Kisah Dania yang bertahan dengan suami yang tak mencintainya. Dania bertahan karena cintanya pada Cilla anak dari suaminya. Akankah Pram membuka hati untuk Dania? Sanggupkah Dania bertahan? Atau Dania akan menyerah menjadi bunda pengganti bagi Cilla? Ikuti ceritanya ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nonny Afriani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cinta Bunda Pengganti 19
Pram masih berdiri di depan pintu, saat Dania keluar dari ruangan Riko. Pram dan Dania hanya saling tatap. Lalu Dania pun berlalu dari hadapan Pram. Bayangan saat Pram mencium keningnya pagi tadi masih membekas di ingatannya. Dan membuat Dania malu. Pram pun berjalan mendekat ke meja Dania. Lalu menyodorkan tempat bekal pada Dania.
" Jangan buat Mami khawatir dengan tingkahmu."
Ucap Pram datar, dan segera berlalu menuju ruangan Riko.
Riko yang melihat kedatangan Pram, mengerutkan keningnya.
" Ada apa Lo, pagi-pagi udah sampe sini."
Pram memutar malas matanya.
" Gak ada yang bisa ngelarang gue datang."
Ucapnya kesal. Lalu melihat ke arah pintu.
" Bukannya Lo ada meeting pagi? Kok belum siap-siap Lo."
Ucap Pram dan membuat tangan Riko menghentikan gerakannya.
" Meeting nya di tunda, sampe makan siang."
Mata Riko memicing melihat Pram, yang sepertinya ingin bertanya sesuatu.
" Lo sebenarnya mau nanya apa? "
" Gak ada, gue cabut."
Ucap Pram langsung melangkah dari ruangan Riko. Di lirik nya Dania yang sedang fokus di depan komputer, tanpa menyadari keberadaan Pram.
Pram pun melangkah ke arah lift, dan menekan tombol untuk turun menuju lantai dasar. Di parkiran Sopir pribadinya sudah menunggu. Sedangkan Dania menggelengkan kepala sembari mende*sahkan nafasnya. Melihat sikap dingin, Pram.
Menjelang siang, Riko dan Dania keluar dari kantor. Siang ini mereka akan melakukannya meeting dengan beberapa investor di sebuah hotel berbintang. Dan tanpa di ketahui oleh Dania dan Riko, bahwa meeting itu juga di hadiri oleh Pram.
Selama meeting berlangsung, banyak mata yang memandang kagum pada Dania saat mempresentasikan perusahaannya. Termasuk Pram , sedikit banyak, Pram mengakui bahwa Dania adalah gadis yang cerdas.
Setelah selesai kini mereka tengah menikmati makan siang, di resto hotel. Dan seseorang menghampiri Dania yang duduk sendiri saat itu. Sedangkan Riko sedang makan bersama beberapa rekanan lainnya.
" Selamat siang, Nona. Boleh kah saya duduk di sini. Di meja lainnya sudah terisi."
Dania yang sedang menyantap makanannya melihat ke arah suara. Lalu menatap sekeliling, dan benar meja di sana sudah penuh. Dania pun mempersilahkan lelaki itu duduk.
Lelaki berangan Satya itu lalu memulai basa basi pada Dania. Dania hanya menanggapinya dengan sesekali mengangguk dan tersenyum. Hanya sesekali Dania menanggapi ucapan Satya.
Satya yang memiliki jiwa petualang, tentu saja merasa tertantang untuk menaklukkan Dania. Pram yang melihat adegan demi adegan itu, hanya diam saja. Namun pandangannya tak luput dari bahasa tubuh Dania yang merasa tak nyaman. Dania pun berulang kali melihat ke arah Riko. Namun sepertinya Riko masih sibuk dengan perbincangannya.
Saat Dania akan meninggalkan meja, tanpa sengaja Dania menyenggol gelas yang ada di meja, dan minuman itu tak sengaja minuman di gelas itu tertumpah di pakaian Satya.
" Maaf kan, Saya pak. Saya tidak sengaja. Maaf.."
Dania membungkuk kan badannya dan segera mengambil tisu, lalu mencoba membersihkan pakaian Satya dari minuman itu.
Namun Satya langsung membuat keadaan seolah-olah, Dania ingin menggodanya.
" Maaf Nona, cara Anda ini sangat biasa. Saya sudah biasa mendapat perlakukan seperti ini, Saya tau, saya tampan dan juga kaya, dan membuat perempuan-perempuan seperti Anda ini mengincar saya. Tapi maaf Nona, cara Anda terlalu murahan."
Dania membulatkan matanya. Wajahnya sudah sangat memerah, seumur hidupnya baru kali ini dia dia mendapat perlakuan seperti ini.
Semua mata kini tertuju pada Dania, apalagi suara Satya yang cukup keras membuat atensi orang-orang langsung tertuju padanya. Air mata Dania menetes, apalagi saat matanya bertemu dengan mata Pram. Tapi Pram seolah tidak mengenalnya.
Riko mendekati meja Dania lalu menanyakan apa yang terjadi. Satya pun mulai mengarang cerita yang seolah-olah Dania yang merayunya. Dania menggeleng kan kepalanya. Dan mencoba menjelaskan pada Riko dengan suara bergetar. Saat Riko ingin menenangkan Dania, Pram menghampiri dan berdiri diantara mereka.
" Apa yang di katakan oleh Tuan ini benar, Riko. "
Pram menatap Dania, membuat Dania membulatkan matanya. Saat Dania ingin berkata, Pram kembali menyelanya.
" Benar-benar bohong. Tuan, dari tadi saya melihat, tindakan yang Tuan lakukan."
Ucapnya sambil melihat ke arah Satya. Satya menggaruk tengkuknya, Satya sangat tau, siapa Pram sebenarnya. Riko sudah mengepalkan tangannya. Dengan isyarat mata, Riko meminta Pram membawa Dania dari tempat itu.
" Anda berhadapan dengan orang yang salah, Tuan Satya."
Ucap Riko dan meninggalkan tempat itu.
Sementara Dania yang di bawa oleh Pram, masih menahan air matanya dan tubuhnya yang bergetar. Pram yang melihat itu, memapah Dania menuju mobilnya. Di dalam mobil pun, Dania masih berusaha menahan tangisnya. Tangannya masih bergetar, dan wajahnya sedikit pucat.
Pram membawa Dania pergi ke apartemennya, setibanya disana, Pram menyodorkan segelas air putih, dan tak lama Riko pun datang ke apartemen itu. Dania melihat Riko hadir, Riko mendekati Dania.
" Aku gak berbuat apapun, Mas. Dia fitnah aku. Dia-"
Dania berkata dengan suara yang bergetar. Lalu tangisnya pun pecah. Pram mengepalkan tangannya. Walau pun dirinya tak mencintai Dania, tapi entah mengapa, dirinya sangat marah ketika Dania di lecehkan oleh orang lain.
Pram mendekati Dania, lalu membawa Dania dalam pelukannya. Dania pun menangis di dalam pelukan Pram. Riko yang melihat itu, tersenyum simpul. Dapat Riko lihat, bahwa Pram pelan-pelan sudah mulai menerima Dania.
Setelah Dania tenang, Riko pun pamit dari apartemen Pram. Meninggalkan dua orang suami istri itu disana. Dania masih menatap ke arah luar. Sedangkan Pram masih setia menunggui Dania hari itu.
Waktu sudah menjelang malam, orang suruhan Pram datang membawakan pakaian untuk Dania. Dan juga makan malam untuk mereka berdua. Dania masih betah berada di sofa yang menghadap ke jendela. Pandangannya ke arah luar.
" Makanlah, siang tadi pun makan mu tidak benar."
Dania menoleh ke arah suara. Di lihat nya Pram berdiri di depannya. Dania menerima piring yang berisi makanan, dan makan dengan tidak berselera.
" Apa kau mau aku menyuapi mu?"
Pram kini sudah duduk di depan Dania. Dania lalu menggeleng.
" Jangan pikirkan tentang kejadian itu lagi. Perusahaan sudah membatalkan kerja sama dengan perusahaan mereka. Bahkan beberapa investor pun menarik sahamnya dari perusahaan itu."
Dania melihat ke arah Pram. Sejak mengenal Pram, baru kali ini, Pram berbicara banyak padanya. Dania kembali menunduk.
" Aku akan segera mengirimkan surat pengunduran diri."
Dania berkata lirih. Bahkan air matanya ikut menetes.
" Kejadian tadi sangat memalukan, dan aku gak mau membuat perusahaan yang sudah di besarkan oleh Tuan Sofyan, harus menanggung malu akibat kejadian itu."
.
.
.
**Assalamualaikum readers.
Maaf..beribu maaf...up nya gak beraturan, maaf untuk kekecewaan kalian. 🙏🏼🙏🏼🙏🏼
Tapi aku benar-benar sidang sibuk di dunia Nyata.
Saat ini pun sedang berusaha membagi waktu untuk bisa menulis di sela-sela pekerjaan.
Terima kasih untuk semuanya...terima kasih untuk semua like, komen, gift serta votenya...❤️❤️
Sekali lagi, maafin aku...🙏🏼🙏🏼🙏🏼🙏🏼**