Saksikan perjalanan seorang gadis yang tidak menyadari apa yang telah disiapkan takdir untuknya. Seorang gadis yang berjuang untuk memahami konsep cinta sampai dia bertemu 'dia', seorang laki-laki yang membimbingnya menuju jalan yang lebih cerah dalam hidup. Yuk rasakan suka duka perjalanan hidup gadis ini di setiap chapternya.
Happy Reading 🌷
Jangan lupa likenyaa💐💐💐
Semoga kalian betah sampai akhir kisah Alsha🌷 Aamiin.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Febby Eliyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14. Secercah Cahaya
...Assalamualaikum guys!! Sebelum baca, bantu support yaa dengan follow, Like dan komen di setiap paragraf nya!! Karena support kalian sangat berarti bagiku💐Makasiiii!🌷...
...••••...
...🌷Happy Reading 🌷...
...•...
...•...
...•...
...Apa-apa yang ditakdirkan kepada kita pasti akan terjadi, dan yang nggak ditakdirkan, nggak akan terjadi. Kita nggak tau masa depan mana yang terbaik untuk kita, dan terkadang apa yang terjadi kepada kita itulah yang terbaik. Dan dari sinilah awal aku bisa memahami apa maksud Tuhan merencanakan ini semua....
...°°°°°°...
Aku sedang berjalan sendirian menuju pintu keluar Mini market. Hari ini, Aline tidak bisa menemaniku belanja bulanan, karena dia sedang tidak enak badan, terpaksa aku harus berangkat sendirian. Tidak masalah, kasian sahabatku itu, tadi pagi dia tiba-tiba demam tinggi, dan pada akhirnya orang tuanya datang menjemput Aline, untuk membawanya pulang. Dia tidak akan masuk sekolah untuk beberapa hari ini, surat izinnya sudah ada di aku, besok Senin aku yang akan memberikannya pada Bu Sri, walikelas kami.
Aku menatap keluar Mini market itu, ternyata di hari libur ini sudah banyak yang memulai aktivitasnya, padahal masih jam 8 pagi. Biasanya kalo hari libur kan magernya meningkat, malas keluar rumah, mending merebahkan diri sambil scroll sosmed. Eh? Ternyata enggak juga, banyak yang sudah berangkat kerja, beberapa juga terlihat anak-anak remaja seumuran ku sedang jogging, mereka asik mengobrol dengan temannya, ada juga yang sendirian dengan earphone melekat di telinganya. Ternyata cuma aku ya yang mager kalau di hari libur gini.
Karena daritadi sudah mengelilingi mini market ini untuk belanja bulanan, entah kenapa kakiku melangkah ke kursi kosong yang ada di luar. Sepertinya aku harus istirahat bentar, menghela napas panjang, sambil melihat orang-orang lewat di jalan raya. Aku duduk disana sambil mengeluarkan buku yang selalu aku bawa di tas kecilku. Saatnya membaca buku. Entah kenapa Aku suka suasana seperti ini, ramai tapi aku ngerasa sendiri.
Tanganku lihai membolak-balikkan lembaran buku yang aku pegang, mataku tetap tertuju pada kalimat-kalimat yang tertulis disana.
Setelah beberapa menit, aku menutup buku itu. Entahlah, setiap mau baca buku ini aku butuh waktu untuk memahami apa maksudnya, kenapa Keenan begitu ingin sekali aku membaca buku pemberiannya ini. Aku beranjak dari kursi, terlihat orang-orang semakin ramai disini. Ketika aku hendak melangkahkan kakiku, melanjutkan perjalanan pulang, perhatianku tertuju pada satu sosok perempuan yang sedang membawa banyak barang belanjaan, sepertinya sedikit kesusahan.
"Permisi Bu, saya bantu ya Bu." sebelum dijawab oleh ibu itu, tanganku sudah membawakan tas belanjaannya.
Ibu itu menoleh, pakaiannya tertutup sekali, membuat yang memandangnya merasa tentram, dengan kerudung panjang berwarna coksu semakin membuat wajah awet mudanya terpancar, ibu ini.. cantik sekali.
"Eh? Assalamu'alaikum anak cantik, makasih banyak bantuannya ya." lalu senyuman manisnya terbit setelah aku mengangguk sopan menjawab salamnya.
"Disini saja, anak ibu bentar lagi datang kok. Dia lagi isi bensin katanya di POM." sambil tersenyum ibu itu mengajakku duduk, di tempat tadi aku duduk.
"Nama kamu siapa, anak manis?" tangan ibu itu mengelus kepalaku, entah kenapa ini pertama kalinya aku bertemu dengan sosok 'ibu' yang lembut. Beruntung sekali yang jadi anaknya ibu ini.
Aku tersenyum, "Alsha Bu. Alshameyzea Afsheena."
"MasyaAllah Tabarakallah, namanya cantik seperti orangnya." respon ibu itu membuatku merasa tenang, entah kenapa baru pertama kali ini aku dibilang cantik tapi merasa bahagia. "Rumah kamu dimana nak?" tanya ibu lagi, menjeda rasa kagumku
"E-eh deket sini kok Bu, 900 meter dari jarak SMA Cendana." jawabku
Mini market yang saat ini aku kunjungi dekat sekali dengan sekolahku, otomatis jaraknya juga dekat dengan rumahku, jadi aku tadi pagi jalan kaki. Itung-itung olahraga.
"Oh, deket ya.. sekolah dimana?" tanya ibu itu dengan ramah
"Di SMA Cendana Bu." jawabku lagi dengan senang hati
"Loh? Kamu sekolah di sana juga? Kelas berapa? Soalnya Ibu punya anak yang sekolah disana juga.
"Kelas XI Bu."
"Tuh kan, seumuran sama anak ibu dong." Ibu ini semakin antusias mewawancarai ku
"Anak ibu namanya siapa?" aku penasaran, pasti anaknya juga ramah, baik hati, kalo anaknya cewek pasti juga cantik kayak ibunya, kalo cowok..
"Assalamu'alaikum, maaf ya bund, Shaka baru datang" Ucap seseorang yg tiba-tiba sudah berada di dekat kami, Suaranya sangat familiar di telingaku. Aku reflek menoleh, menjawab salamnya. Dia tersenyum setelah membuka helm full face-nya, bukan kepadaku, tapi pada ibu disampingku.
Manis juga.
"Eh anak bunda sudah datang, iya gapapa." ucap ibu itu sambil tersenyum setelah cowok aneh itu menyalami tangan ibunya.
"Ini loh anak ibu, yang juga sekolah di SMA Cendana. Kalian sudah kenal belum?" tangan ibu itu dengan bangganya menepuk pundak cowok aneh itu. Dia malah terpaku menatapku.
"Gadis cantik ini katanya juga sekolah di SMA Cendana. Kamu sudah kenal?" ucap ibu itu lagi pada anaknya.
Di sisi lain aku mencoba memasang wajah ramah didepan ibu ini. Masih shock dikit, kenapa harus cowok aneh ini sih, anaknya?
"Iya bund." cowok itu mengangguk ragu, sedikit melengkungkan bibirnya padaku
Aku membalasnya dengan senyum. Entah kenapa atmosfer di sekitarku tiba-tiba berubah.
"Syukur deh kalo kalian sudah saling kenal. Kapan-kapan main kerumah bunda ya, ajak teman cewek kamu gapapa, biar nanti Shaka yang jemput kalian pake mobil" ibu itu tersenyum padaku
Degh
----
"Tunggu" suara cowok itu menghentikan langkahku.
Setelah mengerjakan soal-soal olimpiade, aku hendak beranjak meninggalkan kelas XI IPA 1. Rasanya, seperti mencekam sekali ketika duduk bareng cowok ini. Meskipun di antara kami tidak ada percakapan sedikitpun selama awal duduk sampai waktu olim selesai, tapi tetap saja rasanya ingin cepat-cepat pergi dari tempat ini.
Aku menoleh, apa?
"Duduk!" dia menepuk kursi kosong di sebelahnya
Aku mengerutkan keningku, mau ngapain?
"Gak bisa duduk?"
"Apa sih?" Rasanya kesabaranku selalu ga terkontrol kalo di deket cowo ini.
"Maaf" Ucapnya pelan tapi masih bisa aku dengar.
"Hah?"
"Budeg lo? Gue bilang maaf"
Aku melotot, apa? Budek? Enak aja! Aku bersungut-sungut, hendak pergi. Tapi langkahku tertahan, dia menarik tanganku sampai aku terduduk kembali.
"Lo budeg apa pura-pura gak denger?" tangannya masih menahanku
Tiba-tiba dia mendekatkan wajahnya ke telingaku, "Gue minta maaf karena waktu itu hampir nabrak Lo."
Nabrak? Kapan? Aku mencoba memutar ulang memori ingatanku.
"Oh jadi cowok nyebelin itu ka--" kalimatku terpotong ketika melihat ekspresi di wajahnya semakin menyeramkan ketika mendengar kata 'nyebelin'
"Terserah Lo mau maafin apa gak, gue gak peduli." Lalu dia pergi keluar kelas.
Baru tau ada orang minta maaf tapi nada bicaranya ngegas. Emang dasar cowok aneh!.
--
"Syukur deh kalo kalian sudah saling kenal. Kapan-kapan main kerumah bunda ya, ajak teman cewek kamu gapapa, biar nanti Shaka yang jemput kalian pake mobil"
'Main kerumah cowok aneh itu?' Aku mengkerutkan dahiku. Yang bener aja, sama ibunya bisa langsung akrab sih, tapi kalo sama anaknya--
Tiba-tiba notif WhatsApp masuk, membuat lamunanku buyar. Aku melihat jam, jarumnya menunjukkan angka 9. Sudah malam, waktunya tidur, tapi siapa yang wa malam-malam gini?
Aline: Alshaaaaa!
Kirain siapa.
Alsha: Udah sembuh?
Aline: Udah dongggg!! Tapi aku masih gamau masuk besok Senin, lagi menikmati zona nyaman di rumah
Alsha: Dih
Aline: Alll, tau gaaaaa!
Alsha: Enggak.
Aline: Ihh kebiasaan, aku mau ceritaaa tauuuu!
Alsha: Iyaa, kenapa?
Aline: AKU CHATTINGAN SAMA ARSHAKAAA!!! COGANS NOMOR SATU DI SEKOLAH KITAAA! WOYLAHHH!
Alsha: Oh
Aline: Ihhh Alshaa! Kok Oh doang sihhh
Alsha: emangnya aku harus respon gimana?
Aline: Ikut seneng kek liatt temennya senengggg. Bentarr aku ss-in yaa chattingannya!
Aline:
...
...
Aline:
...
...
Aline:
...
...
Alsha: 🥶
Aline: Tapi aku sukaaaa cowok modelan ginii Alll🥹❤️❤️
Alsha: Udahlah mending kamu istirahat ajaa, fokus sama kesehatan kamu dulu! gak usah dipantengin terus tuh hp!
Aline: Okkayyy boss😎
Aku menghela napas panjang, ada-ada saja kelakuan Aline. Tapi.. aku rindu padanya. Biasanya dia tidur disini, di sebelahku. Aku mengambil selimut, hendak tidur. Urung. Tiba-tiba terbersit dalam pikiranku, Aline dapet darimana nomor hp Arshaka?
Tiba-tiba dia mendekatkan wajahnya ke telingaku, "Gue minta maaf karena waktu itu hampir nabrak Lo."
"Assalamu'alaikum, maaf ya bund, Shaka baru datang" Ucap seseorang yg tiba-tiba sudah berada di dekat kami, Suaranya sangat familiar di telingaku. Aku reflek menoleh, menjawab salamnya. Dia tersenyum setelah membuka helm full face-nya, bukan kepadaku, tapi pada ibu disampingku.
"Syukur deh kalo kalian sudah saling kenal. Kapan-kapan main kerumah bunda ya, ajak teman cewek kamu gapapa, biar nanti Shaka yang jemput kalian pake mobil"
Kenapa aku jadi mikirin dia? Aku menutupi diriku dengan selimut.
Drrrttt! Drrrttt!
Suara getar handphone ku membuatku gagal tidur "Siapa sih malam-malam gini telvon?" aku menggerutu
Eh? Tanganku reflek langsung menggeser ikon hijau itu.
Kenapa belum tidur, hm?
Kan kamu yang bikin aku gak tidur.
Maksudnya?
Eh, maksudnya aku udah mau tidur tapi kamu malah telvon
Oh..Syukur deh
Kok syukur?
Ya.. aku telvon kamu buat nemenin kamu tidur. Tidur gih.
Keenan..
Iya?
Emangnya kamu gak mau tidur juga?
Tidur, nanti..
Kamu lagi diluar?
Engga, dirumah, ini di sampingku ada Apin, dia tidur di pangkuanku.
Oh ya? Mataku langsung berbinar ketika mendengar kabar adik laki-laki nya itu. Udah lama aku tidak tau kabarnya.
Iya, mangkanya aku gak bisa keluar rumah malam ini. Sebenarnya aku ada janji sama anak-anak.
Emangnya kamu gak dimarahin keluar malam-malam? Kayaknya setiap malam kamu keluar deh..
Cie perhatian, sejak kapan? Aku tau dari jawabannya, Keenan berusaha mengalihkan pembicaraan ku
Hm?
Sejak kapan perhatian gitu ke aku? Keenan terkekeh pelan, suara ketawanya..
Ihh apaan sih Keenan.
Kenapa? Gapapa kok, aku malah seneng digituin.
Aku nyaman sama kamu, Sheena.
Beberapa detik hanya suara napas kami yang terdengar.
Sheena? Udah tidur ya?
Eh, belum.
Tidur ya Sheena sayang..
Sheena? ucap Keenan lagi setelah beberapa detik aku diemin
Iya, kamu juga tidur ya. Jangan begadang.
Good night, Sheenaku.
Aku mencoba menutup mataku, sayang? Cowok ini semakin kesana semakin kesini... Aku menaruh handphone yang masih menyala di sampingku, durasi waktu panggilannya terus berjalan hingga aku benar-benar terlelap dalam tidur ku.
---
Jam istirahat dimulai, aku memasukkan buku paket pelajaran ku, lalu mengeluarkan satu buku kesukaanku. Sebenarnya aku ingin sekali baca buku di perpus, tapi karena lagi mager mau turun tangga, jadi aku memutuskan untuk baca buku di kelas aja. Tiba-tiba aku terkejut ketika teman sekelas ku teriak histeris. Padahal aku lagi mendalami tokoh di novel itu.
"Demi apaaa! Cowok ganteng itu ke kelas kita!!
"Ngapain yaa?"
"Ngapelin gue lah!"
"Ngayal Lo!"
"Punya gue ya dia!"
Aku mendongak berusaha cari tau siapa yang mereka maksud. Eh, yang dicari malah berhenti di depan mejaku.
"Nih, dari bunda gue!" Dia menyodorkan sebuah paper bag mini berwarna biru muda.
"Ini apa?"
"Mana gue tau." Dia lalu pergi meninggalkan kelasku.
"Eh, tunggu!" aku mengejarnya, kenapa tiba-tiba ngasih ini ke aku?
Sebelum aku berlari mengejarnya, aku melihat teman sekelas berbisik sambil melihat ke arahku. Aku tau, mereka fans beratnya cowok aneh itu. Mereka pasti tidak suka.
"Bisa berhenti dulu gak sih jalannya!" Nafasku tersengal karena mengejar cowok aneh itu. Tapi dia tidak berhenti sama sekali, heh? Langkahnya cepat banget.
"Heh, cowok aneh! Gak punya telinga ya?" kesalku. Napasku sudah tidak kuat. Aku memilih duduk di bangku koridor depan kelas 1. Tidak peduli dia melanjutkan langkahnya atau tidak. Yang terpenting saat ini, aku butuh air. lirihku. Beberapa menit kemudian, lengang. Aku menunduk sedari tadi, mencoba ngatur napasku. Cowok itu ternyata beneran gak berhenti.
"Ngapain Lo ngejar gue? Nih." Aku mendongak, tangannya menyodorkan sebotol air mineral padaku, entah dia dapat darimana. Tapi serius deh nanya, dia bisa denger suaku? Padahal jarak kita lumayan jauh. Terus air nya dapet darimana?
"Lo sampe kapan mau bikin tangan gue pegel?" ucapnya lagi, aku masih menatapnya tidak percaya. Cowok ini punya rasa empati juga?
"Heh! Lo beneran budeg ya? Buruan ambil botolnya! Rasa kasihan gue gak datang dua kali!" sentak dia
----
"Huft! Badan ku.. kenapa rasanya lelah sekali." keluhku, aku menaruh tas di atas meja, inginku jadikan bantal. Hari ini, jam ketiga dan keempat kosong, tidak ada KBM, kata ketua kelas, guru-guru ada rapat dadakan. Betapa bahagianya teman sekelas ketika mendapat kabar itu tadi, kecuali aku. Aku semalem sudah sudah payah ngerjakan tugas dari Pak Iwan, endingnya malah gak dikumpulkan. Pak Iwannya ikut rapat.
Sebelum aku benar-benar menutup kedua mataku, tiba-tiba aku mendengar suara kursi yang diseret, mendekat ke mejaku, aku sontak bangun, duduk dengan benar.
"Kenapa bangun? Gapapa, tidur aja, aku temenin"
Cowok berbadan kekar itu menyilangkan kedua tangannya di mejaku, sambil tersenyum menatapku tanpa kedip. Keenan aksara dengan wajah tegasnya.
"Keenan.."
"Gapapa Sheena, kamu pasti kelelahan hari ini. Tidur aja, lagian hari ini jamkos kan?" dia tersenyum padaku, entahlah udah berapa kali aku dibuat pusing sama senyum manisnya Keenan.
"PANTES DICARIIN GAK ADA, TERNYATA KETUA KITA LAGI NGEBUCIN GUYS!" teriak Abhi yang baru masuk ke kelas, diikuti Kafka dan Nevan.
"PEPET TERUS!" sahut Nevan
"Yang Jones gak diajak!" ucap Keenan
"Serius kita diginiin, pak ketu?" ucap Abhi sambil mengelus dadanya
"Kita? Lo aja kali." sahut Nevan
Abhi menoleh ke Kafka, "Apa? Gue? Sudah ada dari dulu." ledek Kafka, Nevan dan Aku tertawa, sedangkan Keenan..
"Kamu gak capek ngeliatin aku terus?" tawaku berhenti ketika Keenan terus menatapku sambil senyum
"Kenapa harus capek ngeliat bidadari semanis kamu?"
Hm, mulai. Batinku
Nek? Sheena bertemu dengan seseorang yang tidak asing Dimata, tapi tidak tahu siapa dia sebenarnya.
...BERSAMBUNG...
#alshameyzea
#alsha
#keenan
#aboutme
#fiksiremaja
#arshaka
------
Assalamu'alaikum, Hellow guys!! Bantu support yaa dengan follow, Like ❤️ dan komen di setiap paragraf nya!! Makasiiii!🌷💖
Mari kepoin cerita kami di ig: @_flowvtry
Salam kenal dan selamat membacaa. Semoga betah sampai akhir kisah Alsha! Aamiin.💖
Komen sebanyak-banyaknya yaaa!!!
Eh? Kalian mau kasih saran dan kritikan? Boleh banget!!
Thanks udah mau bacaa bab iniii sampe akhir!!💐
jd pengen baca terus menerus.
ditunggu updatenya kaak