Love You Sincerely ( Vega-Sherina )

Setelah berjanji untuk selalu setia satu sama lain, Vega mengantar Sherina kembali ke rumah dengan hati yang bahagia. Mereka berdua tahu bahwa mereka akan segera berpisah setelah libur semester sudah berakhir, tapi mereka juga tahu bahwa cinta mereka akan terus bertahan meskipun mereka berjauhan.

"Sayang, setiap detik dan setiap menit entah mengapa rasa cinta dan sayangku kepadamu semakin bertambah. Aku berharap cinta kita berdua abadi sampai nanti. Aku mencintaimu Sherina, sangatlah mencintaimu," kata Vega, mereka sudah sampai di depan rumah Sherina.

Sherina tersenyum bahagia tetapi juga merasa sedih karena semakin hari waktu kebersamaan dengan Vega semakin berkurang waktu untuk kembali terbang ke Singapura semakin dekat. Terasa berat rasanya untuk berpisah tapi mau bagaimana lagi pendidikannya juga sangatlah penting.

"Aku juga sangat mencintaimu Vega, jika boleh jujur aku tidak ingin berpisah denganmu. Aku ingin kita selalu bersama-sama please jangan pulang Veg, bermalam lah di sini sekaliii saja." kata Sherina, menatap Vega dengan tatapan yang terlihat tidak ingin ditinggal.

Vega menggeleng. "Tidak, Sayang. Tidak boleh."

Sherina menatap Vega dengan kedua mata memerah, berkaca-kaca. "Kenapa tidak boleh? Lagipula kamu hanya menginap saja dan kita akan tidur di kamar yang terpisah." kata Sherina, protes.

Vega paham dan mengerti perasaan Sherina karena Vega juga merasakan hal yang sama seperti dia. Vega juga tidak ingin berjauhan dengan Sherina tapi dia lebih memilih menjaga jarak dan tidak ingin tidur di dalam satu rumah kecuali waktu itu di apartemen.

"Kita saling mencintai, kita saling menyayangi, kita saling menginginkan satu sama lain, iya kan?" tanya Vega.

"Tentu saja." jawab Sherina mantap.

"Jika aku menciummu, jika aku memelukmu, jika malam-malam aku diam-diam pergi ke kamarmu, respon kamu apa?" tanya Vega lembut, sambil membelai pipi putih Sherina.

Sherina menunduk, terdiam, dia paham apa yang Vega khawatirkan jika bermalam di rumahnya. "Akan aku kunci pintu kamarku supaya kamu tidak bisa masuk ke sana diam-diam." kata Sherina, menatap Vega dengan tatapan memohon.

Vega terkekeh geli mendengar pernyataan Sherina yang terkesan polos, Vega menjitak kening Sherina pelan membuat wajah Sherina langsung cemberut tak terima. "Kamu ini, sudahlah masuk rumah saja sana anak gadis tidak boleh terlalu lama berduaan dengan lawan jenis." kata Vega.

Sherina menggeleng malah memeluk Vega erat. Sungguh, hari ini dia tidak ingin berjauhan dengan Vega. "Tidak mau, aku ingin bersamamu," katanya.

Vega menghela dan membalas pelukan Sherina dengan penuh cinta. "Sayang, tolong jangan seperti ini kamu harus sabar sejenak setelah kita bertunangan dan menikah nanti kita akan selalu bersama-sama jadi tolong sabar sebentar, Sayang," kata vega, mencium puncak kepala Sherina lembut.

Tanpa sepengetahuan mereka, di dalam rumah tepatnya di balik tirai jendela ada seseorang yang tengah menyaksikan kebersamaan mereka. Dia adalah Citra, yang tidak sengaja melihat mereka berdua ada di depan rumah. Dari sini Citra tahu betapa besar cinta Sherina dan Vega dan mereka berdua terlihat seperti tak bisa dipisahkan.

Sherina melepas pelukan dan menatap Vega sedih. "Jika kamu tidak bisa menginap di rumah ini. Aku ingin meminta sesuatu padamu," kata Sherina, dengan nada lembut.

Vega penasaran lalu menatap Sherina dengan tatapan lembut dan penuh cinta. "Apa itu, Sayang?" tanya Vega.

Sebelum menjawab Sherina menarik nafas dalam-dalam. "Beri aku tanda ungu." kata Sherina.

Vega terdiam, dia tidak paham dengan tanda Ungu yang Sherina minta. Tanda ungu? Apa itu?

"Bisa kan?" tanya Sherina, dia tidak sabar karena Vega hanya diam saja.

Vega masih terlihat bingung. "Tanda ungu? Apa itu, Sayang?" tanya Vega.

Sherina tersenyum dan memandang Vega dengan mata yang berbinar. "Ciuman di le..r," kata Sherina, dengan nada lirih dan lembut.

Vega tersenyum dan memahami apa yang Sherina inginkan. Dia kemudian memeluk Sherina dan memberi tanda itu dengan lembut.

"Tanda ungu dari kamu," kata Sherina, dengan senyum bahagia.

Vega tersenyum dan memandang Sherina dengan mata yang penuh cinta. "Aku akan selalu memberikan tanda ini padamu, Sayang," kata Vega.

Sherina tersenyum dan memeluk Vega erat. "Aku cinta kamu, Vega," kata Sherina.

Vega membalas pelukan Sherina dan mencium pipinya. "Aku juga cinta kamu, Sherina," kata Vega.

Mereka berdua kemudian berpisah, dengan hati yang bahagia dan penuh cinta. Vega kembali ke rumahnya, sementara Sherina masuk ke rumahnya sendiri.

Tetapi, Sherina terkejut saat sudah masuk ke dalam rumah dia melihat Mama dengan wajah serius melipat ke dua tangan di dada di hadapannya.

"Sherina, Mama ingin bicara denganmu tentang sesuatu," kata Citra dengan nada serius.

Sherina merasa takut dan penasaran. "Apa itu, Mama?" tanya Sherina.

Citra memandang Sherina dengan mata yang serius. "Mama tahu kamu sudah berpacaran dengan Vega, tapi Mama ingin kamu tahu bahwa Mama tidak setuju dengan hubungan kalian yang seperti itu," kata Citra.

Sherina merasa terkejut dan tidak percaya. "Mengapa, Mama? Aku cinta Vega dan dia mencintaiku," kata Sherina.

Citra menghela napas. "Mama tahu kamu cinta Vega, tapi Mama juga tidak mau kamu melakukan hal yang seperti tadi itu, Mama melihatnya Sherina," kata Citra menunjuk leh3r Sherina yang ada tanda ungu.

Sherina merasa malu dan tidak menyangka jika Mama ternyata melihatnya. "Mama, sengaja memata-matai aku? Aku hanya," Sherina tidak tahu harus beralasan apa.

Citra memandang Sherina dengan mata yang sedih. "Mama hanya ingin yang terbaik untukmu, Sherina. Mama tidak ingin kamu menyesal di kemudian hari," kata Citra. "Berani satu kali pasti akan lebih berani di kemudian hari," kata Citra Lagi.

Sherina merasa sedih, malu, dan tidak tahu apa yang harus dia lakukan. Dia tahu bahwa Mama tidak setuju dengan adegan tadi, tapi dia juga tidak bisa menahan rasa keinginan karena dia cinta pada Vega.

"Mama, aku tahu aku salah. Aku minta maaf," kata Sherina.

Citra memandang Sherina dengan bibir menahan tersenyum. "Mama tahu kamu cinta Vega, tapi kamu harus memikirkan tentang masa depanmu. Kamu harus memikirkan tentang apa yang akan terjadi jika kamu terus berhubungan seperti itu dengan Vega," kata Citra.

Sherina tahu apa yang dimaksud Mama. Dia tahu bahwa Mama tidak ingin terjadi hal yang memalukan keluarga, tapi dia juga tidak bisa menahan rasa ingin selalu bersama.

"Sudahlah, kamu sudah besar kamu pasti tahu mana yang baik atau tidak untukmu," kata Citra. "Mandi dan kita makan bersama-sama."

Sherina mengangguk. "Baiklah, Sherina mandi sebentar." kata dia, segera menuju kamarnya.

Sepeninggal Sherina, Citra tertawa. "Hahaha..!"