“15 menit, lakukan semuanya untuk membuatmu hamil dalam kurun waktu itu! Saya tidak menerima waktu lebih dari itu”
Layla Anabella, wanita yang diselingkuhi oleh suaminya itu memilih menjadi ibu pengganti pasangan kaya raya yang tidak bisa punya anak karena sang istri mandul untuk membayar biaya pengobatan ibunya.
Namun, sang istri risih dengan keberadaan Layla dan menjebaknya sehingga Layla diusir karena melanggar perjanjian tanpa tahu kalau dirinya sudah mengandung benih pria itu.
7 tahun kemudian Layla berniat melamar kerja untuk biaya hidupnya dan putranya namun ternyata bos perusahaanya adalah pria itu.
Apa yang akan terjadi setelahnya? Apakah pria itu tahu kalau dia punya seorang putra yang sangat mirip dengannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon serena fawke, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30
”Berapa yang kamu butuhkan sebulan?”
Layla menoleh ke arah Saka yang sibuk menyetir. Keduanya sedang berada di dalam mobil setelah perjalanan bisnis panjang dan hari ini Saka terpaksa langsung mengajak Layla pulang karena katanya ada pertemuan rutin keluarga besok paginya.
”Maksud Pak Saka uang bulanan saya?”
Krt!
Saka langsung menghentikan mobilnya secara tiba tiba membuat Layla mendelik tajam. ”Ada apa?” tanyanya dengan wajah panik.
”Berhenti memanggilku dengan embel embel Pak, Anabella. Berapa kalisudah kukatakan? Kita tidak seasing itu sekarang.”
Layla terdiam. Saka kembali mengatakan sesuatu yang ambigu seperti ini tanpa memikirkan apa dampaknya bagi Layla.
Sejujurnya, semenjak becerai dari mantan suaminya dulu Layla sudah tidak bisa mempercayai lelaki manapun lagi. Semuanya sama dimatanya. Buktinya, mantan suami Layla dulu sangat baik dan mengatakan seberapa besar dia mencintai Layla.
Tapi buktinya apa?
Sekarang dia berakhir sendiri dan dia meninggalkan Layla untuk menikahi wanita lain.
Lalu apa jaminan Layla dengan Saka? Pria ini sangat jauh bahkan dalam mimpipun Layla tidak bisa membayangkan Saka menjadi miliknya.
Pria ini terlalu sempurna, terlalu tinggi untuk orang seperti dirinya ini. Layla merasa dia cukup tahu diri untuk itu.
”Tapi...bagaimana nanti jika aku keceplosan di depan pegawai lainnya?” tanya Layla, hanya itu yang dia khawatirkan. Sudah cukup dia dicap sebagai wanita penggoda tetapi dia tidak bisa membuat rumor di perusahaan tentang dirinya dan Saka.
Saka menatap dengan tatapan kesal. ”Kau sekretarisku, tidak perlu berinteraksi dengan pegawai lainnya, kau hanya perlu fokus denganku, Anabella.”
Saka baru melajukan mobilnya setelah itu dan Layla hanya bisa menghela napasnya. Saka bukan hanya kaku dan arrogan tetapi juga egois seperti ini.
Namun apa yang bisa Layla katakan? Mana berani dia mengeluh di depan wajah Saka?
”Jadi berapa?” tanya Saka kembali dengan suara beratnya.
Layla berpikir sebentar. Apa maksud pria ini menanyakan berapa uang yang dia perlukan untuk sebulan?
”Aku perlu banyak,” jawab Layla cepat tanpa menatap pria itu. Dia hanya takut Saka menyadari kegugupannya.
”Banyak itu berapa? Aku tidak paham katakan berapa nominalnya.”
Layla kembali menimang nimang. Dia harus mengatakan sebanyak mungkin karena Saka saat ini tidak tahu keberadaan Farrel dia hanya tahu Layla adalah orang yang mata duitan sejak dulu.
”Mungkin 50 juta sebulan atau lebih.”
Saka menoleh saat mendengar itu. Dia menatap Layla dengan intens dari ujung rambut sampai ujung kakinya membuat Layla gugup. Mata pria itu seakan bisa membuatnya terindimidasi secara instan.
”Ada apa? Kenapa melihatku seperti itu?” tanya Layla.
Saka menggeleng heran. ”Tidak. Melihat penampilanmu yang sederhana seperti ini membuatku penasaran kemana uangmu pergi selama ini.”
Deg!
Layla terdiam. Apa dia sudah melakukan kesalahan?
”Kau tidak suka penampilanku?” Layla berusaha membalik keadaan.
Saka menggeleng cepat. ”Bukan itu maksudku. Lihat tas sepaju dan pakaianmu tidak bermerk. Kau juga tidak memakai make up yang berlebihan lalu kemana uangmu, hm? Ibumu sudah sembuh kan?”
Layla mengernyit penasaran. ”Kenapa kau taku ibuku sudah sembuh?”
Sekarang giliran Saka yang terdiam. Tidak mungkin dia mengatakan yang sebenarnya dia menyuruh Johan untuk mengirimkan seluruh identitas dan informasi mengenai Layla. Ditaruh dimana wajah Saka?
”Ah...itu aku hanya menebaknya. Kau sendiri yang kemarin mengatakan memang boros dengan uangkan?” ucap Saka cepat.
Layla hanya bisa mengangguk dengan wajah yang tidak puas dengan jawabannya. ”Keanapa ingin tahu uang bulananku?” tanya Layla.
”Aku akan memberikanmu dua kali lipat setiap bulannya.”
Layla melotot tak percaya. ”Dua kali lipat setiap bulan? T-tapi kenapa? Untuk apa?” pekiknya. Bahkan gajinya hanya hanya sepersepuluh dari itu.
”Apa kau pura pura bodoh atau memang bodoh?” Saka menatap dengan tatapan tajam.
”Untuk apa lagi? Sepertinya gaji dan uang bonus sudah cukup untukku sekarang. Aku tidak perlu mencari uang sampai sebanyak itu,” jawab Layla membuat darah Saka mendidih saking kesalnya.
”Siapa yang tidak suka uang? Bukankah wanita menginginkan banyak uang?” sinis Saka, membuatnya teringat dengan Meira. ”Maksudku mengatakannya setiap kali kita tidur bersama aku akan membayarmu.”
”APA?” pekik Layla. ”Apa kau memaksaku menajadi....menjadi sugar baby? Wanita penghibur?”
Saka terkekeh. ”Iya, tapi hanya untukku saja. Esklusif untukku.”
Layla benar benar tidak habis pikir dengan pria ini. ”Aku ti—
”Dan! Tanpa penolakan.” Ucapan Saka membuat Layla terdiam. “Sejak awal sudah aku katakan, Anabella. Aku adalah suami yang paling dermawan di dunia ini. Aku ingin tidur dengan istriku sendiri tetapi aku bersedia membayarnya kenapa kau terlihat begitu keberatan?”
Layla menghembuskan napasnya kasar. Masih bertanya kenapa keberatan? Pria ini benar benar membuat Layla keheranan.
”Kau tidak perlu bertindak layaknya istriku. Aku hanya perlu untuk tidur agar bisa bekerja dan kau hanya perlu menemaniku tidur.”
Layla menatap dengan mata memincing. ”Apa kau yakin hanya tidur saja?” tanya Layla menekankan kata tidur.
Saka menatap dengan wajah menyeringai. ”Terserahku, aku bisa melakukan apapun.”
”SAKA!” pekik Layla membuat Saka terkekeh.
”Kenapa, hm?” Saka mendekatkan wajahnya ke arah wajah Layla saat mereka berhenti untuk lampu merah. ”Kenapa kau begitu keberatan denganku? Apa jangan jangan kau punya seseorang?”
Layla terdiam. Apa Saka sedang cemburu dan ingin mengetesnya? Apa dia masih mengingat masalah tempo lalu saat melihat Layla bersama mantan suaminya itu?
”Kau masih curiga dengan masalah tempo lalu? Dia benar benar hanya mantan suamiku,” jawab Layla dengan nada pelan. Tatapan Saka sangat tajam seakan berusaha mengulik fakta terdalam yang dia sembunyikan hanya dari tatapan tajam matanya.
”Kau tau, aku tidak pernah percaya perkataan siapapun.” Saka berucap sambil menancap gasnya. ”Aku akan menyiapkan kontrak untukmu besok tentang kesepakatan hubungan kita sehinga kau tidak bisa kabur sembarangan.”
Layla benar benar lelah dengan pria ini. Kontrak lagi? Apa semua bisa diselesaikan dengan kontrak? Sungguh pria berhati dingin.
Tidak ada gunanya juga Layla menolak. Saka pasti bisa mengancamnya dengan semua koneksi dan kekuasaannya itu. Disisi lain, menyinggung Saka bisa membuatnya dalam masalah.
Lama hening. Layla berusaha melihat keluar jendela. Rintik hujan perlahan turun membasahi kaca jendela, hingga tidak sadar rasa ngantuk mulai menyerangnya.
Di tengah tengah itu samar samar Layla mendengar Saka berucap, ”Dimana rumahmu? Aku akan mengantarmu sekalian.”
Seluruh kesadarannya langsung kembali dan Layla bangun dengan cepat. ”Tidak perlu! Aku bisa pulang sendiri.”