Masa lalu Arneta yang begitu kelam, karena diceraikan dalam keadaan hamil anak dari pria lain. Membuat wanita itu memutuskan kembali ke Indonesia dan membesarkan anaknya seorang diri.
Wanita itu ingin mengubah masa lalunya yang penuh dengan dosa, dengan menjadi seorang Ibu yang baik bagi putri kecilnya. Tapi apa jadinya jika mantan pria yang membuatnya hamil itu justru menjadi atasannya di tempat Arneta bekerja?
Akankah pria itu mengetahui jika perbuatan semalam mereka telah membuat hadirnya seorang putri kecil yang begitu cantik? Dan akankah Arneta memberitahu kebenaran tersebut, di saat sang pria telah memiliki seorang istri.
Ini kisah Arneta, lanjutan dari You're Mine.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
"Tentu saja menjaganya," jawab Lio sambil menatap Ivy yang tengah tertidur lelap.
Sementara itu Arneta yang masih terkejut dengan keberadaan Lio, menatap pria itu dengan tajam saat menyadari sesuatu.
"Jangan bilang kalau kau yang sudah menyuruh Yogi membawa putriku?" tanya Arneta yang mulai emosi apalagi saat melihat pria itu diam saja. "Apa yang sudah kau lakukan pada putriku? Kenapa Ivy bisa masuk rumah sakit?"
"Putrimu mendadak terkena alergi padahal aku hanya memberikan ice cream dengan toping almond."
"Apa? Bagaimana bisa kau lakukan itu?" sentak Arneta dengan penuh amarah hingga mendorong Lio dengan kasar. "Kau tahu, Ivy sama sepertimu dia memiliki alergi kacang."
Deg.
Lio terdiam dengan tangan terkepal erat saat mendengar perkataan Arneta yang diluar perkiraannya.
Ya, sebenarnya Lio sudah mendengar penjelasan dari dokter tentang keadaan Ivy. Namun ia berpura-pura tak mengerti jika putri Arneta itu memiliki alergi kacang hanya untuk mendapatkan informasi dari Arneta atas kecurigaannya. Tapi informasi yang didapatkannya lebih dari itu, karena ternyata Arneta mengetahui kalau ia juga memiliki alergi kacang.
Padahal seingatnya yang mengetahui jika ia memiliki alergi kacang hanyalah keluarganya, Anna, dan seorang wanita dari masa lalunya. Jadi tidak mungkin Arneta mengetahui tentang alerginya, apalagi mereka tidak terlalu dekat dan hanya bertemu jika Arneta tengah bersama Bara. Dan tidak mungkin juga Bara memberitahu Arneta, karena adik iparnya itu pun baru mengetahui tentang alerginya setelah menikah dengan Lea.
"Kau brengsek Lio, teganya kau menyakiti putri kecilku!" jerit Arneta sambil memukul-mukul dada bidang pria itu. "Apa salahku padamu? Apa? Sejak dulu kau menyakiti aku tapi aku hanya diam karena mencintaimu. Tapi sekarang aku tidak akan tinggal diam lagi, aku akan membunuhmu jika sampai putriku kenapa-kenapa. Kau dengar? Aku akan membunuhmu!"
Arneta yang emosi terus meluapkan semua beban dihatinya, tanpa menyadari tangan Lio yang semakin mengepal dengan erat.
"Diam bodoh!" Lio membentak dengan menahan tangan Arneta yang terus memukulnya. "Jika kau seperti ini terus, Ivy akan terbangun."
Arneta yang baru tersadar dengan apa yang dilakukannya, langsung terdiam dan segera berjalan menghampiri ranjang putrinya. Sementara Lio memilih pergi dari ruangan tersebut dengan penuh tanda tanya dalam hatinya.
"Tuan, Anda baik-baik saja?" tanya Yogi begitu melihat tuannya keluar dari ruang rawat Ivy.
Lio sendiri hanya terdiam sambil terus melangkah pergi, sampai akhirnya langkahnya terhenti saat mengingat semua perkataan Arneta tadi.
...Kau tahu, Ivy sama sepertimu, dia memiliki alergi kacang...
...Apa salahku padamu? Apa? Sejak dulu kau menyakiti aku tapi aku hanya diam karena mencintaimu....
"Arneta mencintaiku?" gumamnya sambil mengingat semua perkataan Arneta dulu saat wanita itu marah.
...Cukup satu kali kau membuatku menjadi wanita ******, jangan lakukan itu lagi!...
Deg.
Tangannya kini semakin terkepal erat saat menyadari sesuatu.
"Yogi, cepat cari informasi tentang Arneta selengkapnya jangan ada yang terlewat! Terutama tentang asal usulnya."
"Asal usulnya?" tanya Yogi dengan bingung.
"Ya, secara detail!" ucap Lio dengan penuh penekanan di setiap katanya.
"Baik Tuan, tapi bagaimana dengan Nona Ivy?"
Lio menatap ke belakang, tepatnya pada pintu ruang rawat putri Arneta. "Ada Ibunya yang akan menjaganya, dan siapkan orang-orang kita untuk berjaga di sekitar sini!"
"Baik Tuan."
Setelah memberikan perintah pada assisten pribadinya, Lio pun berjalan keluar dari rumah sakit masih dengan tangan terkepal erat.
"Tidak mungkin jika Arneta adalah Amalia," gumamnya dengan tak percaya sambil menatap pada jendela setelah ia masuk ke dalam mobil.
Tatapan matanya menerawang pada masa lalu, masa di mana ia mengenal seorang gadis lugu dengan tampilan cupu bernama Amalia. Gadis dengan wajah terbilang jelek namun sangat patuh, hingga mau melakukan apa saja sampai menyerahkan kegadisannya. Gadis itu juga tidak pernah mengeluh saat ia menjadikannya sebagai teman ranjang ketika ingin menyalurkan hasrat.