Tamara Lourine Aditama, biasa dipanggil dengan tama, dia seorang gadis yang lemah lembut dan cerdas. walaupun selalu di kucilkan keluarga dan tidak pernah di anggap sebagai anggota keluarga aditama tetapi Tamara selalu menjadi gadis yang ceria.
suatu ketika Tamara di fitnah oleh adik kembarnya Tamariska yang merasa iri dengannya. dia di fitnah dan terusir dari rumahnya, menjadi terluntah-luntah namun karena sikapnya yang baik hati dan suka melakukan kebaikan maka iyapun lantas menuai kebaikan itu dengan di tolong oleh sesilia yang merupakan seorang anak yatim piatu yang pernah di bantu Tamara, Sesilia mengajak Tama untuk tinggal dirumah kontrakannya itu.
bersama temannya seusai pulang sekolah mereka bekerja akan tetapi adiknya masih selalu menganggu dan meneror hidupnya bahkan selalu membuat iya di berhentikan dari pekerjaannya berulang kali.
Mampu kah Tamara menemukan kebahagiaannya ?
mampukah Tamara bertahan untuk menghadapi semuanya ?
yuk, ikuti kisahnya...............
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hulwund, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bingung
"Lo mau kemana Tama? Kenapa nggak jadi ke lapangan? Bukannya Lo ingin ke lapangan untuk melihat gue latihan basket" tanya Alvian ketua dari kumpulan most wanted sekolah.
"Sorry Al, Lo salah sangka, gue kemari bukan untuk ngelihatin lo latihan, tapi gue sedang mencari kedua sahabat gue Nadia dan Diana, katanya mereka akan pergi ke lapangan basket, eh.. ternyata mereka belum datang dan gue akan mencoba cari mereka di tempat lain" seru Tamara tegas
"Ada apaan sih Al? Ngapain juga Lo hampiri cewek udik dan alay kayak gini?" Seru Tamariska sambil bergelanyut di lengan Alvian.
"Sorry, kalau gitu gue permisi dulu ya, mau cari teman-teman gue di tempat lain" ujar Tamara sambil melangkah pergi
"Ehhhh..... Tamariska bukannya kamu dan Tamara itu saudaraankan?" Tanya salah satu teman Alvian
"Ehhhmmmm..... emang siapa yang bilang begitu? Nggak mungkin kan gue punya saudari yang udik dan norak kayak gitu" elak Tamariska
"Oh.... jadi gitu? Gue kirain kamu sama Tamara saudaraan
" kalau bukan saudaraan? terus Tamara itu siapanya Lo? Anaknya siapa?" Seru yang lain penasaran dengan hubungan Tamara dan Tamariska
"Ehhhhm.... Tamara itu....itu anak dari pembantu gue gaes, hehe...hehe iya begitu anak pembantu" ucap Tamariska gugup
"Oh...jadi Tamara itu anak pembantu Lo! Pantas aja gue udah sering sih ngelihat Tamara masuk ke rumah Lo" tambah yang lain
" iya emang dia harus pulang ke rumah Tamariska? Emang dia harus pulang kemana? Kan nyokapnya ngebabu dan tinggal di rumahnya Tamariska.
" udah ah...kalian ini mah bisanya ngegosip doang, bukannya kalian bikin gue semangat malahan makin bikin mood gue hilang aja" Protes Alvian kesal dan berlalu pergi dari lapangan.
"Heii... Alvian tungguin dong, Lo mau pergi kemana sih?" teriak Tamariska manja
Tamariska mengejar sang pujaan hati, dan terus menempeli kemana pun Alvian pergi.
Sepulang sekolah Tamariska memilih untuk segera pulang, ia takut kejadian kemarin terulang lagi, sehingga dia memilih untuk langsung pulang ke rumah. Sampai di rumah ternyata sepi, semua orang tidak ada di rumah, hanya ada Bibi Surti yang sedang membersihkan halaman belakang, Tamara segera berlari menghampiri Bi Surti dan mengangetkannya
"DOR...!!!"
" Eh....kodok...ayam...copot... astaghfirullah non kok kagetin bibi sih! Seru bibi surti terkejut
"Hahahaha.....hahahaha.... Bibi apaan sih, orang di kagetin gitu aja, masa gitu amat latahnya" ucap Tamara sambil tertawa terbahak-bahak
"Senang banget non Tama ngerjain orang latah, awas...entar nular loh"
"Emang latah bisa nular bi?"
"Katanya sih bisa non"
"Ada-ada saja bi, Bi Mama kemana ? Kok Mama nggak ada sih mana rumah sepi banget lagi"
"Nyonya lagi pergi non, kan nyonya udah janjian sama non Tamariska, kalau tuan jangan di tanya lagi non kan jam segini masih di kantor tuan"
"Oh gitu, ya udah aku ke kamar dulu ya bi"
"Iya istirahat dan jangan lupa makan siangnya non, biar makin tambah pintar dan kuat non"
"Apa hubungannya istirahat dan pintar Bi?"
"Ya nggak tau non, tapi pokoknya ada hubungannya deh non, tapi ya udahlah terserah non aja"
Tamara pun lantas pergi meninggalkan bibi yang sedang membersihkan halaman belakang rumah, dia berlari menuju kamarnya dan segera merebahkan diri di kasurnya. Pikiran Tamara melayang jauh entah kemana, dia sedang berpikir bagaimana cara mendapatkan uang untuk biaya kehidupan sehari-harinya.
seharusnya Tamara balas dong kelakuan adik kembarnya