"maaf Tuan Muda, karena kesalahpahaman ini. Anda harus menikahi saya." Ucap Carine Anastasya Conwer dengan tatapan sendu.
"Aku tidak butuh maafmu Carine Anastasya, nama palsumu itu tidak bisa mengelabuiku. dan satu lagi, jangan mimpi untuk menjadi istri spesialku. kau bukan tipe, selera, dan wanita yang kucintai. paham!" Tekan Reno Zesnard Phoenix dengan mata menatap tajam.
"Baik Tuan, saya tahu posisi saya." Ujar Carine Anastasya Conwer seraya menundukkan kepala.
Notes: biar tidak bingung, dianjurkan untuk baca novel pertama dengan judul 👉SUAMIKU CEO TAMPAN BERDARAH MAFIA. agar ceritanya nyambung dan teman-teman tidak bertanya-tanya untuk beberapa isi cerita yang mungkin tak dijelaskan secara rincih, termasuk beberapa tokoh cerita yang tak di detail kan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Momy ji ji, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
5. tugas terakhir.....
Pagi harinya....
Carine sudah selesai beres-beres, pagi ini Carine akan menempuh perjalanan ke ibu kota. waktu tepat jam enam pagi, mobil milik Carine terparkir di depan Rumah Bu Narti dan Pa Herman. kedua pasangan suami istri itu memandang kagum kepribadian baik dan cantik juga cerdas seperti Carine.
kemarin malam, Carine mengatakan yang sejujurnya pada Bu Narti dan Pa Herman. kalau Ia adalah mata-mata, sekaligus Carine janji untuk segera menuntaskan salah paham yang terjadi di saat ini.
Bu Narti mengusap punggung Carine lalu memeluknya dalam, seolah Bu Narti merasakan sosok seorang putri walau sampai sekarang Bu Narti belum juga merasakan meminang bayi dan merawatnya hingga besar. "Maafkan warga desa Ya Nak, sudah salah paham dan berakhir seperti ini." Tutur Bu Narti merasa bersalah, setelah mendengar penjelasan Carine.
"Tidak ada yang patut di salahkan Bu, ini memang murni kesalahpahaman. kalau gitu saya pamit. makasih atas kebaikan bapak dan Ibu, sudah menampung saya tinggal disini." Jawab Carine mengelus lengan Bu Narti, Carine terharu akan kebaikan Bu Narti. Ia jadi merindukan sosok ibu yang tak pernah Carine temui selama hidupnya. karena wanita yang melahirkannya itu sudah lebih dulu wafat saat menghadirkan Carine ke dunia.
"Menampung? hahaha, kau ini ada-ada saja Della." Bu Narti memukul lengan Carine, lidahnya sudah terbiasa memanggil nama Della. bahkan saat Carine mengiyakan kalau namanya bukan Della, Bu Narti tetap memanggilnya Della. "Kami itu senang kau tinggal disini, kapan-kapan kalau ingin mampir. datang saja pada bapak dan Ibu, kami siap kapanpun kamu mau tinggal. rumah ini selalu menerimamu nak." Ujar Bu Narti, mulutnya berbicara dengan Carine sedari tadi. tapi ketahuilah, matanya tak luput melirik mobil mewah yang terparkir cantik di halaman rumahnya.
"Mobilmu?" Ujar Bu Narti malu-malu, Carine mengangguk. Ia peka akan tatapan Bu Narti yang selalu melirik mobilnya.
"kapan-kapan, aku akan mengajak Ibu dan Pak Herman ke tempat tinggalku." Ujar Carine sembari tersenyum gemas akan tingkah Bu Narti. "Memangnya boleh?" Tanya Bu Narti antusias, Ia akan sangat besyukur jika di ajak ke ibu kota.
"Tentu saja," Ucap Carine senyum-senyum, "Bisa Ibu naik sebentar?" Tutur Bu Narti malu-malu, Pak Herman segera menyenggol lengan sang istri.
"Ibu ini malu-maluin!" Bisik Pak Herman melihat kelakuan sang istri. "Makanya beliin Ibu mobil! biar gak udik." jawab Bu Narti mulai cemberut.
Carine melirik jam yang melingkar di tangannya, sepertinya tidak akan telat jika Ia menempuh perjalanan dengan kecepatan penuh. "Keliling kampung mau?" Tanya Carine membuka pintu mobil, mempersilahkan Bu Narti dan pak Herman untuk masuk.
"Akhh, kami makin mencintaimu Nak Della." seru Bu Narti masuk mobil, tak peduli jika pak Herman mau ikut atau tidak. akhirnya pria paruh baya itu mengikuti keinginan tak tahu malu sang istri.
...----------------...
Dua jam berlalu dan sekarang sudah jam delapan pagi, Bu Narti turun dari dalam mobil dengan sejumlah barang belanjaan dapur. sedikit? tentu saja tidak, Carine memborong semua sembako yang ada di salah satu tokoh di desa. sampai nyaris kosong, bagasi mobil terisi penuh, termasuk kursi bagian belakang. masih tak muat, Bu Narti memanggil temannya yang mempunyai mobil pickup untuk mengangkut barang sisanya.
Semua barang belanjaan sudah memenuhi ruang tamu Bu Narti dan Pak Herman, kedua pasangan suami-istri itu mengucap syukur. akan kebaikan Carine yang menurut mereka anugerah dari Allah.
Carine pamit, Ia lantas meninggalkan desa dan menuju Ibu kota.
"Rezeki Pak, Masyaallah baik banget yah Nak Della itu. sudah kaya, pintar, sopan, cantik lagi." Puji Bu Narti dengan mata berkaca-kaca, menatap belanjaannya yang mungkin bisa untuk stok satu tahun kedepan.
...----------------...
Di jam dua siang, Mobil Carine memarkir rapih di depan gedung Phoenix grup. dengan setelan jas ala wanita karir, Carine mulai melangkah masuk.
Tiba di Ruangan Aston, Carine menyerahkan laporan hasil memata-matai Tuan Muda. Aston memuji kinerja Carine dan menatap puas, seolah kali ini Carine mengerjakan sesuatu yang sangat memuaskan hatinya.
pikiran Carine mulai tidak enak, apakah Tuan Aston tahu yang terjadi antara dirinya dan Tuan Muda Reno?
"Carine...." Aston menatap Carine, lalu tersenyum. senyuman yang baru pertama kali Carine lihat di bibir Tuannya. jantungnya mulai berdegup kencang, merasakan sesuatu yang aneh di wajah Tuan Aston.
"Mulai sekarang aku memecatmu!" Ucapan Aston bagai belatih yang menusuk jantung Carine, karena Ia dengan lancang menjadi istri Tuan Muda? hingga dipecat secara tidak terhormat.
"Dan sekarang kau adalah adik iparku." Byurrr! Kata Tuan Aston mengagetkan Carine. jangan tanya apa yang Carine rasakan, jantungnya berdisko hebat di dalam sana. jadi Tuan Aston Sudah tahu kejadian di desa.
"Ini sertifikat salah satu Mansionku. sekarang jadi milikmu, ambillah!" Ujar Aston menyerahkan Sertifikat Mansion ke hadapan Carine.
"dan ini bonus untuk kinerjamu yang sungguh luar biasa." Ucap Aston, Tiba-tiba notifikasi berbunyi di ponsel Carine. dengan segera Carine membuka ponsel dan menatap nominal dari akun M-banking di layarnya, bola matanya hampir merekah sempurna.
"Tuan, ini sangat banyak.." Kata Carine sembari menutup mulutnya, "Hmmm," Deheman Aston.
Carine menatap Tuan Aston, seakan tahu apa yang harus Carine lakukan. Carine meraih sertifikat Mansion dan berlalu keluar dari ruangan Tuan Aston. ini mungkin terakhir kalinya Ia menginjakkan kaki di ruangan itu, dan tugas terakhir sebagai bawahan Tuan Aston.
...----------------...
Di dalam ruangannya, Aston tersenyum simpul menatap kepergian Carine. tidak sia-sia, Aston menyuruh anak buahnya untuk menahan anak buah Reno. agar pernikahan Reno dan Carine tetap terjadi.
"Anda berhasil Tuan," Puji Jack, Aston tersenyum smirk.
"Ya, Kini aku tidak perlu mengkhawatirkan Araaku." Ujar Aston menepuk-nepuk tangannya puas, Aston akan pulang lebih awal untuk menemui istri tercintanya itu.
...bersambung......
𝚌𝚞𝚖𝚊𝚗 𝚓𝚊𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚝𝚎𝚛𝚕𝚊𝚕𝚞 𝚕𝚊𝚖𝚊 𝚗𝚐𝚎𝚋𝚒𝚔𝚒𝚗 𝚜𝚒 𝚛𝚎𝚗𝚘 𝚓𝚊𝚍𝚒 𝚌𝚘𝚠𝚘𝚔 𝚗𝚢𝚎𝚋𝚎𝚕𝚒𝚗, 𝚌𝚎𝚙𝚊𝚝 𝚋𝚞𝚊𝚝 𝚛𝚎𝚗𝚘 𝚓𝚊𝚍𝚒 𝚌𝚘𝚠𝚘𝚔 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚋𝚞𝚌𝚒𝚗 𝚊𝚔𝚞𝚝 𝚔𝚎 𝚌𝚊𝚛𝚒𝚗𝚎 𝚝𝚑𝚘𝚛
𝚜𝚎𝚖𝚊𝚗𝚐𝚊𝚝 𝚝𝚎𝚛𝚞𝚜 𝚊𝚞𝚝𝚑𝚘𝚛..