NovelToon NovelToon
Dear, Gavin

Dear, Gavin

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Teen School/College / Romansa
Popularitas:5.9M
Nilai: 4.6
Nama Author: Mae_jer

Yaya_ gadis ceria dengan sejuta rahasia.

Ia selalu mengejar Gavin di sekolah,
tapi Gavin sangat dingin padanya.

Semua orang di sekolah mengenalnya sebagai gadis tidak tahu malu yang terus mengemis-ngemis cinta pada Gavin. Namun mereka tidak tahu kalau sebenarnya itu hanya topengnya untuk menutupi segala kepahitan dalam hidupnya.

Ketika dokter Laska memvonisnya kanker otak, semuanya memburuk.

Apakah Yaya akan terus bertahan hidup dengan semua masalah yang ia hadapi?

Bagaimana kalau Gavin ternyata
menyukainya juga tapi terlambat mengatakannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5

Yaya sudah mencari di semua area kelas sepuluh tapi tidak menemukan cowok yang ditabraknya tadi. Entah tuh cowok kelas berapa. Ia belum pernah lihat sebelumnya.

"Apa tuh cowok kakak kelas?" gumamnya pada diri sendiri. Ia lalu mutusin pergi ke area kelas sebelas untuk mencari. Mudah-mudahan saja tuh cowok beneran kelas sebelas dan mereka bisa ketemu supaya ia bisa bayar utangnya. Dia nggak mau terus-terusan dihantui oleh ancaman cowok itu yang akan membuat giginya rontok semua. Hihhh, ia merinding tiap kali teringat ancaman cowok itu. Dari tampangnya, tuh cowok memang nggak terlihat main-main dengan ancamannya.

Hampir semua kelas sudah ditelusuri Yaya satu persatu tapi cowok yang di carinya belum ketemu-ketemu juga. Ia mulai capek. Sudah begitu banyak banget lagi kakak kelas yang menatapnya dengan wajah garang. Apa karena ia masuk area mereka? atau mereka tidak suka sama dia juga? Gadis itu mengangkat bahu tidak peduli. Buat apa peduli? Nggak penting juga.

Kakinya lalu berhenti didepan sebuah kelas paling ujung lorong di area kelas sebelas. Matanya menatap ke dalam kelas dan akhirnya menemukan cowok yang dicari-carinya itu tengah duduk bersama teman-temannya di pojok kelas. Gadis itu bernafas lega. Mimpi buruknya akan segera hilang. Hutangnya akan segera ia lunasi. Setelah itu dia tidak akan berurusan dengan cowok itu lagi. Gadis itu mengangguk kuat dan bersiap-siap masuk ke dalam ruang kelas tersebut.

"Heh, ngapain di sini? Lo anak kelas sepuluh kan?" sembur salah satu siswi kelas itu. Wajahnya sangar. Rambutnya di jambul tinggi-tinggi. Karena suara kerasnya Yaya malah menjadi perhatian semua penghuni kelas itu. Gadis itu menelan ludah. Ia bukan penakut sama gertakan-gertakan begitu, tapi karena semua penghuni kelas kini menatapnya dengan tatapan mengintimidasi itu, nyalinya jadi sedikit ciut. Kayaknya dia sudah salah masuk kelas. Orang-orang di kelas itu semuanya terlihat garang di matanya.

"A... aku m... mau nemuin ka... kakak yang itu." ucapnya terbata-bata, terlihat takut. Ia belum pernah menghadapi dan berdebat dengan kakak kelas soalnya. Orang yang biasa berdebat dengannya rata-rata adalah teman sekelas yang tidak menyukainya, atau teman seangkatan yang membencinya. Kalau kakak kelas beda cerita. Ia tidak mau cari gara-gara dengan mereka. Yaya bisa lihat beberapa penghuni kelas itu menertawainya.

Gadis itu menatap lurus ke bangku paling pojok lagi. Matanya bertemu dengan mata hitam pekat milik cowok yang tadi ditabraknya. Cowok itu juga sedang menatapnya tajam.

"Sav, lo kenal nih cewek? Nyari lo katanya." seru cewek yang rambutnya dijambul tinggi itu. Nadanya sudah tidak sekasar tadi.

Sava dan teman-temannya yang sejak tadi sibuk ngobrol menghentikan obrolan mereka karena suara menggelegar Nindy yang terdengar di seluruh kelas. Pandangan mereka sama-sama berhenti ke satu titik. Seorang gadis mungil, berkulit putih bersih dengan wajah manis berdiri didepan pintu kelas mereka. Raut wajahnya terlihat takut-takut.

Savaro mengernyit. Ia ingat wajah itu. Dia adalah gadis yang tadi pagi menabraknya dan merusak buku yang dipinjamnya dari perpustakaan.

"A...aku m...mau nemuin ka... kakak yang itu."

Mata Savaro bertemu dengan mata gadis itu. Jelas sekali gadis itu terlihat takut saat menjawab Nindy dengan sebelah tangannya terangkat menunjuk ke arahnya. Entah kenapa Savaro seperti merasa tergerak menghampirinya karena nada ketakutannya. Kasian juga, menurutnya. Padahal biasanya ia tak akan peduli dan jangan harap menghampiri kalau-kalau ada siswi perempuan yang mencarinya. Bukan baru sekali dua kali ada adek kelas atau teman seangkatan atau kakak kelas yang berjenis kelamin perempuan datang mencarinya seperti ini. Kebanyakan dari mereka menembaknya. Tapi entah kenapa pria itu merasa cewek yang datang sekarang bukan datang karena alasan yang sama.

"Wuihh manis banget tuh cewek." ujar salah satu sahabat cowok itu. Matanya berbinar-binar melihat Yaya yang berdiri di depan.

"Kayaknya mau nembak lu deh Sav."

Teman-temannya mulai bersiul-siul menggoda.

Savaro tak mempedulikan perkataan teman-temannya. Kakinya melangkah cepat kedepan, berhenti didepan cewek yang ia tidak tahu siapa namanya itu.

Pandangannya naik turun mengamati gaya gadis itu yang terlihat berantakan. Rambutnya acak-acakan, seragamnya apalagi dan wajahnya terlihat kusam karena keringat sekalipun semua itu tidak mampu menutupi kecantikan alami gadis itu. Sudut bibir pria itu terangkat. Ia menyeringai.

"Ikut gue."

Katanya dengan nada memerintah. Mau tidak mau Yaya mengekorinya dari belakang. Kan ia memang perlu sama cowok itu. Buat bayar hutang.

Savaro membawa Yaya ke atap sekolah. Menurutnya itu adalah tempat yang lumayan sepi buat ngobrol berdua.

"Lo nyari gue?" tanya Savaro. 

Tatapannya lurus ke Yaya sambil melipat tangannya di dada, menunjukkan keangkuhan dan tatapan mengintimidasinya.

"Mm." cewek itu mengangguk mengiyakan.

"Ngapain?" tanya cowok itu lagi tak ada lembut-lembutnya, bahkan terkesan kasar. Astaga... kok bisa sih seorang Yaya ngalamin kesialan ini.

Gadis itu kemudian mengeluarkan uang dua ratus ribu yang dipinjamnya dari Bintang dan disodorkan kedepan cowok itu.

"Nih u... uang buat b..bayar utang buku yang a... aku rusakin tadi."

ucapnya masih terbata. Pandangan Savaro turun ke uang di tangan Yaya lalu kembali menatap cewek itu dalam-dalam sebelum melemparkan senyum sinisnya. Menurutnya gadis itu cuma mau cari alasan saja buat dapat perhatiannya.

"Lo yakin nyari gue buat bayar utang?" matanya menyipit menatap Yaya.

"Bukannya lo sengaja nabrakin diri lo ke gue buat nyari perhatian? Darimana lo tahu gue kelas sebelas dan kelas gue di mana?"

Savaro sungguh tidak suka dengan semua kaum perempuan yang penuh kepura-puraan dimatanya. Cewek didepannya ini pun sama. Ia belum tahu memang niatnya apa, tapi kecurigaannya tetap sama. Bisa saja kan nih cewek cuma pura-pura polos didepannya. Bukannya kepedean, tapi karena terlalu banyak cewek yang mencoba deketin dia dengan cara begitu, ia jadi tidak percaya lagi.

1
Nic
para readers ikutan gila, senyum senyum sendiri
Nic
Gavin mode cogil
echa purin
/Good//Good/
maria handayani
/Silent/
As Ri
Luar biasa
Alinanggana
salah faham lagi duit2 lagi
Wahyuni Wahyuni
banyak kali iklan sekarang
Anna Zoey
Thoor, aku nangis dari tadi 😭😭😭
Anonymous
Biasa
Anonymous
Buruk
Ros Ani
/Sob//Sob//Sob//Sob/
Meriam Tehupelasury
Luar biasa
Nic
aaaaaaaa greget ey
Nic
gantelman sekali kak sava
Nic: kalau di sambung " kasava = casava" singkong dong
total 1 replies
Nic
wkwkw sebegitu gregetnya dokter laska loh, sampe disembunyikan si yaya
Nic
nah loh?
Venny Merliana
ada 2org yg deket sma Yaya. si Savaro sma dokter Laksa...klo bukan Savaro berarti dokter Laksa dan bisa jadi Yaya sndiri
Venny Merliana
cuma Savaro yg care sma Yaya bener2 tulus..bahkan kluarga juga org yg di sukai nya simpati saat tau Yaya sakit,sedih 😭😭
Venny Merliana
bintang bintang..saat genting lagi sedih eh malah ngelawak pake bisa gantung diri lah si Gavin..😅😅
Venny Merliana
Hua Hua 😭😭😭😭😭😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!