CRAZY BOY AND CRAZY GIRL

     "Kamu mau kemana sore sore begini"

ucap Risma kepada Natasya yang keliatan sudah rapi dengan pakaian nya. Risma meletakkan alat gembor mini itu setelah menyiram beberapa bunga di pot bunga hiasannya itu, barulah wanita itu menuju kearah Natasya.

"mau ke minimarket dulu bunda, pembalut Tasya habis" ucap gadis itu yang di angguki Risma.

" Yaudah hati hati jalannya"

"iya bunda" Natasya meraih tangan Risma untuk diciumnya sebelum gadis itu lekas pergi.

Beberapa saat setelah kepergian Natasya, Terdengar suara deruman motor Zayyan yang memasuki kawasan rumah Risma, wanita itu nampak tersenyum melihat kedatangan Zayyan. Cowok itu membuka helm nya, keadaannya sekarang sangat berantakan Rambut acak acakan dan terdapat beberapa luka memar di wajah tampan cowok itu. Risma mendekat kearah Zayyan untuk menyambut kedatangan Cowok itu, namun perempuan itu di kejutkan oleh keadaan Zayyan yang sangat memprihatinkan.

"lohh...ini wajahnya kenapa kok merah merah gini"

Zayyan langsung di sambut oleh kekhawatiran Risma membuat hati cowok itu sedikit menghangat, setidaknya masih ada tempat berpulang bagi cowok itu untuk hanya sekedar menghindar dari rasa sakitnya.

"Zayyan gapapa bunda" ucap cowok itu terdengar rapuh. membuat Risma sakit melihat Zayyan yang sudah di anggap sebagai anaknya itu mengalami hal serupa.

"Gapapa gimananya wajah kamu sampai berdarah darah gini"

"Ayo masuk bunda obatin" titah Risma seraya menarik pelan tangan Zayyan agar mengikuti nya.

"Zayyan beneran gapapa bunda, cuma luka kecil aja ga sakit juga" kembali cowok itu berucap meyakinkan Risma bahwa perempuan itu tak perlu sekhwatir itu. Namun hal itu tak membuat wanita itu berhenti dan terus menuntun Zayyan hingga mereka sampai di ruang tengah.

"kalau kamu bicara lagi bunda akan marah, tunggu sini bunda ambilin kotak obat dulu"

peringat Risma pada Zayyan, wanita itu tau bagaimana Zayyan berbohong pada rasa sakitnya sendiri. Karena hanya Risma yang tau semua hal tentang Zayyan termasuk perilaku buruk Liam terhadap Zayyan, karena pada saat Zayyan menduduki kelas 2 SMP, Cowok itu pernah bercerita tentang kelakuan buruk ayahnya kepada Risma.

Risma kembali dengan kotak P3k yang wanita itu bawa, kemudian dengan telaten wanita itu membersihkan noda darah di bagian wajah Zayyan. setelahnya mengobati luka tersebut hingga selesai di plester.

"Kalo kamu mau cerita ke bunda, bunda siap dengerin semua cerita kamu" ucap Risma lembut seraya tangannya bergerak merapikan rambut Zayyan yang sedikit berantakan. Risma menatap lama wajah teduh Zayyan ia tau seberapa berat rasa sakit yang Zayyan bawa selama ini. Dari senyuman yang selalu cowok itu tampilkan Risma tau Zayyan hanya menampakkan kebahagiaan nya kepada orang orang tanpa ingin siapapun tau seberapa besar rasa sakit yang selama ini menghantuinya.

"aku beneran gapapa bunda, luka aku aja kena tangan bunda langsung sembuh...tuh ga sakit lagi" ucap Zayyan dengan menampilkan senyum terbaiknya. Seolah olah rasa sakit itu sudah biasa baginya. Risma merasakan hal berbeda dari Zayyan, dari cara Zayyan menunjukan senyumannya seolah olah cowok itu baik baik saja dan tak perlu di khawatirkan. membuat hati Risma sakit melihat bagaimana Keras nya Zayyan melawan rasa sakitnya, padahal cowok itu butuh bahu untuk tempat bersandar.

"sini peluk bunda" ucap Risma akhirnya wanita itu tak tau harus berbuat apa selain memberikan tempat sandaran terbaik untuk Zayyan. Zayyan mendekat dan menerima pelukan hangat dari wanita yang sudah di anggap ibunya itu. Risma nampak mengelus pelan pundak Zayyan yang kini bergetar, cowok itu terisak di pelukan risma.

"menangis bukan kelemahan sayang..., namun titik terlemah manusia untuk mengutarakan isi hatinya" Tutur risma lembut seraya tangannya masih setia mengusap pelan pundak Zayyan memberikan dukungan penuh pada cowok itu. membuat Zayyan semakin terisak di pelukan Risma.

"Zayyan capek bunda... Zayyan mau istirahat"

suara Zayyan meredup memperlihatkan bagaimana cowok itu sudah sampai pada titik terlelahnya. Risma masih memberikan elusan di sana Sampai Zayyan merasa sedikit tenang. kemudian cowok itu kembali seperti semula.

"Gada manusia yang tidak merasa lelah sayang...hanya saja mereka berpura-pura kuat agar mereka bisa bertahan dari rasa lelah itu"

" dan itulah mengapa terkadang manusia selalu merasa cemas dan capek, selalu bertanya atau hanya sekedar mengutarakan isi hatinya kepada manusia lain yang siap mendengarkan cerita manusia yang sakit itu"

"Kamu kalo mau cerita ke bunda, bunda siap kok dengerin cerita kamu" ucap Risma membuat cowok itu sedikit tersenyum.

"papa pukul aku lagi bunda, dia bilang aku anak ga berguna,dan hanya bisa ngabisin uang papa, padahal Zayyan hanya mau di sayang aja sama papa sama mama. kayak bunda sayang sama aku dan Natasya"

jelas Zayyan, mengeluarkan segala isi hatinya kepada Risma, namun terdengar lirih di setiap perkataan cowok itu. Tangan Risma terangkat mengelus pelan pundak Zayyan, hanya itu yang bisa wanita itu lakukan.

"kamu yang sabar ya sayang ya...semua itu ada jalan keluarnya, mungkin suatu hari nanti papa kamu akan sadar sama perbuatan buruknya sama kamu selama ini, Bunda hanya bisa berharap kamu jangan terlalu berlarut larut dalam rasa sakit kamu, pulang ke rumah bunda di sini ada bunda dan Natasya yang sayang sama kamu" Ucap Risma memberi Semangat.

"Kamu ga sendirian" lanjut wanita itu lagi, Zayyan tidak tau seperti apa yang akan terjadi kepadanya jika tidak ada Risma dan Natasya dalam hidupnya. Dan itu adalah hal yang patut Zayyan syukuri.

"Makasih bunda... bunda yang terbaik"

"TASYA PULANG BUNDA....." Teriak Natasya tau Zayyan ada di rumahnya karena melihat sepeda motor cowok itu di luar.

"ANAK MU YANG CANTIK INI PULANG LOH BUNDA... JANGAN SAMA ZAYYAN SINI SAMA AKU AJA..." lanjut gadis itu lagi membuat Risma dan Zayyan terkekeh.

"bisa ga sih ga usah Teriak teriak, suara lo itu bikin gue sama bunda budeg" semprot Zayyan, kini suasana hati cowok itu kian membaik.

"ga kok, bunda denger suara aku senang buktinya bunda senyum terus dengar suara aku" bantah Natasya membuat Risma kembali terkekeh di buatnya.

" Yaudah ke meja makan gih bunda tadi udah masak ada cake kesukaan kamu loh sama Zayyan juga" ucap wanita itu lembut.

Zayyan tersenyum samar,

"makasih bunda" ucap cowok itu memeluk Risma dan di balas juga oleh wanita itu.

"yaa... bunda aku juga mau di peluk bunda..."

Natasya merengek lantaran Risma hanya memeluk Zayyan saja.

"sini cium ketek gue" ucap Zayyan kemudian merangkul pundak Natasya kuat agar gadis itu sesak di rangkulannya. membuat gadis itu berontak.

"ZAYYAN ANJING LO" kesel Natasya lantas mengejar Zayyan yang sudah duluan berlari menghindari kejarannya. Risma hanya terkekeh melihat tingkah keduanya. wanita itu hanya berharap Zayyan bisa melupakan rasa sakitnya walaupun sebentar.

***

"SYA...CEPAT INI UDAH MAU TELAT, LO NGAPAIN SIH..."

" SABAR..."

"BURUAN"

"IYA..."

Natasya berlari dari dalam rumahnya keluar menuju ke arah Zayyan, dengan menenteng kotak bekal mini di tangannya.

"lama bangat anjing gue ga mau telat gegara lo ya"

kesel cowok itu terhadap Natasya.

"biasanya juga lo telat" bales gadis itu.

"Buruan naik gue tinggalin mampus lo" kecam cowok itu,

" Berani lo, gue laporin bunda biar lo ga di kasi kesini lagi.. mampus" Jawab natasya enteng tau Zayyan tak akan berani melakukan hal itu padanya.

" emang berani?" tantang Zayyan cowok itu bersekedap dada di depan Natasya yang tak kunjung naik ke atas motornya.

"heh...ngeraguin gue lo gue laporin beneran ya?"

"Coba, gue laporin juga lo yang selalu buat gue terlambat kesekolah" Zayyan balik mengancam membuat Natasya terdiam. memang benar gadis itu yang selalu terlambat kesekolah, Natasya wanita yang sangat sulit bangun pagi.

"iya iya..lo mau terlambat karena debat sama gue?"

" lo ga kunjung naik"

"lo yang ngajak ribut pagi pagi"

"Kapan?"

"Tadi ya lo Teriak teriak"

"ga" bales Zayyan enteng membuat Natasya geram.

"ada ya tadi"

"ga kok"

"Zayyan..."

"Natasya..."

ada aja tingkah absrut mereka berdua yang suka sekali berdebat padahal waktu sekolah tinggal beberapa menit lagi sebelum jam pelajaran masuk. Namun perdebatan keduanya tak kunjung berhenti.

Hingga kini mereka sampai di depan SMA SANTA yang gerbang sekolah itu sudah tertutup rapat.

"tu kan gara gara lo ni, di bangunin kaya orang mati aja"

"ga ya buktinya gue bangun juga" elak Natasya, tak mau di salahkan.

"iya bangun pas matahari udah hampir tenggelam lagi"

"ga kok"

"ngeles lagi"

Natasya nampak bodo amat. cewek itu memutar bola matanya ke sembarang arah agar tak bersitatap dengan Zayyan yang melotot ke arahnya.

"lewat belakang" titah cowok itu dingin, lalu berlalu melewati Natasya begitu saja membuat cewek itu menghentak hentakan kakinya ke tanah.

"ZAYYAN ANJING..."

***

(( SELAMAT MEMBACA.....))

SEE YOU..