Seorang gadis keturunan Eropa yang berambut sebahu bernama Claudia. Sebagai anak ketua Mafia kejam di bagian eropa, yang tidak memiliki keberuntungan pada kehidupan percintaan serta keluarga kecil nya. Beranjak dewasa dia harus memilih jalan kehidupan yang salah mengikuti jejak ayah nya sebagai mafia, di karenakan orang tua nya bercerai karena seseorang masuk ke dalam kehidupan keluarga nya sebagai Pelakor. Akibat perceraian orang tua nya, dia menjadi gadis yang nakal serta bar bar dan bergabung menjadi mafia. Dia memiliki seorang kekasih yang hanya mencintai diri nya karena n*fsu semata. Waktu terus berjalan membuat dia muak, karena percintaan yang toxic & pengkhianat dari orang terdekat nya. Dia mencoba untuk merubah diri nya jadi lebih baik, agar mendapatkan cinta yang tulus dari pria yang bisa menerima semua kekurangan dan masa lalu buruk nya serta melindungi diri nya. Akan kah ada pria mencintai dan menerima gadis ini dengan tulus? Yuk ikuti setiap bab nya! Happy reading semua 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Widya Pramesti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Alvin Menabrak Sky
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...-------Munculnya Alvin di Restoran---------...
"Alvin!"
"Sejak kapan kamu disini?" tanya Claudia yang terkejut kemunculan Alvin di restoran milik ibunya Zen.
Alvin tidak menanggapi pertanyaan Claudia, dia malah menarik tangan kekasihnya itu dengan kasar.
"Ayo ikut!"
"Beraninya kamu selingkuh!" ucap Alvin dengan nada marah.
"Selingkuh? Aku gak selingkuh, mereka teman kampusku!" timpal Claudia.
Alvin tidak menanggapi ucapannya lagi, tapi dia terus menarik tangan Claudia untuk keluar dari Restoran itu.
Zen yang melihat tangan Claudia di tarik oleh pria bernama Alvin tampak geram dan marah.
Awalnya dia sempat kaget ketiak pria itu adalah Alvin yaitu kekasih Claudia, tapi kali ini dia sangat marah karena perlakuan Alvin begitu kasar terhadap Claudia.
Zen berdiri dari duduknya dan menarik kembali tangan Claudia.
"Beraninya Lo kasar sama Claudia!" ucap Zen.
Alvin melirik ke arah Zen yang kini sudah berhasil menarik tangan Claudia darinya.
"Siapa Lo?"
"Gak usah ikut campur soal hubungan orang!" ucap Alvin yang langsung menarik kerah Zen.
"Aku gak ikut campur!"
"Tapi aku gak suka jika Claudia di perlakukan kasar seperti ini!" ujar Zen mendelikkan matanya.
"Cuih, jangan banyak komentar Lo!"
Bugghhh.....!!!
Sebuah tinjuan melayang ke arah Zen, mengenai bagian bibirnya dan mengeluarkan darah segar di sela-sela bibir.
Disaat Zen lengah akibat tinjuan mengenai dirinya. Alvin menarik tangan Claudia kembali dan menyeretnya secara kasar untuk keluar dari restoran itu.
Semua para pengunjung restoran makanan khas eropa itu pada tercengang melihat aksi kegaduhan dari dua pemuda.
Sky yang baru selesai membayar di kasir, dia tampak heran dengan suara kegaduhan di restoran itu sejenak.
"Maaf, ada apa ini?" tanya Sky kepada para pengunjung restoran lain yang sedang berkerumunan.
"Itu ada pemuda yang habis di tinju oleh orang asing dan menyeret seorang gadis!" tutur salah satu pengunjung restoran.
"Apa?" seru Sky terkejut, ia baru teringat soal Claudia dan Zen yang masih duduk di meja.
Sky yang ingin melihat ke arah bagian menyebabkan kegaduhan itu, tampak kesusahan karena pengunjung ramai menutupi jalannya. Sorot matanya sedikit melihat Zen yang sedang menyeka darah segar di sudut bibirnya.
Sky mencoba menerobos tubuh para pengunjung lain menghalangi jalannya.
"Zen Lo kenapa? Dimana Claudia?" tanya Sky yang kini sudah di hadapannya.
Zen menunjuk ke arah pintu restoran, Sky menyipitkan matanya melihat jika Claudia sedang berusaha memberontak dari seretan pria asing.
"Sh*tt!"
"Siapa Pria itu?" seru Sky.
Zen tidak menanggapi ucapan Sky, tapi dia memilih berlari keluar dari restoran menuju ke arah Claudia yang sedang di seret Alvin.
Sky tampak kebingungan, dia juga mengikuti Zen dari belakang.
Di lain sisi, Alvin terus menyeret Claudia dan ingin di bawa masuk ke dalam sebuah mobil miliknya.
Kali ini Alvin membawa salah satu mobil milik ayah tirinya.
"Lepasin!"
"Lepasin aku Alvin!"
"Kamu mau bawa aku kemana?" ucap Claudia yang ingin memberontak tapi tidak berhasil.
Entah kenapa tubuhnya terasa lemas jika berhadapan dengan Alvin, padahal dirinya memiliki ilmu tentang beladiri dan boxing.
"Kenapa aku bisa selemah ini berhadapan dengan Alvin? Apa karena aku mencintai dirinya dengan tulus, makanya tubuhku tak tega melukai dirinya!" buncah Claudia di dalam hati.
"Diam kamu!" bentak Alvin.
"Kau sudah berani berselingkuh Clau!"
"Apa? Bagaimana mungkin aku selingkuh, tadi itu teman ku!" sahut Claudia.
"Teman? Bagaimana teman bisa berpegangan tangan dan itupun mereka berdua adalah seorang pria!" tukas Alvin dengan nada marah.
"Maksud mu?" tanya Claudia.
Alvin mengeluarkan ponselnya dan memperlihatkan beberapa bukti foto jika Claudia sedang di genggam tangan oleh Sky di foto pertama dan foto kedua ketika mereka sedang duduk bertiga di restoran itu.
"I-ini...., dari mana kamu dapat foto ini Alvin?" tanya Claudia tampak terkejut.
"Tidak perlu tau aku dapat foto ini dari mana, yang penting kau jelas selingkuhi aku!" bentak Alvin dengan nada tinggi.
"Tapi aku gak selingkuh Alvin!" sahut Claudia yang membela dirinya jika dia memang tak pernah berniat selingkuh.
"Ck, apa masih kurang jelas bukti foto tadi Hah?" Alvin makin kesal karena perkataan Claudia yang tak mau jujur.
Dia memperlihatkan satu bukti foto kuat.
"Lihat ini!"
"Bagaimana pria itu bisa menindih mu dan cium pipimu hah?" ucap Alvin menunjukkan sebuah foto Zen yang tak sengaja mencium pipi Claudia saat terjatuh karena kesandung di kelas saat itu.
Claudia melihat itu tampak syok dan tertegun.
"Foto itu hanya kesalahpahaman!"
"Tidak seperti yang kamu duga Alvin!" pungkas Claudia.
"Salah paham apa? Di foto ini sudah jelas?" sahut Alvin.
"Semurah itu harga dirimu Clau?" timpalnya.
"Dengan dua pria sekaligus kamu selingkuhi aku!"
Claudia menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Enggak Alvin, itu semua salah paham!" kata Claudia.
"Terserah kamu!" ucap Alvin yang kembali menyeretnya.
"Pokoknya kamu ikut aku sekarang!"
"ENGGAK!" ucap Claudia berusaha memberontak lagi, tapi tenaga Alvin lebih kuat darinya.
Kini Claudia sudah di bawa masuk ke mobilnya dengan cepat saat Alvin melihat jika ada dua pria yang mau menghampiri mereka.
Alvin buru-buru masuk mobil serta mengunci pintu agar Claudia tidak kabur. Saat dirinya ingin melajukan mobilnya, tiba-tiba Sky lebih duluan berdiri di depan mobil untuk menghadang mereka.
"Waah, sepertinya dua selingkuhan kamu ini sangat menginginkan dirimu ya!" lirih Alvin dengan senyum miring terukir di bibirnya.
Alvin menggeber-geber gas mobilnya seperti sudah mengancang-ancang untuk menabrak Sky yang berdiri di depan mobil dengan kedua tangannya terlentang lebar. Sedangkan Zen menggedor-gedor jendela kaca mobil Alvin dari samping.
"Woy, buka brengs*k!" teriak Zen dengan umpatan.
Claudia yang melihat Alvin dengan raut wajah tak bisa di artikan membuat hatinya merasa resah.
"Alvin, buka!"
"Aku mau pulang!" lirih Claudia dengan suara mewek.
"Diam!" bentak Alvin melirik ke arahnya.
Dalam hitungan detik, Alvin menancap gas tanpa berpikir soal Sky yang ada di depan mobilnya.
Braaakkkkk.....!
Gedebuummm....!
Tanpa punya hati nurani, Alvin menabrak Sky yang mencoba menghadang mobilnya.
Diri Sky terpelanting menabrak kaca depan mobilnya dan terjatuh saat Alvin nge-drifting.
Ssrrreeeeeettttt....!
Bruaaakkkk.....!
Zen sontak terkejut saat melihat mobil Alvin tiba-tiba menancapkan gas secara mendadak dan menabrak tubuh Sky.
"Sky......!" teriak Zen.
Di lain sisi, Claudia menjerit histeris saat melihat tubuh Sky di atas kaca mobil Alvin yang di tabrak dengan sengaja.
"Aaaakkkkhhhhh....., Sky....!"
Sedangkan Alvin tersenyum puas karena telah berhasil mencelakai salah satu selingkuhan Claudia yang ia duga dari tadi.
"Mampus Lo! Berani rebut wanita ku, ya ini akibatnya!" seru Alvin.
"Gila kamu Alvin, kenapa kamu tega menabraknya?" ucap Claudia dengan air mata yang sudah mengalir.
"Kenapa? Dia pantas mendapatkan itu, hanya tersisa satu lagi!" lirih Alvin yang di maksud adalah Zen yang belum dia celakai.
Claudia langsung tau apa maksud perkataan Alvin, ia berusaha mencegah niat kriminal di otak kekasihnya itu.
"Cukup Alvin! Jangan celakai mereka yang tidak bersalah!"
"Ini semua salahku!" pungkas Claudia mencoba menghentikan aksi kekasihnya.
Alvin melirik ke arah Claudia seperti memang sangat membela dua pria itu, dirinya tampak kecewa dan marah.
Alvin mengurung niatnya untuk menabrak Zen juga, ia langsung berpikir untuk mencari niat lain yaitu membawa pergi Claudia menjauh dari Sky dan Zen.
"Oke! Kalau gitu, kamu harus nurut sama aku!"
"Jangan membantah!"
"Atau aku akan mencelakai mereka kembali dan menyebarkan video aksi tak senonoh kita saat itu!" ancam Alvin.
Claudia tertegun, dia menelan saliva nya.
"I-iya, aku tidak akan membantah kamu lagi!"
"A-asal jangan celakai mereka dan tolong jangan sebarkan video itu!" ucap Claudia dengan gugup serta memohon.
"Oke!"
"Sekarang kau harus ikut denganku, kita akan bersenang-senang sayang!" ucap Alvin mengelus rambut Claudia.
Claudia mengangguk kepalanya dengan gugup dan takut serta terpaksa menuruti perkataan kekasihnya.
Di lain sisi, Zen berlari menghampiri Sky yang kini terkapar di tanah dekat parkiran yang disediakan di restoran milik ibunya Zen.
"Sky, Astaga kepalamu berdarah!" lirih Zen yang melihat kondisi Sky memprihatinkan.
Banyak darah segar keluar dari kepala Sky, tapi dirinya masih sadar.
"To-tolong kejar mereka Zen! Claudia pasti dalam bahaya!" kata Sky dengan nada lemas.
"Tapi, kondisi Lo gini harus segera di bawa ke rumah sakit!" seru Zen dengan cemas dan juga khawatir soal Claudia yang di bawa lari oleh Alvin.
"Sudah gapapa Zen, aku masih sanggup. Tolong kejar mereka, nanti aku nyusul!" lirih Sky.
Zen tampak bingung, sebenarnya dia ingin mengejar mereka tapi disaat melihat kondisi Sky yang hampir sekarat ini membuat pikiran isi kepalanya mumet.
"Astaga, nak ada apa ini?" tanya Alexa yang tiba-tiba menghampiri putra nya dan Sky yang sedang terkapar.
Alexa mendengarkan kegaduhan di restorannya membuat dia penasaran.
"Bu, Claudia di bawa lari oleh pria lain yang sepertinya itu kekasihnya bu!"
"Tapi ini Sky sedang sangat butuh pertolongan medis bu, aku harus gimana?" ucap Zen dengan nada sangat cemas.
Alexa mendengarkan perkataan putranya sontak terkejut dan merasa kasian dengan pria muda yang sudah jadi pelanggannya.
"Ya sudah, kamu kejar Claudia saja!"
"Soal Sky, biar Ibu bawa ke rumah sakit!" seru Alexa.
"Baik bu, aku kejar mereka dulu!" lirih Zen lari menuju ke arah motornya dan kini dia melaju kencang mengikuti mobil Alvin yang belum terlalu jauh.
"Nak, ayo kita ke rumah sakit dulu!" ucap Alexa mengajak Sky.
Sky tidak menjawab, tapi Alexa memanggil beberapa karyawan restorannya untuk menggotong tubuh Sky di bawa masuk ke mobil dan segera dibawa ke rumah sakit terdekat.
Di tempat yang sama, di ujung sebrang jalan berhadapan dengan restoran itu. Ada seorang pria yang dari tadi tengah menyaksikan kegaduhan itu. Pria itu adalah Kenzie.
"Hmmm, kasian juga pria itu. Padahal aku berharap Alvin menabrak Zen!" gumam Kenzie.
"Tapi, siapa pria itu ya? Kenapa tadi mereka bisa duduk bertiga!"
"Hmmm, entahlah!"
"Intinya, aku berhasil mengirim beberapa foto ke Alvin menggunakan nomor lain!" seru Kenzie menatap layar ponselnya yang lain.
Ternyata Kenzie lah yang tadi diam-diam memfotoi bertiga dari luar kaca restoran yang tembus pandang.
Saat itu Kenzie tengah ingin makan siang ke restoran itu sendirian. Saat hendak memasuki restoran, dia melihat Claudia sedang tengah duduk bersama dua pria. Salah satu dari mereka adalah Zen yang hanya dia kenal.
Kenzie mengurungkan niatnya untuk memasuki restoran itu, tapi dia memilih memfotoi mereka serta mengirimkan ke Alvin menggunakan nomor lain dari ponsel yang berbeda miliknya. Tak lupa, dia juga mengirimkan foto Zen yang tak sengaja mencium pipi Claudia gara-gara ulahnya juga.
"Hmmm, semoga Claudia dan Alvin cepat putus!" lirih Kenzie.
Tiba-tiba, Kenzie membulatkan matanya karena teringat soal Claudia yang sepertinya ketakutan saat Alvin menyeretnya.
"Sh*tt!"
Kenzie menepuk keras stir mobilnya.
"Kenapa aku baru sadar, sepertinya rencanaku ini bukan berhasil membuat hubungan mereka putus!"
"Tapi malah membuat Claudia dalam bahaya!" buncah Kenzie yang merasa bodoh atas rencananya yang malah membuat malapetaka.
"Hadeh..., aku harus segera ikuti mobil Alvin!"
"Sebelum Claudia dalam bahaya!"
"Aku tau gimana sifat Alvin jika sudah kesetanan karena amarahnya!" lirih Kenzie yang kini malah mulai cemas.
Kenzie melajukan mobilnya dengan cepat menyusuri jalanan sambil mencari dan mengejar mobil Alvin yang sudah tampak jauh.
Sedangkan Zen, dia melaju kencang dan berhasil mengikuti mobil Alvin dari belakang. Ia terus mengikuti mobil itu untuk menyelamatkan Claudia.
"Clau, bertahanlah. Aku akan menyelamatkan mu dari kekasih bejat mu itu!" gumam Zen di balik helmnya yang terus mengikuti mereka.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...----------------...
...bersambung.........
🥰🥰🥰🥰🥰🥰
mampir juga dikarya aku ya jika berkenan/Smile//Pray/
🥰🥰🥰🥰🥰
🥰🥰🥰🥰🥰