Aurora, seorang CEO yang merupakan gadis multitalenta harus merenggang nyawa karna keserakahan tangan kanannya sendiri yang berniat merebut perusahaan yang dia bangun sejak dulu.
Ketika sebuah peluru terlepas menembus jantungnya, Dan di detik kemudian gadis itu telah berada di dunia yang berbeda.
Jiwanya menempati tubuh putri dari seorang jendral perang yang terkenal dengan sampah karna tidak mampu berkultivasi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pio21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Orang bermarga Tao
Meilan tampak berfikir beberapa waktu saat penatua Hong memintanya untuk masuk ke akademi, Karna secara kebetulan penatua Hong merupakan salah satu penatua di akademi Qiancheng.
Seharusnya dia masuk di satu bulan yang lalu, tapi karna kondisi kesehatannya Jendral Bai tidak mendaftarkannya untuk masuk ke akademi.
"Tapi aku memiliki persyaratan"
Sahut gadis itu kemudian.
"Apa itu?"
Tanya Penatua Hong langsung, dia akan melakukan apapun demi gadis itu masuk ke akademinya, sebuah kebanggaan ketika seorang genius berada di akademi Qiancheng.
"Aku ingin bibiku ikut denganku"
Jawab Meilan.
seperti kata bibinya tadi yang akan membantunya menjadi kuat secepatnya, maka dia harus bersama bibinya untuk sekarang ini.
Masih banyak tanda tanya di benaknya terkait keluarga dari ibunya, entah dimana tempat mereka berasal, Siapa yang melenyapkan ibunya, dan kenapa keluarga ibunya tidak pernah datang menemuinya yang merupakan seorang cucu.
"Itu bukanlah hal yang sulit, kau bisa masuk bersama bibimu, aku akan memberikan kalian token khusus sehingga tidak perlu melakukan tes masuk ke akademi"
Tanpa pikir panjang penatua Hong langsung saja menyetujuinya, Ini seperti membeli emas, beli 1 gratis 1.
Penatua Hong tertawa dalam hatinya.
"Kalau begitu aku akan kembali lebih dulu, kita bisa bertemu di akademi Qiancheng nanti"
Sahut Penatua Hong kembali.
Meilan menganggukkan kepalanya, lantas penatua Hong mulai bergerak meninggalkan gadis itu.
...****************...
Malam harinya, kini dua gadis cantik yakni Meilan dan Sashuang tengah duduk di sebuah gazebo yang ada di taman kediaman Bai.
Gadis itu menikmati air hangat di temani kue bulan yang merupakan makanan kesukaan Meilan saat ini.
Kedua wanita itu terdiam beberapa waktu, membuat suasana semakin sunyi dimana para pelayan meninggalkan kedua wanita tersebut.
"Ibumu belum tiada"
Sebaris kalimat membuat Meilan segera menatap bibinya.
Dadanya terasa bergemuruh hebat, ada suatu perasaan aneh yang masuk kedalam hatinya.
Benarkah itu? Atau dia salah dengar? Tapi bukankah ayahnya mengatakan ibunya telah tiada, mati dalam sebuah tragedi kebakaran di masa lalu. Apa benar ayahnya membohonginya? Tapi kenapa?
Beberapa pertanyaan muncul di benaknya.
"Ayahmu tidak tau hal ini"
Sahut Sashuang kembali yang seolah mengerti apa yang ada di pikiran keponakannya itu.
Mendengar itu membuat dahi Meilan berkerut, dia semakin tidak mengerti dengan apa yang dikatakan oleh bibinya itu
"Aku tidak mengerti maksud bibi"
Ucap Meilan yang mengatakan apa yang dia rasakan
"Saat kebakaran itu, Seseorang membawa ibumu"
Mendengar itu membuat Meilan segera bangkit dari tempat duduknya.
"Lalu dimana ibuku?"
Dia bertanya dengan sedikit keras.
"Meilan pelankan suaramu, ini tidak boleh di dengar oleh siapapun saat ini"
Sashuang sedikit menegur keponakannya, takut jika seseorang mendengar percakapan mereka.
"Maafkan aku bibi"
Meilan mengutuk dirinya atas tingkahnya yang sembrono.
Sashuang menggelengkan kepalanya kemudian berkata.
"Kami tidak tau siapa yang membawa ibumu, sosoknya begitu misterius saat itu, namun kami yakin ibumu masih hidup".
Ucap Sashuang dengan penuh keyakinan
"Setiap anggota keluarga kita memiliki lentera hidupnya masing masing, dan lentera itu tidak bisa padam kecuali ketika pemiliknya telah tiada, dan lentera ibumu masih menyala sampai saat ini"
Lanjut wanita muda itu kembali
"Tapi"
Sashuang menggantung perkataannya, dia menatap keponakannya beberapa waktu.
"Tapi apa bibi"
Meilan bertanya dengan tidak sabar, ada sedikit rasa takut didalam hatinya.
"Lentara kehidupan milik ibumu tidak seterang biasanya, dan kami menyakini jika Ibumu dalam keadaan yang tidak baik baik saja"
Jawab Sashuang yang mengatakan kesedihannya, saat dia dan keluarganya dalam kondisi yang tidak baik baik saja.
Mendengar perkataan sang bibi membuat dada Meilan bergemuruh, rasa amarah menyelimuti gadis itu.
"Apa tidak ada petunjuk siapa yang membawa ibuku bibi?"
Dia bertanya dengan datar, tangannya saling terkepal hingga kuku kukunya memutih.
"Kami mencurigai jika itu berasal dari orang atas"
Jawab Sashuang yang menatap Meilan dengan serius.
"Orang atas?"
Meilan jelas saja tidak mengerti dengan kata yang di ucapkan oleh Sashuang.
"Kalangan para dewa? Dan untuk mencari tau apa itu benar atau tidak, kau harus tumbuh dengan kuat secepatnya"
Jelas Sashuang
"Lalu dimana keluarga kita? Nenek kakek? Apa aku bisa menemuinya?"
Tanya Meilan dengan tidak sabar
Di tanya seperti itu membuat Sashuang menggeleng.
"Itu akan sulit tempat kita terlalu jauh, dan untuk masuk kesana ada waktu yang sudah di tentukan"
"Kenapa begitu sulit? Sebenarnya dimana tepat tinggal kita bibi?"
Meilan benar benar frustasi saat ini.
"Alam Zenith, Dan untuk masuk ke gerbang Zenit tidaklah mudah"
Jawab Sashuang dengan serius
"Apa yang harus aku lakukan agar aku bisa kesana?"
"Mencapai ranah alam surgawi"
Jawab Sashuang cepat.
Meilan seketika membisu, alam surgawi? Tiba tiba dia merasa kecil mendengar itu, apakah harus sehebat itu? Apakah dia bisa? Tapi bagaimana dengan ibunya? Bagaimana dengan keluarganya?
Begitu banyak keraguan dalam hatinya.
"Aku akan mencapai tahap itu, lalu setelah aku kuat kita akan kembali ke Zenith"
Ucap Meilan ketika tekadnya benar benar bulat.
Dia akan mencapai ranah itu apapun yang terjadi, tidak peduli apapun yang terjadi di masa depan dia akan bisa melaluinya, dia yakin itu.
Dia akan menaklukkan dunia ini, jika tidak bisa dengan seratus cara maka dia akan mencoba seribu cara di kemudian hari
Dewa? Persetan dengan dewa, dia akan tetap mengalahkannya
Sashuang tersenyum tiba tiba dia teringat akan kakaknya sifat keduanya benar benar mirip.
"Itu bagus, Kita akan berjuang bersama"
Sashuang berkata dengan senang, senyum indah menggantung di bibir gadis itu.
"Tapi bagaimana kesini? Lalu apakah bibi tidak bisa masuk kesana kembali?"
Tanya Meilan penasaran
"Situasi di Zenith saat ini sedang tidak baik, dan Ayah memintaku untuk menemukanmu dan membawamu kembali, dan untuk kembali kesana Seseorang harus mencapai ranah surgawi tapi tidak bagi orang yang memiliki kekuasaan tertentu"
Meilan kini menganggukkan kepalanya mengerti, ternyata dia benar benar bukan berasal dari kekaisaran ini, dia berada di tempat yang berbeda.
"Tapi saat ini kita harus menjauhi orang orang yang bermarga Tao"
Meilan mengerutkan keningnya kemudian berkata.
"Apa kita memiliki masalah dengan orang orang bermarga Tao?"
Sashuang tidak langsung menjawab
"Saat ini aku belum bisa mengatakannya padamu, kau hanya perlu berusaha menghindari orang orang dari marga itu"
Meilan lantas menganggukkan kepalanya mengerti, tidak lagi bertanya meski ada banyak pertanyaan dalam hatinya.
"Hui, kau tau orang yang bermarga Tao?"
Dia bertanya melalui pikirannya
"Aku pernah mendengarnya beberapa tahun yang lalu, Orang dengan marga itu terdengar begitu serakah akan kekayaan hanya itu tidak lebih"
Jawab Hui kemudian
Meilan kembali terdiam dalam pikirannya