempat sekedar kesalon untuk merawat dirinya sendiri.
Saat Sibuk memasukkan baju, tiba-tiba Haris menarik tubuh mutia dan memeluknya erat.
"Bunda mau kemana?"
"Maafin Ayah..."
"Bun... Jangan pergi..." Ada tangis penyesalan dari suara Haris.
"Maafin Bunda Yah, Bunda mau pindah ke kamar bawah." Isak Mutia.
"Ayah tidak mau Bun..." Kata Haris.
"Kita Pisah Ranjang mulai sekarang Yah... pilih Aku atau dia." Jawab Mutia sambil melepas tangan Haris.
Haris terduduk lemas saat memandang Mutia membawa koper keluar dari kamarnya. Dia sadar tidak akan mudah baginya untuk mendapat maaf dari Mutia.
Alhamdulillah senang bngttt
Semoga ada ke ajaiban dan Arsya bisa selamat